DI DUNIA hewan, menghasilkan keturunan atau anak tanpa pejantan merupakan hal yang biasa. Istilah populer digunakan untuk menyebut fenomena ini adalah parthenogenesis.
Hewan yang termasuk dalam parthenogenesis, bisa menghasilkan keturunan tanpa bantuan pejantan. Ada banyak hewan yang memiliki kemampuan parthenogenesis, berikut hewan-hewan yang bereproduksi tanpa pejantan dikutip dari laman listverse.com:
1. Hiu Zebra
Hiu, ikan ini selalu menarik untuk dijadikan topik pembicaraan. Sejumlah dunia sudah mulai menunjukkan kekhawatiran mereka tentang populasi hiu yang semakin berkurang.
Hal ini diakibatkan sering dilakukannya perburuan liar hiu. Sirip hiu adalah bagian tubuh yang paling diincar karena katanya, sirip hiu memiliki rasa yang lezat dan mampu memberikan manfaat kesehatan.
Ada banyak spesies hiu di laut, yang menarik untuk dibahas adalah Hiu Zebra. Spesies ini sangat unik karena mereka bisa berkembang biak dengan cara aseksual.
Sudah lama para ilmuwan menaruh rasa penasaran terhadap jenis hiu ini. Hiu Zebra yang kebanyakan betina, bisa bereproduksi tanpa berhubungan dengan hiu jantan.
2. Kalkun
Daging buruk kalkun sangatlah enak. Oleh karena itu, pada hari Thanksgiving, orang-orang di Eropa memasak daging kalkun dan menjadikannya hidangan utama.
Sering dijadikan makanan, tidak banyak orang yang tahu bahwa burung kalkun termasuk dalam hewan yang bisa bereproduksi tanpa pejantan.
Burung kalkun ini sangat spesial. Mereka sanggup bereproduksi secara aseksual. Meski mereka ditempatkan di kandang yang berisikan jantan, sang betina justru malah lebih sering bertelur dibandingkan mereka yang sengaja dipisahkan dari jantan.
Di alam liar, hal ini memang jarang terjadi, tapi ada beberapa populasi yang memang berkembang biak secara parthenogenesis.
3. Komodo
Komodo adalah spesies kadal terbesar yang ada di dunia, ditemukan di pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur. Oleh peneliti, komodo dianggap sebagai reptil jaman dahulu yang seharusnya sudah punah dari muka bumi.
Mereka bisa tumbuh sampai tiga meter dan berat mencapai 70 kg. Mereka sangat kuat, bisa memangsa binatang besar seperti babi dan rusa. Bahkan mereka bisa saja memangsa manusia bila mau.
Dilengkapi dengan gigitan mereka yang beracun, komodo membuat dunia syok pada tahun 2005. Pada tahun itu, untuk pertama kalinya diketahui bahwa komodo termasuk hewan parthenogenesis.
Mereka bisa berkembang biak tanpa harus kawin. Hal ini terjadi ketika salah satu koleksi komodo yang ada di kebun binatang London mampu bertelur tanpa adanya kontak dengan komodo jantan.
4. New Mexico Whiptail
Sejumlah hewan invertebrata atau hewan tak bertulang belakang memang banyak yang diketahui bisa bereproduksi dengan cara parthenogenesis, tapi tidak dengan hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang.
Adalah hal yang langka apabila hewan vertebrata bisa berkembang biak secara aseksual, seperti yang terjadi pada Kadal New Mexico Whiptail. Faktatentang Kadal New Mexico Whiptail adalah, semua kadal tersebut adalah betina, tidak ada yang jantan. Pernah dilakukan kawin silang antara Striped Whiptail dengan Western Whiptail.
Sayang, kadal jantan yang dihasilkan tidaklah dalam kondisi sehat. Ketiadaan kadal jantan tidak membuat populasi Kadal New Mexico Whiptail punah. Kadal betina masih bisa bertelur maksimal empat. Tentu, yang menetas adalah kadal betina juga.
5. Cacing pipih
Ada banyak jenis cacing pipih yang ada di dunia. Cacing pipih Schmidtea polychroa adalah salah satu jenis cacing pipih yang kini sedang diamati dengan seksama oleh para peneliti.
Schimidtea polychroa adalah satu dari sekian banyak spesies cacing pipih yang mampu berkembang biak secara parthenogenesis.
Perlu kalian ketahui, cacing pipih adalah hewan yang hermaprodit atau hewan berkelamin ganda. Meski demikian, mereka mampu memproduksi telur secara polipliod dan parthenogenesis. Dan yang mengejutkan adalah, cacing pipih bisa menghasilkan sperma haploid. Para peneliti menemukan bahwa baru 12% populasi cacing pipih yang bisa bereproduksi secara parthenogenesis.
6. Laba-Laba Goblin
Laba-laba, hewan berkaki delapan ini memang menakutkan. Mungkin di antara Anda ada yang menderita arachnophobia atau fobia dengan laba-laba.
Tak perlu khawatir, karena ada banyak orang di dunia yang memang fobia dengan laba-laba. Jika menurut kalian laba-laba saja sudah menakutkan, ada satu kabar buruk lagi yang bisa membuat kalian tambah takut. Laba-laba bisa berkembang biak secara aseksual.
Untungnya, tidak semua laba-laba itu aseksual. Ada satu spesies laba-laba yang diketahui mampu berkembang biak secara aseksual, laba-laba tersebut adalah Oonopidae atau Laba-laba Goblin.
Laba-lba Goblin ukurannya sangat kecil, hanya 1 sampai 3 mm. Aslinya ditemukan di Iran lalu menyebar luas di Eropa. Saat ini tidak pernah ditemukan Laba-laba Goblin betina, ini membuat para ilmuwan berasumsi bahwa laba-laba ini berkembang biak secara parthenogenesis.
7. Lebah madu Cape
Tercatat, ada sebanyak 20.000 spesies lebah madu yang tersebar di beberapa negara di dunia. Mayoritas lebah madu ini bereproduksi secara normal dimana lebah jantan kawin dengan lebah betina.
Tapi, ada satu spesies lebah madu yang mampu berkembang biak tanpa membutuhkan peran lebah jantan.
Lebah madu Cape atau Cape Honeybee adalah satu-satunya spesies lebah madu yang diketahui bereproduksi tanpa bantuan lebah jantan atau istilahnya parthenogenesis.
Lebah madu Cape merupakan lebah yang banyak ditemukan di Afrika Selatan, mereka bereproduksi dengan teknik yang dinamakan thelytoki. Lebah tetap bisa menghasilkan telur tanpa adanya pembuahan oleh lebah jantan. Ketika telur menetas, semua lebah yang keluar adalah betina.
8. Kalajengking Walnut Gulch
Hewan lain juga yang mampu berkembang biak dengan cara aseksual adalah kalajengking. Tidak semua kalajengking bisa melakukannya, namun jenis tertentu seperti Walnut Gulch dipastikan bisa berkembang biak dengan cara aseksual.
Mereka bisa meneruskan keturunannya tanpa harus ada kontak dengan lawan jenis. Walnut Gulch adalah kalajengking yang banyak ditemykan di Selatan Arizona. Mereka memiliki ciri-ciri tubuh kemerahan-coklat dari bagian kepala sampai perut.
Sebuah jurnal Euscorpuis mengatakan bawah terdapat 187 spesimen kalajengking dalam keluarga Vaejovidae yang mayoritas betina. Diteliti, kalajengking memiliki bakteri yang disebut Wolbachia yang bisa menjadi pemicu feminisasi di keluarga arthropoda.
9. Kutu Air
Kutu termasuk hewan parasit yang keberadaannya hanya membawa masalah bagi manusia dan hewan. Salah satu jenis kutu, yakni kutu air, diketahui termasuk hewan yang berkembang biak dengan cara parthenogenesis. Kutu air ini menjadi krustasea pertama yang berkembang dengan cara aseksual.
Ketika kutu air berhasil bertemu dengan lawan jenisnya, mereka bisa melakukan hubungan seksual dan menghasilkan telur. Bila tidak, kutu air betina bisa tetap bertelur tanpa melewati hubungan seksual dengan kutu air jantan. Hanya saja, telur yang dihasilkan oleh kutu air yang parthenogenesis akan melahirkan kutu air betina juga. (listvc/es)
Hiu Zebra
Komodo