Berbentuk Sikat Gigi setelah Dirampingkannya

Kumis Nyentrik Hitler Akhirnya Jadi Ikonik

ADOLF Hitler adalah se­orang diktator yang terkenal dengan Nazi dan lambang swas­ti­kanya. Sebagai seorang diktator ke­jam memiliki tampilan kumis yang begitu iko­nik. Kumis yang bentuknya serupa bulu sikat gigi ini menjadi ciri khas dari salah se­orang paling berpengaruh di Jerman tersebut.

Tapi tahukan Anda, Hitler pernah me­miliki tampilan kumis yang biasa. Hal ini terungkap dalam sebuah esai yang ditulis sa­lah satu tentara yang melayani Hitler saat Perang Dunia Pertama.

Namun, menurut penelitian dari sebuah esai yang ditulis oleh salah satu tentara yang pernah bertugas dengan Hitler dalam Perang Dunia Pertama, Ale­xander Moritz Frey, kumis itu bukan kumis pertamanya. Pada tahun 1914, dia memiliki kumis yang lebih umum dan tebal.

Asal usul kumis Hitler berawal dari keja­dian perang. Pada suatu hari, Hitler ber­sama pasukan Jerman lainnya mendapatkan se­rangan senjata gas beracun dari pihak se­­kutu. Saat peluru gas itu jatuh di parit per­­tahanan tempat para pasukan Jerman ber­sem­bunyi. Sang komandan memberi perin­tah untuk segera mengena­kan masker anti-gas.

Sontak saja seluruh prajurit tak terkecuali Hitler cepat-cepat me­ngenakan masker gas­nya jika tak ingin nyawanya melayang akibat menghirup gas yang beracun tersebut.

Tapi akibat kumisnya yang terlalu tebal dan melintang itu, masker yang dikenakan oleh Hitler tidak tertutup sepenuhnya. Alhasil, selama beberapa waktu Hitler harus menahan nafasnya sampai serangan gas itu berakhir.

Setelah pengalaman nyaris mati tersebut, Hitler mulai men­cukur hampi seluruh ku­mis­nya dan menyisakan sedikit di bagian te­ngah. Sejak saat itulah, Hitler mulai mem­pertahankan gaya kumisnya yang nyentrik tersebut. Penggunaan masker itu diper­lukan ketika menghadapi ancam­an serangan gas dari tentara Inggris. Jika perintah itu tidak pernah dikeluarkan, Hitler akan dikenang sebagai seorang lelaki dengan kumis besar dengan gaya Prusia.

“Saat serangan gas terjadi, ketakutan dan kemarahan bersi­nar di matanya. Dia terlihat sangat tinggi karena dia sangat kurus. Kumisnya tebal, yang harus ak­hirnya di­cukur karena masker gas tak bisa menutup sempurna," kata Frey, seperti dilansir dari Tele­graph.

Sementara Stefan Ernsting, yang menulis biografi Hitler, membantah pernyataan Frey. Dalam bukunya The Unknown Private-Personal Memories of Hitler, dia menyatakan bahwa kumis ikonik pemimpin Nazi tersebut hanya mengikuti tren saat itu.

Jika pun dikatakan bahwa kumis tersebut dibentuk agar sesuai untuk masker gas ten­tara Jerman, nyatanya tidak mampu menye­lamatkan Hitler dari se­rang­an gas yang sangat parah dan sempat membutakan se­mentara saat Inggris menyerang Jerman pada tahun 1918 silam. (wkp/tlgc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi