Generasi 90-an tentu sudah tak asing dengan sosok Shania Twain. Penyanyi country satu ini memang sempat populer di masa jayanya dengan berbagai lagu hits bertajuk You're Still The One dan From This Moment On. Meski sudah tak lagi bersinar seperti dulu, Shania tetap berkarya hingga sekarang. Di 2017, ia bahkan merilis album terbarunya bertajuk ‘NOW’. Tentu saja ini menjadi hadiah terindah yang sudah lama dinanti-nanti para fansnya di seluruh dunia.
Saat ini ia bahkan sedang disibukkan berbagai konser tur untuk promosi album terbarunya di Australia dan Selandia Baru. Di usianya yang sudah menginjak 52 tahun, Shania berhasil membuktikan ia memang layak menjadi seorang diva. Tak hanya menjadi sosok inspiratif di dunia musik, ternyata Shania juga memiliki kisah hidup yang mampu membuat orang menangis. Di luar dugaan, ternyata masa lalu Shania benar-benar pilu dan jauh dari kebahagiaan yang sekarang dirasakannya.
Wanita asal Kanada ini memutuskan berbagi cerita hidupnya lewat sebuah buku berjudul sama dengan lagu hitsnya, 'FROM THIS MOMENT ON'. Di situ, ia berbagi cerita pahit yang membuatnya tetap tegar hingga sukses seperti sekarang.
- Perceraian orangtua dan kekerasan
Keluarga yang hangat dan berkecukupan hanya impian Shania. Sejak kecil, dia tumbuh dalam keluarga broken home dan kurang berada. Di saat usianya dua tahun, kedua orangtuanya harus bercerai. Tak lama setelah itu sang ibu yang bernama Sharon Morrison akhirnya menikah lagi dengan seorang pria bernama Jerry Twain. Gara-gara pernikahan itu, Shania yang aslinya bernama Eilleen Regina Edwards mengganti nama belakangnya menjadi Twain. Namun ternyata, pernikahan kedua sang ibu justru membawa malapetaka terbesar dalam hidupnya.
Bukannya menjalani masa kecil penuh cinta dan rasa bahagia, kehidupan Shania justru dihantui kekerasan. Ayah tirinya kerap memukuli sang ibu, hingga membuat Shania kecil berusaha membantunya. Namun sayang, ia juga menjadi korban dalam kekerasan.
Lewat buku 'FROM THIS MOMENT ON', Shania sempat menuliskan, "Aku berlari ke belakang ayahku sambil memegang sebuah kursi, lalu aku menghantam punggungnya dengan itu. Aku sudah lama ingin melakukannya. Aku melompat ke arahnya berusaha memisahkan pertengkaran dia dan ibuku. Tapi dia selalu menjatuhkanku dan bilang kalau aku tak boleh ikut campur."
"Berusaha memberanikan diri, aku pun memukul ayahku. Sebelum bisa menghindar, dia langsung menghantam daguku," lanjut Shania.
- Mencari uang
Tidak hanya hidup dalam keluarga yang penuh aksi kekerasan, Shania harus menjalani hari-harinya dengan perut kosong dan kelaparan. Shania yang saat itu baru berusia delapan tahun harus menyembunyikan hal ini dari pihak sekolah demi alasan menjaga keutuhan keluarganya.
Untuk bisa makan dan meringankan beban sang ibu, Shania harus rela bangun setiap malam untuk menyanyi di bar. Ya, di saat usianya masih sangat kecil Shania sudah berada di dalam tempat hiburan malam yang dipenuhi pria dewasa mabuk. Tentu ini sangat menakutkan untuk gadis seperti dirinya.
Berjuang keras mencari uang di usia masih sangat kecil, Shania tak lagi kuat mendapat perlakuan kasar dari ayah tirinya. Setelah berusaha meyakinkan ibunya, mereka akhirnya pergi meninggalkan Timmins, Ontario dan tinggal di sebuah penampungan tuna wisma di Toronto, Kanada.
- Kecelakaan tragis
Shania yang sudah jatuh cinta pada musik, terus berusaha menggapai impiannya. Mulai menciptakan lagu, menjadi penyanyi dari bar ke bar, dan berbagai hal lainnya. Namun sayang, lagi-lagi masalah ekonomi menghambat semuanya.
Untuk menyambung hidupnya, Shania sempat menjadi karyawan restoran cepat saji. Menjalani kehidupan yang jauh lebih tenang daripada sebelumnya, Shania kembali mendapat hal tak terduga. Jerry tiba-tiba datang dan hadir kembali di rumah baru mereka. Seakan lupa dengan perlakuan kasar suaminya, ibunda Shania menerima kehadiran Jerry begitu saja.
Hingga akhirnya, sebuah tragedi kecelakaan mobil merenggut nyawa Jerry dan Sharon pada 1987. Kehilangan kedua orangtuanya membuat Shania harus menjadi tulang punggung keluarga. Ia memutar otak agar bisa menemukan cara untuk menghidupi adik-adiknya.
- Awal karier
Setelah kepergian ibu dan ayah tirinya, Shania memutuskan memulai karier di dunia musik. Bersama ketiga adiknya, Shania kembali pulang ke Timmins dan menjadi seorang penyanyi di sebuah resort di kawasan Huntsville, Ontario.
Saat itulah ia mulai menulis lagu hingga karyanya terdengar sampai ke Nashville. Singkat cerita, ia akhirnya bergabung dengan sebuah label dan memutuskan mengubah nama Eilleen Twain menjadi Shania hingga album pertamanya bertajuk SHANIA TWAIN dirilis pada 1993 silam.
Di tahun yang sama, ia menikah dengan seorang produser tersohor asal Zambia, Robert John Lange. Meski tak sukses besar, ia berhasil mencuri perhatian lewat video klip What Made You Say That. Dua tahun berlalu, kerja kerasnya selama ini akhirnya membuahkan hasil.
Bersama sang suami, Shania berkolaborasi dan melahirkan karya-karya magisnya. Tak butuh waktu lama, lagu-lagu Shania merajai berbagai chart hingga penjualan albumnya laku keras. Pada 1999, ia bahkan sukses memenangkan piala Grammy lewat lagu You're Still The One yang berhasil menang dalam kategori Best Country Song dan Best Female Country Vocal Performance.
Kisah cinta Shania dan suami ternyata tak berakhir bahagia. Perjuangan mereka bertahun-tahun harus kandas karena kehadiran orang ketiga. Tentu saja ini bukan hal mudah bagi Shania. (kpl)