Asal Mula Keberadaan Bulan

Teori asal usul Bulan memang masih terjadi perdebatan di kala­ngan ilmuwan. Hipotesa yang po­puler, Bulan diyakini mengorbit Bumi sudah sejak mi­liaran tahun lalu. Keberadaan Bulan memang berdampak pada dinamika Bumi.

Benda langit yang berada pa­ling dekat dengan bumi adalah bulan. Bulan merupakan satelit bumi, yaitu benda langit yang selalu menge­lilingi bumi dalam satu lintasan atau orbitnya sendiri.

Bulan diperkirakan telah me­ngorbit bumi sedikit lamanya se­lama 4000 juta tahun. Di bulan tidak ada udara dan juga air sehingga tidak ada mahkluk hidup yang meng­­­huninya.

- Cahaya Bulan. Saat malam bu­lan purnama, sinar bulan menerangi bumi dengan cahayanya. Sebenar­nya, cahaya yang terlihat bukanlah be­­rasal dari bulan melainkan pan­tulan cahaya matahari. Bulan tidak memiliki cahaya­nya sendiri karena hanya bintang seperti matahari yang memancarkan cahaya.

Bagian bulan yang terlihat di bu­mi merupakan permukaan yang sa­ma setiap saat. Ini berarti ada ba­gian bulan yang tidak pernah terli­hat, bagian bulan yang tidak tampak ter­sebut tetap menjadi misteri. Sam­pai tahun 1959 ternyata bagian bulan tersebut tidak berbeda jauh dengan yang orang lihat, hanya jumlah kawahnya lebih sedikit.

Gerakan Bulan. Seperti Bumi bu­lan juga bergerak mengelilingi Bu­mi pada orbitnya yang disebut Re­volusi Bulan. Ketika mengeli­lingi Bumi, bulan berputar pada sum­bunya yang disebut rotasi bu­lan. Lama revolusi dan rotasi bulan adalah sama yaitu 27,3 hari. Jadi, sehari dan setahun di bulan sama lamanya.

Fase fase bulan. Pada tiap bulan, orang melihat bulan berubah ben­tuk. Sebenarnya tidaklah demikian, tetapi bagian bulan yang menerima si­nar matahari yang berubah-ubah se­hingga orang melihat bentuk bu­lan berubah juga. Orang hanya me­lihat bagian yang disinari matahari saja.

Perubahan bentuk bulan ini dike­nal sebagai fase bulan. Fase bulan per­­tama bulan adalah baru saat bu­lan sama sekali tidak terlihat. Fase fase bulan berikutnya ialah bulan sa­­bit, perempat pertama, bulan benjol, dan bulan purnama. Setelah itu, Bulan akan memulai kembali fase fasenya dan begitu seterusnya.

- Perjalanan Ke bulan. Bulan merupakan benda langit di luar bumi yang pernah dikunju­ngi manusia. Se­jak tahun 1969 sampai tahun 1972, enam misi ke bulan telah ber­­hasil dilakukan. Sebanyak 12 orang ber­ke­sempatan untuk mengin­jakan ka­kinya di bulan dan menjelajahinya.

Orang pertama yang mengin­ja­kan kakinya di bulan adalah Neil Amstrong dan Edwin Aldrin pada misi ke bulan dengan apollo 11 ditahun 1969.

Fakta yang didapat di permukaan bulan antara lain suhu permukaan bu­lan di siang hari adalah 100.C dan di malam hari berubah secara eks­tirm sampai 150.C. Jika dilihat dari bulan bumi tam­pak 4 kali lebih besar yang di­li­hat dari bumi.

Gravitasi

Bulan memengaruhi pasang su­rut lautan di Bumi. Hal ini terjadi karena adanya tarik menarik gra­vitasi antara Bumi dan Bulan. Tari­kan gravitasi Bulan akan menye­bab­kan ‘tonjolan’ air di sekitar ba­gian tengah Bumi. Dengan peng­a­ruh itu, menurut Science Line, kutub Bu­mi memiliki air lebih sedikit dibanding air di khatulistiwa.

Bulan juga membantu memper­lambat rotasi Bumi. Sejatinya Bulan mem­perlambat Bumi tiap hari namun manusia tak merasakannya. Lantas bagaimana jadi­nya jika Bulan tidak pernah ada?

Fase Bulan dan Gerhana Bulan. Salah satu miskonsepsi yang ru­pa­nya sering beredar bukan hanya di kalangan Bumi datar, tapi juga di masyarakat umum adalah bahwa fase Bulan terjadi karena bayangan Bumi. Perbedaannya, di kalangan Bu­mi datar, miskonsepsi ini diin­terpretasikan macam-macam.

Penjelasannya adalah fase Bulan yang manusia lihat sehari-hari ter­jadi karena adanya siang dan malam di permukaan Bulan, dan bukan ka­rena tertutup bayang­an Bumi.

Seperti Bumi, Bulan juga memi­liki siang dan malam. Hal ini menga­ki­batkan Bulan memi­liki fase, yang ber­beda tergantung dari posisi Bu­lan saat itu. Fase Bulan ini memiliki siklus, yang berulang setiap sekitar 29½ hari.

Di sisi lain, gerhana Bulan adalah fe­nomena yang terjadi akibat ba­ya­ngan Bumi menutupi Bulan. Ger­hana Bulan hanya dapat terjadi sa­at Bulan purnama, tetapi tidak terjadi setiap Bulan. Setiap tahunnya hanya ada 2-5 kali gerhana Bulan.

Uranus

Ilmuwan temukan dua bulan baru di Uranus. Hingga saat ini, Uranus diketahui memiliki 27 bulan yang me­miliki orbit sendiri. Namun, baru-baru ini dua imuwan memper­kirakan Uranus memiliki 29 bulan dengan dua bulan baru yang belum dikonfirmasi keberadaannya hingga saat ini.

Adalah Rob Chancia dan Matthew Hedman dari University of Ida­ho yang percaya Uranus memil­iki 29 bulan. Menurut Futurism, hal tersebut dibuktikan oleh keduanya melalui hasil pe­ngamatan wahana an­tariksa Voya­ger 2 yang mengun­ju­ngi Uranus 3 dekade lalu.

Saat itu, Voyager 2 berhasil me­ngambil beberapa foto Uranus dan dari foto tersebut diketahui dua buah objek besar yang dipercaya sebagai bu­lan mengitari planet besar tersebut.

Dua bulan yang kini diberi nama Alpha dan Beta tersebut tidak terdeteksi oleh Voyager 2 karena orbitnya sangat dekat de­ngan Uranus. Hal tersebut membuat kedua bu­lan ini tidak merefleksikan ba­nyak cahaya sehingga sulit ditang­kap oleh kamera. Kedua bulan ter­sebut dikatakan memiliki diameter 4 hingga 14 kilo­meter, jauh le­bih kecil dari 27 bulan yang dike­tahui mengitari Uranus saat ini.

Tentu saja kedua peneliti tersebut akan melakukan investigasi lebih lan­jut. Bekerjasama dengan NASA, ke­duanya dijadwalkan akan me­lakukan pengamatan secara berkala menggunakan teleskop antariksa Hubble. (gbc/ei/tmc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi