Medan, (Analisa). Baitul Arqam yang dilaksanakan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanjung Sari, Medan menjadi salah satu bentuk pengkaderan 'Aisyiyah yang merupakan modifikasi atau penyesuaian dan penyederhanaan Darul Arqam Muhammadiyah. Kegiatan itu, berorientasi pada pembinaan ideologi dan kepemimpinan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua PCA Tanjung Sari, Salmawati di sela-sela Baitul Arqam, (17-18/3) di TK-ABA Tanjung Sari, Medan. Kegiatan tersebut diikuti seluruh pengurus/pimpinan harian, pimpinan majelis dan pimpinan ranting se-Cabang Tanjung Sari.
Salma menyebutkan, Baitul Arqam digelar untuk menciptakan kesamaan, serta kesatuan sikap, integritas, wawasan, cara berpikir dan cara bertindak di kalangan pimpinan maupun anggota, dalam mewujudkan visi dan misi 'Aisyiyah.
'Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, lanjutnya, telah menunjukkan keberhasilan dan kemajuan yang memberi manfaat bagi kehidupan umat, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan.
"Keberhasilan dan peran positif 'Aisyiyah tersebut diraih karena kekuatan keikhlasan, komitmen dan potensi yang dimiliki para kader dalam mengembangkan gerakan dakwah, amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid yang ditunjukkan dalam wujud semangat jihad yang tinggi," ujarnya.
Dalam hal ini, 'Aisiyah perlu melakukan revitalisasi dan reaktualisasi gerakan di semua tingkatan, agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan umat, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan melalui program-program yang lansung dapat menyentuh kehidupan masyarakat.
Peserta Baitul Arqam mendapat wawasan dari beberapa materi dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama para fasilitator tentang faham agama dalam Muhammadiyah oleh Maulana Siregar, transformasi kader oleh Dra Hidayati, PHIWM (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah) oleh Nur Rahma Amini MAg dan Revitalisasi penguatan ideologi Muhammadiyah oleh Drs H Sarwo Edi.
Hidayati menyebutkan, peningkatan peran 'Aisyiyah, harus didasarkan pada idealisme gerakan yang menjadi bingkai landasan gerakan dan sikap responsif dan antisipasif terhadap berbagai masalah sosial yang berkembang.
Gerakan perkaderan melalui Baitul Arqam 'Aisyiyah merupakan salah satu jawaban untuk menyiapkan kader-kader yang memiliki kemampuan, kecakapan, kepekaan, dan semangat juang tinggi yang secara istiqamah dan sistemik berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas gerakan, dalam mewujudkan tegaknya ajaran Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Selama Baitul Arqam, peserta melaksanakan Qiyamul lail-tadarus Al-Quran, juga diajak outbond dan senam pagi, sembari merefleksikan dinamika organisasi dalam bentuk permainan yang dipimpin Cici Farianti, unsur MPK daerah Medan. Penutupan Baitul Arqam ditandai dengan memberikan apresiasi bagi lima peserta terbaik berupa bingkisan dan piagam penghargaan. (rel/amal)