Asmara, Kota Paling Memikat di Afrika

ADA sebuah kota yang terle­tak­nya di utara benua Afrika dan na­manya ialah Asmara. Ya, Asma­ra yang dimaksud bukanlah As­mara percintaan, namun Asmara sebagai nama sebuah ibu kota yang berada di Eritrea, Afrika. Kota ini terletak tidak jauh dari Mesir, Somalia dan Ethiopia. Kota Asmara terletak di atas tanah tinggi dan di­­kelilingi oleh padang pasir na­mun cuacanya senantiasa dingin dan nyaman.

Dengan iklim yang sempurna serta arsitektur bangunan yang luar biasa, belum lagi jalanan kotanya yang begitu bersih dan aman,  mem­buat kota Asmara ini termasuk ibukota yang paling menyenang­kan di benua Afrika dan juga di du­nia. Karena letak­nya berada di ke­tinggian 2356 meter di atas per­mu­kaan laut, sehingga Asmara juga dijuluki sebagai kota di atas awan.

Asmara merupakan kota ter­besar di Eritrea yang memiliki po­pulasi sekitar 420 ribu jiwa, dimana hampir setengah penduduknya adalah orang Italia. Fakta ini men­ja­dikan Asmara, sebagai kota uta­ma dari kerajaan Italia di Afrika.

Asmara berdiri sebagai satu-satunya ibukota yang dibangun di atas reruntuhan budaya yang me­lahirkan kehidupan kontemp­orer. Karena itulah, Asmara nampak me­nyerupai ibukota negara lain yang bangga dengan kota kunonya, seperti Roma di Italia, atau Athena di Yunani. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi kota As­mara di Eritrea.

Untuk mengetahui lebih leng­kap tentang kota Asmara, mari per­hatikan beberapa fakta unik seputar kota Asmara di Eritrea, Afrika ini.

- Disebut Sebagai Miniatur Roma.

Kota Asmara merupakan kota yang unik dan berbeda dari kota-kota di Afrika pada umumnya.  Kota ini justru dipenuhi oleh dere­tan bangunan bergaya kolonial Italia sehingga Asmara pun dise­but-sebut sebagai miniatur Roma-nya Italia.

Arsitektur bergaya Italia meru­pakan daya tarik tersendiri bagi kota Asmara, di Eritrea. Kota yang sem­pat dikuasai oleh Italia ini men­jadi satu-satunya kota di Afrika yang sebagian besar ba­ngunannya di­bangun bergaya Italia.  Sebagian besar pusat kota­nya dibangun an­tara tahun 1935 dan 1941 oleh pe­rintah  Benito Mussolini, seorang di­ktator Italia yang menganut fasis. 

Italia yang saat itu menguasai wilayah Eritrea, mencoba untuk membentuk kerajaan romawi baru di kota ini dan mengubah wajah kota Asmara dengan struktur kota yang berbeda. Mussolini mengi­rim­kan para arsitek dan insinyur ter­nama dari negerinya untuk mem­­bangun kota Asmara menja­di­kannya sebagai kota mi­niatur Roma.

Modernisasi

Hanya dalam kurun waktu enam tahun kota ini berhasil dimo­der­ni­sasikan dan dianggap sebagai Roma baru dari Afrika. Arsitektur bergaya Italia, jalan-jalan yang le­bar, piazza dan bar kopi yang tersebar di sudut kotanya, menjadi ciri dari kota Asmara. Tidak hanya indah, tetapi pembangunan ini juga direncanakan dengan begitu baik.

Dengan dipenuhi  oleh vila kolo­nial dan rumah-rumah mewah ber­gaya Italia, Asmara me­nyajikan nuansa yang sungguh berbeda. Bah­kan Asmara memi­liki suasana yang hampir Medi­terania. Tak he­ran jika kini Asmara menjadi salah satu kota yang paling memikat di benua hitam Afrika.

- Asmara dahulunya sebuah de­sa kecil.

Pada masa lalu ibukota Eritrea ini hanyalah sebuah desa kecil di dataran tinggi yang tersembunyi di wilayah Afrika. Asmara didiri­kan dengan me­nyatukan 4 desa kecil yang diresmikan pada abad ke 12 sebagai pusat perdagangan, dan kemudian menjadi pusat admi­nistratif regional daerah Ethiopia, untuk ras Alula. Namun sejak di­jajah oleh Italia pada tahun 1889 dan menjadi ibu kota Eritrea pada tahun 1897, kota ini tumbuh men­jadi sebuah kota yang mapan, dan bisa dikatakan sebagai kota paling modern saat itu.

Asmara dipilih oleh pemerintah Italia untuk menjadi pusat industri di Afrika timur. Asmara memang tidak dibangun untuk Eritrea, na­mun dibangun untuk kepenti­ngan bangsa Italia. Bagi mereka kota Asmara ini  dijadikan sumber ba­han mentah yang akan mem­per­ka­ya Italia, sumber bahan pangan bagi Italia dan sumber tenaga ma­nusia untuk fascis Italia.

Pemerintah Italia terus melak­sanakan beragam reformasi di kota ini, terutama di dalam sektor perta­nian, dan peternakan. Di bidang industri, pada tahun 1940, Asmara me­miliki lebih dari 2000 peru­sahaan industri kecil dan mene­ngah, yang  terkonsentrasi di bi­dang konstruksi, meka­nik , tekstil, listrik dan pengolahan makanan. Akibatnya, standar hidup di Eritrea pada tahun 1939 begitu tinggi, sehingga dianggap sebagai kolonis Italia terbaik di Afrika.

Peninggalan

- Banyak Terdapat Peninggalan Italia.

Kota Asmara memang memiliki sejarah yang sangat menakjubkan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai jenis bangunan yang meramaikan landskapnya. Asmara merupakan sebuah kombinasi yang sempurna antara suasana santai Afrika, dengan deretan bangunan bergaya kolonial Italia, dengan sedikit sentuhan kubisme, ekspresionis, neo klasik, dan futuristis. Sebagian besar bangunannya merupakan bangunan peninggalan Italia, dan bahkan banyak pertokoan yang masih menggunakan nama Italia.

Kota ini adalah rumah bagi museum nasional Eritrea, dan dikenal sebagai bangunan berarsitek abad ke-20 awal, termasuk art deco cinema impero yang dibuka pada tahun 1937, yang dianggap oleh para ahli sebagai salah satu contoh terbaik di du­nia bangunan bergaya art deco.

Tak hanya itu, di kota ini anda juga bisa menemukan katedral yang mengikuti contoh dari gedung gereja di Italia dari abad pertenga­han, opera house, departemen pen­didikan, dan beberapa bangunan pen­ting lainnya.  Kota ini juga di­hiasi oleh villa kolonial dan rumah-ru­mah mewah bergaya Italia yang layak untuk dinik­mati keinda­hannya.

 - Arsiteknya Termasuk Pa­ling Terkenal di Dunia.

Asmara dikenal sebagai kota yang sangat modern bukan ha­nya karena arsitekturnya, tetapi asmara juga menjadi kota yang sangat aman dan tertib,  seperti kebanya­kan kota di Eropa.  Asmara menjadi sebuah contoh awal dari sebuah kota modern yang ideal diciptakan oleh para arsitek ternama di Italia.

Seperti kanvas kosong, para ar­sitek Italia itu berlatih dan mewu­jud­kan cita-citanya di kota ini. Me­reka diberi dana dan diberi kesem­patan menuangkan imajinasi untuk menciptakan kota asmara  menjadi kota bergaya Ita­lia, seperti yang kita lihat sekarang.

Dari tahun 1935 hingga 1941, ri­buan bangunan berhasil dibangun di kota ini yang sebagian besar men­cerminkan berbagai gaya mo­dernis. Dan uniknya, beberapa di antaranya merupakan bentuk arsi­tektur tiruan, seperti pompa bensin meniru kapal dan pesawat terbang, bangunan komersial dirancang seperti kereta api, perkantoran dan hotel bergaya ultra modern, dan ba­ngu­nan pemerintahan yang dipo­litisir dengan desain monumental.

Kota ini juga menggabungkan banyak fitur dari sebuah kota yang direncanakan. Fitur itu termasuk kota dan perencanaan, jalan-jalan yang lebar, wilayah politik, distrik, dan ruang lingkup pembangunan. Kota asmara pun telah didaftarkan menjadi situs warisan dunia UNES­CO sebagai contoh luar biasa dari arsitektur abad ke-20. Namun sa­yangnya,  banyak bangunan berse­jarah di kota ini yang saat ini tidak terurus, sehingga reruntuhan buda­ya di kota ini terancam hilang.

Itulah beberapa fakta unik sepu­tar kota Asmara yang terkenal diju­luki sebagai miniatur kota Roma di Afrika. Jika berkesempatan untuk mengunjungi Afrika, maka jangan lewatkan untuk mengunjungi ke­indahan arsitektur bergaya Italia di kota Asmara, Eritrea. (bsc/ghuc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi