UNDULATUS Asperatus adalah awan ke dua setelah Lenticular Clouds (Awan Cantik Di Atas Gunung) yang telah kami sajikan dihadapan kalian. Sama seperti awan sebelumnya, Undulatus Asperatus merupakan salah satu awan yang memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda dengan awan-awan lainnya sehingga mampu menarik perhatian masyarakat dunia.
Undulatus Asperatus yang artinya “Gelombang Gelisah” pernah diajukan oleh Cloud Appreciation Society sebuah organisasi pemerhati awan, ke WMO (World Meteorological Organisation atau Badan Meteorologi Dunia) pada tahun 2009 untuk dimasukkan sebagai salah satu klasifikasi awan yang baru dan berbeda dari awan-awan sebelumnya yang telah ada.
Foto-foto mengenai penampakan awan Undulatus Asperatus ini telah dikirim oleh masyarakat selama bertahun-tahun, namun organisasi Cloud Appreciation Society tidak bisa memasukkan jenis awan ini pada klasifikasi awan yang sudah ada.
Awan Undulatus Asperatus terlihat seperti laut pada hari yang berombak, bergerak layaknya gelombang lautan. Itulah sebabnya organisasi Cloud Appreciation Society mengusulkan awan ini dengan nama Asperatus yang berasal dari bahasa latin, yaitu kata kerja ‘Aspero’, yang artinya ‘untuk membuat kasar’. Istilah ini digunakan oleh penyair Romawi untuk menggambarkan laut yang bergerak kasar dengan angin utara yang dingin.
Tidak lama setelah organisasi Cloud Appreciation Society mengusulkan nama Undulatus Asperatus sebagai jenis awan yang baru, maka bagaikan ‘pesan viral’, berita tersebut menjadi salah satu berita yang cepat tersebar melalui berbagai media.
Berita-berita tersebut muncul di Inggris, Amerika Serikat dan di banyak negara lainnya melalui dunia maya. Berita mengenai usulan awan Undulatus Asperatus ini bahkan dinominasikan sebagai salah satu dari 50 penemuan terbaik di Majalah Time pada tahun 2009.
Segera setelah usulan mengenai awan Undulatus Asperatus disampaikan ke WMO, istilah ini langsung diadopsi oleh cloudspotters di seluruh dunia. Namun organisasi Cloud Appreciation Society masih berpikir bahwa awan yang mereka usulkan sangat tidak mungkin untuk diterima sebagai istilah resmi.
Hal ini karena pada saat sebelumnya, The Royal Society Meteoologi telah memberitahu mereka bahwa awan tersebut akan menjadi resmi jika diakui oleh Organisasi Meteorologi Dunia di Jenewa, yang menerbitkan kitab/buku klasifikasi awan,The International Cloud Atlas.
The Royal Society Meteorology saat ini mendorong masyarakat meteorologi internasional untuk memperbarui peta awan dunia, termasuk memasukkan Asperatus untuk membuatnya resmi. Jika Asperatus diterima, itu akan menjadi klasifikasi awan resmi yang pertama dalam 60 tahun.
Fenomena
Jika kalian sedang liburan ke pegunungan atau melakukan kegiatan hiking di gunung atau bukit, sempat-sempatlah untuk melihat ke atas. Ada apa di atas gunung dan bukit? Ya, disana kalian mungkin akan melihat fenomena langka yang jarang terlihat, yaitu munculnya Lenticular Clouds (Awan Lenticular).
Lenticular Clouds (Altocumulus Lenticularis atau Lenticularis Stand Altocumulus) merupakan sejenis awan yang unik dan hanya biasanya terbentuk disekitar bukit-bukit dan gunung-gunung akibat pergerakan udara di kawasan pegunungan.
Awan ini dinamakan lenticularis yang artinya “berbentuk lensa”, dan biasanya cukup disebut sebagai awan ”Lennies”. Awan Lenticular dapat dibedakan menjadi Altocumulus Standing Lenticularis (ACSL) yang terjadi di dataran rendah, Stratocumulus Standing Lenticularis (SCSL) pada ketinggian tingkat menengah dan Cirrocumulus Standing Lenticularis (CCSL) pada ketinggian yang lebih tinggi dari atmosfer.
Keunikan awan ini adalah karena bentuknya yang menyerupai piring terbang raksasa atau kumpulan kue pancake yang ditumpuk-tumpuk (juga bentuk lainnya yang khas seperti baret raksasa). Awan ini biasanya terlihat berlapis-lapis (dua atau lebih lapisan dalam satu awan).
Piring
Karena bentuknya yang mirip piring terbang, awan ini sering disalah-artikan sebagai UFO oleh sebagian orang. Bahkan menurut BBC, awan ini sering dijadikan sebagai penjelasan/alasan yang paling sering diberikan untuk penampakan UFO oleh orang-orang yang mengaku melihat pesawat alien di seluruh dunia. Bentuk awan ini memiliki pola unik yang terbentuk sesuai dengan kecepatan angin serta bentuk pegunungan atau bukit tempat awan ini berada.
Awan Lenticular mampu bertahan pada posisinya selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Awan Lenticular dapat bertahan pada posisinya dalam waktu yang lama dikarenakan aliran udara yang lembab terus menyuplai ke dalam awan ini sesuai dengan komposisi yang dibutuhkan dalam pembentukkannya.
Proses terbentuknya Lenticular Clouds, yaitu terjadi akibat arus udara yang lembab terdorong ke atas dan melintas melalui puncak gunung atau bukit yang menyebabkan kelembaban, sehingga mengembun dan akhirnya membentuk awan ini.
Awan ini tergolong awan yang penampakannya sangat langka karena mereka memerlukan gunung atau bukit dengan ketinggian yang cukup serta kondisi meteorologi yang tepat. Awan Lenticular umumnya (yang selalu terlihat, jika muncul) pada ketinggian 8.000 hingga 20.000 kaki (2.438 - 6.096 meter).
Jika kalian beruntung, maka kalian akan melihat awan ini di atas pegunungan tempat kalian liburan atau melakukan kegiatan lainnya. Hal yang harus kalian lakukan berikutnya adalah mendokumentasikan pemandangan yang lumayan langka tersebut dan kemudian membagikannya kepada teman-teman kalian. (uqbc/ar)