Kualasimpang, (Analisa). Air bah setinggi 1 meter lebih datang tiba-tiba meluluhlantakkan Desa Paya Tampah, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Minggu (4/2) sore sekitar pukul 17.30 WIB.
Akibat peristiwa itu, tiga dusun di Desa Paya Tampah terendam banjir dengan kedalaman air mencapai 60 cm hingga 1,5 meter. Selain merusak rumah penduduk, banjir dadakan itu juga ‘menyapu’ harta benda milik warga hingga raib.
Informasi dirangkum Analisa menyebutkan, banjir air bah tersebut dipicu curah hujan tinggi yang mengguyur kawasan perbukitan Transmigrasi Bandung Jaya pada Minggu sore. Hanya dalam hitungan jam, desa yang berada di ujung Kecamatan Karang Baru itu berubah menjadi lautan air lumpur. Hujan deras juga menyebabkan terjadi tanah longsor di desa tersebut.
Datok Penghulu Desa Paya Tampah, Azaruddin yang dihubungi Analisa, Senin (5/2) mengatakan, sedikitnya ada tiga dusun terdampak banjir yakni, Dusun Air Terjun, Dusun Alur Papan dan Dusun Bandung. Warga yang mendiami tiga dusun tersebut terpaksa mengungsi mencari tempat yang aman saat banjir datang. “Warga tidak berani bertahan di rumah, karena air yang melintas setinggi 1 hingga 1,5 meter,” kata datok.
Datok Azaruddin menjelaskan, penyebab banjir dipicu oleh hujan deras dari perbukitan kawasan air terjun Kampung Bandung yang berlangsung sekitar pukul 14.30 sampai pukul 16.30 WIB. Pascahujan reda air gunung itu mulai mengalir ke tempat yang rendah. Parit-parit saluran dan alur di sekitar desa ikut meluap lalu menggenangi permukiman warga.
“Padahal cuma hujan hanya dua jam saja Paya Tampah sudah kebanjiran. Banjir terparah pada pukul 17.00 sore dan bertahan hingga malam,” ujarnya.
Menurut Azaruddin, Desa Paya Tampah berpenduduk sekitar 543 KK atau 1.900 jiwa yang tersebar di 6 dusun. Sedangkan tiga dusun di antaranya yang terendam banjir dihuni sekitar 270 KK. Banjir kiriman dari gunung tersebut, selain merusak permukiman, harta benda warga juga dilaporkan hilang terseret arus.
Banjir terparah
“Memang airnya cuma melintas, tapi ketinggiannya mencapai 1 meter lebih dan arusnya cukup deras. Ini merupakan banjir terparah selama kurun lima tahun terakhir,” ungkap Azaruddin sembari menambahkan, sejauh ini belum ada data terkait kerugian yang dialami warga korban banjir, karena pihaknya tengah sibuk mengikuti Musrenbang di Kecamatan.
Camat Karang Baru, Zulfiqar alias Ulong kepada Analisa memaparkan, jumlah warga yang terdampak banjir telah didata pihaknya di Desa Paya Tampah yaitu, di Dusun Alur Papan sebanyak 58 KK/176 jiwa, Dusun Air Terjun 55 KK/168 jiwa dan Dusun Bandung 48 KK/145 jiwa.
Sedangkan rumah warga yang rusak akibat banjir, yaitu rumah milik Nanang, Aripin, Sumirah, Saiful, Rudi dan Suparti. “Kondisi rumah warga itu dari rusak ringan hingga rusak sedang. Mereka korban banjir yang mengungsi ke dataran yang lebih tinggi pada saat air deras,” ujar Ulong.
Dikatakan, selain kerugian materil yang dialami warga, sejumlah fasilitas umum juga rusak sepeti jembatan Desa Paya Tampah dan gedung sekolah yakni, SDN Berata di Duaun Air Terjun dan SDN Alu Punti Dusun Alur Papan juga tak luput terendam banjir. Dari laporan yang masuk ke pihak kecamatan, ada dua ternak sapi dan dua unit sepeda motor milik warga hanyut terbawa arus. “Namun satu sepeda motor sudah ditemukan, tapi satu jembatan mengalami rusak berat,” kata camat.
Zulfiqar mengaku sampai pukul 04.00 WIB dini harii masih berada di lokasi banjir menunggu pasokan logistik datang. Pihaknya terus berkoordinasi dangan pihak Dinsos, BPBD, Tagana dan Tim SAR Aceh Tamiang guna memonitor kondisi kekinian musibah banjir yang dikhawatirkan semakin meluas.
“Syukurlah debit air berangsur surut sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Logistik sandang dan pangan masuk pukul 02.00 WIB dini hari dibawa oleh petugas gabungan. Saya langsung menerima logistik itu untuk dibagikan kepada warga yang mengungsi menumpang dirumah warga lainnya,” ujarnya.
Kalak BPBD Aceh Tamiang, Syamsul Bahri yang dikonfirmasi Analisa Senin (5/2) menyatakan, hingga Senin pagi kondisi banjir Paya Tampah sudah surut total. Yang tersisa hanya lumpur mengendap di rumah-rumah warga yang tengah dibersihkan. Pihak BPBD bersama Dinsos Aceh Tamiang pagi sudah menyalurkan bantuan berupa logistik pangan kepada warga yang terdampak banjir.
“Kita sudah menyalurkan batuan logistik, salah satunya berupa 300 kg minyak goreng. Untuk air bersih belum ada permintaan,” kata Syamsul.
Syamsul Bahri mengungkapkan, selain banjir air bah, juga terjadi tanah longsor di Paya Tampah. Namun titik longsor berada di lahan kosong yang jauh dari permukiman sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan umum. Di hari yang sama banjir juga terjadi di Bandung Jaya dan Desa Krueng Sikajang Kecamatan Manyak Payed yang berbatasan dengan Desa Paya Tampah.
Banjir di Manyak Payed sedikitnya merendam rumah 150 KK. “Banjir di Manyak Payed ada di Desa Krueng Sikajang yang merupakan imbas kiriman dari banjir Payah Tampah. Airnya juga sudah surut karena cepat mengalir ke sungai Paya Ketenggar,” ujarnya.
Menurutnya, banjir di Desa Paya Tampah dan Bandung Jaya akibat curah hujan tinggi dari pegunungan, namun tidak terserap oleh pepohonan di kawasan perbukitan karena kebanyakan lahan di sana sudah menjadi kebun kelapa sawit.
“Tidak ada lagi pohon penahan air, sudah beralih fungsi kebun kelapa sawit kebanyakan. Sedangkan sifat air mencari titik terendah seperti lembah dan permukiman penduduk di dataran rendah selalu menjadi sasaran banjir,” ungkap Kalak BPBD Atam itu. (dhs)