Berastagi, (Analisa). Pasar tradisonal di Sumut harus dapat terkelola dengan baik di tengah ancaman keberadaan pasar modern. Pasar tradisional merupakan kearifan lokal satu daerah yang harus dipertahankan. Salah satunya pasar buah Berastagi, jika dikelola dengan baik diyakini bisa mengalahkan pasar buah di Thailand.
Hal itu diungkapkan calon Gubernur Sumut nomor urut 1, Edy Rahmayadi ketika berkunjung ke pasar buah Berastagi, Karo, Kamis (29/3). "Rivitalisasi pasar-pasar tradisional saya pikir merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Aktifitas jual beli akan terasa nyaman jika kita memiliki pasar yang bersih dan tertata rapi. Kalau sudah nyaman maka orang juga akan ramai datang dan perekonomian akan semakin menggeliat," ujar Edy.
Ia mengunjungi pasar buah tersebut bersama istrinya Nawal Lubis. Di lokasi ini Edy mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang minta bersalaman dan foto bersama. Edy dan Nawal Lubis membeli buah-buahan khas perkebunan petani tanah Karo seperti Markisa, jeruk dan strawberi.
Melihat kekayaan hasil pertanian, buah-buah yang ada di tanah karo, Edy optimis jika dikelola secara baik, Pasar Buah Berastagi bisa menyamakan nama besar pasar Bon Marche yang merupakan pasar terkenal di Thailand. Selain menyediakan berbagai kebutuhan mulai dari sayuran segar, buah, aneka kerajinan Thailand, hingga aksesori, keistimewaan pasar ini adalah kebersihannya sehingga sangat nyaman diakunjungi.
"Tentu kalau kita mau bisa bahkan melebihi pasar di Thailand itu. Hasil pertanian dan perkebunan kita banyak. Apalagi Berastagi ini dikenal sebagai kota wisata. Makanya mari kita bangun dari tidur panjang kita selama ini. Saatnya Sumut Bermartabat agar kesejahteraan masyarakat meningkat," ujarnya.
Tidak hanya bersalaman dan foto bersama, Bre Ginting seorang warga juga sempat mendoakan Edy Rahmayadi sambil meletakan butiran beras ke kepala Edy Rahmayadi. "Semoga jadi Gubernur Sumut. Hidup orang Karo," ujar Bre Ginting. (amal)