Kartu Diblokir, Warga Datangi GraPARI Telkomsel

Banda Aceh, (Analisa). Ratusan warga berbondong-bondong mendatangi Kantor GraPARI Telkomsel di Jalan Daud Beureueh Banda Aceh, Selasa (17/4). Warga membanjiri kantor tersebut, untuk meng­aktifkan kembali kartu SIM Pra­bayar yang diblokir Telkomsel.

Pemblokiran, menyusul adanya kebijakan baru pemerintah yang membatasi penggunaan kartu SIM disesuaikan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Dalam aturan baru, satu NIK hanya diperbolehkan untuk pendaftaran maksimal Tiga kartu SIM.

Terlihat, sejak pukul 08.00 WIB, puluhan orang sudah meng­antre di depan pintu masuk Kantor GraPARI itu. Be­berapa warga sempat kebingungan bagaimana cara dan syarat mengaktifkan kartu. Sebagian warga sudah mempersiapkan kartu tanda pen­duduk (KTP) dan kartu keluarga (KK).

Hingga siang, warga tampak masih ramai di kantor terse­but. “Saya datang ke sini untuk mengaktifkan kembali kartu yang sudah diblokir. Memang ada pemberitahuannya, cuma tak sempat saya daftar dan akhirnya diblokir,” kata seorang warga Safri (32).

Sejumlah warga yang tidak membawa per­siapan seperti KK, akhirnya terpaksa pulang ke rumah mereka untuk meng­ambil KK. S­e­bab, yang diperlukan untuk mendaftar yakni NIK yang tertera di KTP dan nomor KK.

“Saya bawa KTP, tapi saya tidak hafal nomor KK. Kartu ke­lu­arga saya tinggal di rumah. Ya sudah besok saja saya kem­bali lagi. Nomor saya memang sudah terblokir, tidak bisa nelpon atau sms. Jalan satu-satunya harus didaftar kembali ke GraPARI ini,” ungkap seorang warga lainnya, Cut Safrini.

Dia mengaku kartu SIM nya diblokir hari Senin malam. Beberapa hari sebelumnya masuk pesan untuk anjuran pendaf­taran kartu SIM dengan memasukkan NIK dan nomor KK. Namun, hal itu tidak dila­kukannya, karena berbagai alasan dan pertimbangan.

Hingga akhirnya Senin malam, masuk lagi sebuah pesan serupa untuk aktivasi kartu. Dia pun bergegas untuk mendaftar kar­tunya dengan memasukkan NIK dan nomor KK, namun tidak juga aktif. Beberapa saat kemudian, dia tidak bisa meng­gu­na­kan telepon lagi. Pengiriman pesan sing­kat juga tidak bi­sa lagi.

Antre dua jalur

Pemantauan Analisa, di GaraPARI Banda Aceh, warga me­ngantre di dua jalur di de­pan pintu masuk kantor. Setelah an­tre di de­pan pintu, dua staf sudah menunggu warga untuk mengaktifkan kode-kode aktivasi dengan menggunakan te­lepon genggam masing-masing warga.

Beberapa warga yang berhasil aktif kartu SIM nya, lang­sung pulang. Namun, ba­nyak di antara mereka gagal mela­kukan aktivasi dengan telepon genggam, sehingga harus ma­suk ke ruang tunggu, untuk kemudian antre lagi sesuai nomor antre yang dibagikan sekuriti. “Saya sudah sejam le­bih antre, belum dipang­gil. Memang saya lihat, mereka yang sudah diaktivasi petugas langsung aktif dan telepon atau pun pengiriman pesan singkat normal kembali,” kata seorang warga Hendri.

Saat Analisa mencoba konfirmasi ke pi­hak GraPARI, se­orang petugas sekuriti di ruang tunggu mengarahkan ke arah belakang kantor untuk menjumpai sekuriti lainnya, agar bisa mendapat konfirmasi dari pihak GraPARI.

Seorang sekuriti yang ditunjuk, kemudian men­co­ba men­jumpai pihak karyawan di lantai dua kantor tersebut. Beberapa saat kemudian, sekuriti tersebut datang mengatakan, pihak kan­tor tidak berani memberikan kete­rangan karena pimpinan mereka sedang di luar.

“Maaf bang, pimpinan tidak ada di kantor, sedang di luar. Jadi tidak bisa memberikan keterangan,” katanya. (bei)

()

Baca Juga

Rekomendasi