SIANIDA belakangan ini marak dibicarakan sebagai zat berbahaya. Asam Sianida (HCN) merupakan gas tak berwarna yang samar-samar, dingin dan tak berwarna. Zat sianida yang tertelan oleh manusia akan merusak jaringan pada tubuh.
Zat sianida yang berbahaya ini terdapat secara alami pada rebung. Rebung adalah tunas muda yang tumbuh dari akar bambu.
Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan glikosida sianogenik. Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi pucuk bambu, maka sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 8-10 menit.
Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan kerongkongan, mual, muntah, dan sakit kepala.
Berkait dengan bambu yang menjadi makanan panda, hewan yang satu ini ternyata mampu bertahan dari racun sianida yang terdapat di pucuk bambu.
Panda dikenal sebagai hewan yang menggemaskan, simbol diplomasi Tiongkok, bahkan contoh untuk hewan yang terancam punah. Namun, apakah tahu Anda tahu jika tubuh panda dapat menetralkan sianida?
Bambu mentah mengandung kimia beracun sianida, dan jika dimakan, akan membuat kebanyakan orang sakit, bahkan meninggal. Jika dimasak racun sianida bisa hilang. Sementara panda, yang makanan utamanya bambu, telah menyesuaikan diri untuk mengatasinya.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di laman Nature, para ilmuwan menyelidiki bagaimana hal ini terjadi dengan mengukur kandungan sianida dalam bambu yang mereka berikan kepada 20 panda raksasa.
Selain mengukur sianida dalam bambu itu sendiri, ilmuwan juga mengukur sianida di kotoran panda.
Para ilmuwan menemukan bahwa panda menelan sianida. Panda tidak memiliki cara khusus untuk memilah bambu yang tidak mengandung sianida untuk dimakan.
Panda raksasa menyerap lebih 65 persen sianida yang ada di bambu. Namun, tubuh mereka mampu mengubah 80 persen sianida yang diserap menjadi bahan kimia yang kurang beracun disebut tiosianat, yang kemudian mereka buang melalui kotoran.
Penelitian ini sedikit mengubah gambaran tentan panda yang lucu dan menggemaskan menjadi hewan tangguh yang bahkan mampu memakan racun. (vgc/itc/kbc/es)