ADA orang mengatakan pemandangan Danau Toba dengan Pulau Samosirnya sangat indah kalau dilihat dari “sini”, ada yang bilang dari “sana” mereka menunjuk tempat-tempat strategis untuk mengambil foto memandang Danau Toba dan Pulau Samosir dari dekat dan dari jauh. Berbeda dengan penulis. Kalau penulis mengatakan semua sudut, di manapun kita berada memandang kedua tempat ini Danau Toba dan Samosir semuanya indah, kalau ada yang mengatakan Danau Toba itu tidak indah kita boleh mengkhawatirkan kualitas mata orang tersebut.
Ada juga yang mengatakan Samosir itu bukan pulau yah silakan saja. Danau ini mempunyai ukuran panjang 100 km dan lebar 30 km. dengan kedalaman hingga 505 meter (wikipedia). Dengan luasan yang sedemikian maka banyak tempat-tempat indah. Tetapi sayang, tempat yang begitu indah dan mempesona tidak dibarengi dengan kekuatan mental penduduknya yang tidak menjaga kualitas air danau dan juga daratannya. Masih ada kapal yang membuang oli ke danau dan masih banyak penduduk membuang sampah sembarangan sehingga pulau ini terkesan kurang asri.
Danau yang indah ini sudah cukup terpromosi secara global tetapi ada objek-objek yang luput dari promosi sehingga tidak banyak wisatawan yang mengetahui objek yang konon tersembunyi ini. Kalau kita hanya mengunjungi Tomok, Tutuk dan Simanindo maka pengunjung perlu mengunjungi tempat lain demi melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang di anugerahkan pada Tanah Batak ini.
Air Terjun Binangalom
Salah satu yang cukup indah adalah rute menuju Air Terjun Binangalom. Pada rute ini pengunjung bisa menikmati indahnya air danau dan bebukitan yang sangat spektakuler. Bukit-bukit berwarna hijau dan kecoklatan mengiringi perjalanan menuju air terjun. Menurut penulis, memang tujuan utama ingin melihat air terjun, tetapi sebelum sampai ke air terjun pemandangan yang indah dan air yang tenang membuat kita sangat bahagia. Sampai-sampai seorang teman berkata, “Wah... kita ini seperti raja disuguhi pemandangan yang sangat indah seperti ini.”
Sebagian peserta tour bersorak sorai bergembira di atas kapal charteran ini, sementara sebagian duduk termenung di lantai dua kapal sambil memotret dan menikmati indahnya pebukitan. Menurut salah seorang pemandu, ada desa yang bernama “Sigapiton” desa ini cukup unik karena seolah terjepit pada dua bukit, kami mendapat kesempatan untuk melihat desa ini dari atas kapal. Penduduknya sedikit dan desanya jauh dari keramaian sepertinya sangat damai. Kami memandang dari kejauhan sambil berdecak kagum akan tenangnya desa ini, sementara orang kota tidak pernah lepas dari keriuhan mall dan pasar swalayan yang ada di setiap sudut. Perbedaan yang kontras.
Berdasarkan google map, Air Terjun Binangalom atau sering juga disebut Air Terjun Situmurun terletak di Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir. Pada saat penulis berkunjung, sedang berlangsung pekerjaan penataan kawasan yang berdekatan dengan air terjun ini.
Dari pengamatan sekilas kelihatan pekerjaan yang dilakukan tidak melibatkan ahli di bidang pariwisata atau konsultan pariwisata karena bangunan tidak menarik dan nilai estetikanya rendah sekali. Sekedar saran, kalau ingin membangun fasilitas untuk kegiatan pariwisata sebaiknya ada konsultan agar bangunan tidak mubajir dan punya nilai estika sehingga dapat digunakan oleh wisatawan dengan nyaman.
Tidak dapat dipungkiri, objek wisata identik dengan keindahan, kalau lingkungannya kurang indah maka berefek pada objek utama. Hal-hal seperti ini yang harus dirancang oleh para designer bangunan yang berdekatan dengan tempat wisata. Julukan Monaco of asia yang dipikul Samosir dan sekitarnya seharusnya memacu setiap stakeholder untuk membenahi daerah ini secara profesional.
Beberapa tahun lalu kapal dengan rute air terjun ini tersedia setiap weekend, tetapi seiring berjalannya waktu dan kunjungan ke Danau Toba juga makin sepi maka jadwal rute ke Binangalom tidak ada lagi. Bagi wisatawan yang ingin ke air terjun ini harus mencarter kapal. Kapal bisa disewa dengan harga Rp1,7 juta (bisa nego). Air terjun ini dapat ditempuh dari Parapat (Ajibata, Pantai Bebas atau Tigaraja) dengan waktu tempuh sekitar satu jam tiga puluh menit sekali jalan, sehingga pergi dan pulang memakan waktu tiga jam.
Informasi di beberapa artikel yang kami search melalui google mengatakan hanya membutuhkan waktu 15 menit dari Parapat ke Binangalom rasanya tidak mungkin karena kami telah melakukan perjalanan ini dan melihat waktu tempuh. Perjalanan sebaiknya dilakukan sekitar jam 11 siang supaya kembali dari air terjun agak sore karena terpaan matahari ke bebukitan membuat pemandangan makin indah dan berwarna warni ada yang terang ada yang sedikit gelap.
Kondisi ini membuat fotografer dan penikmat alam akan berdecak kagum. Mengunjungi Air Terjun Binangalom berarti menikmati sekumpulan objek Wisata. alam yang terkembang dan bebukitan yang indah menakjubkan akan melengkapi kepuasan pengunjung.
Pemandangan yang sedikit mengganggu adalah keramba, tidak jauh dari air terjun terdapat keramba berderet cukup panjang lengkap dengan pondok kecil di beberapa tempat yang disiapkan untuk penjaga atau petugas pemberi makan ikan.
Perlu dicatat bahwa tidak semua pelet termakan oleh ikan, sebahagian mengendap dan sebagian lagi mencemari air. Gelombang air akan membawa pelet bertebar ke mana-mana sehingga diragukan makin lama air sekitar Binangalom tidak nyaman untuk mandi.
Mudah-mudahan para pengambil keputusan kawasan Danau Toba melihat situasi seperti ini dan bisa memindahkan lokasi keramba ke tempat lain yang kurang dikunjungi wisatawan.
Mari menikmati alam yang terbentang di tanah air yang tidak kalah menarik dengan luar negeri. (Muhammad Ali, MLS)+