Medan, (Analisa). Stasiun Klimatologi Deliserdang memprakirakan kondisi cuaca mengalami perubahan, dari yang sebelumnya panas terik menjadi sering terjadi hujan. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, kondisi angin timur masih mendominasi di wilayah Sumatera Utara. Namun di perairan barat Sumatera dan Laut China Selatan terdapat gangguan berupa sirkulasi Eddy yang menyebabkan daerah pertemuan dan belokan angin, kondisi ini sangat mempengaruhi pertumbuhan awan hujan khususnya untuk wilayah kepulauan pantai barat, lereng barat, lereng timur dan pantai timur.
Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Deliserdang, Klaus JA Damanik dalam keterangannya, Rabu (18/4) menjelaskan, pengaruh sirkulasi Eddy ini dapat dirasakan dengan kondisi cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang masih berlangsung sampai saat ini.
Damanik menjelaskan, hujan yang terjadi di beberapa daerah bahkan tidak tanggung-tanggung, dengan durasi yang cukup lama dan dengan intensitas sedang hingga lebat, sehingga beberapa daerah merasakan hawa sejuk. Di beberapa tempat tercatat curah hujan yang berlangsung antara satu hingga satu setengah jam tersebut terukur sampai 75 mm (pos hujan Sei Meranti, Labuhanbatu Selatan).
Sementara untuk beberapa wilayah lainnya seperti di Deliserdang (Staklim Sampali) terukur 67.5 mm dan di Padanglawas (Sosa Empl) terukur 65 mm dan bahkan di pos hujan Sosopan terukur 102 mm. Beberapa wilayah tersebut saat ini mengalami musim peralihan, sehingga diprakirakan pada awal Mei telah memasuki awal musim hujan. Namun durasi musim hujan ini diprakirakan terjadi singkat saja, yaitu hanya berlangsung tiga hingga empat dasarian atau 30-40 hari.
Musim kemarau
Berdasarkan informasi prakiraan musim kemarau yang telah dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi Deliserdang sebelumnya, bahwa ada beberapa daerah di sepanjang pantai timur hingga lereng timur Sumatera Utara yang mengalami musim kemarau yaitu sebagian Kabupaten Langkat, Binjai, Medan, Deliserdang, Serdan Bedagai, Tebingtinggi, Batubara, Asahan, Tanjungbalai, dan Labuhanbatu Utara.
Sesuai dengan hasil prakiraan yang disampaikan di atas, maka menjelang bulan puasa pada Mei-Juni kondisi iklim Sumatera Utara didominasi cuaca yang cerah hingga berawan sebagaimana keadaan saat musim kemarau. Waspada kondisi cuaca terik dan panas akibat kurangnya uap air di udara. Sedangkan kondisi iklim di seluruh wilayah Sumatera Utara diprakirakan akan mengalami musim kemarau, termasuk wilayah ZOM 6, 7, dan 8 yakni pantai timur hingga lereng timur). Awal musim kemarau ini diprakirakan akan terjadi pada waktu yang bervariasi. (rmd)