Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di tingkat SMA dan MA sederajat selesai. Umumnya, tradisi yang dilakukan pelajar di negara ini yaitu corat coret seragam sekolah dan konvoi di jalanan. Seperti yang terjadi di Kota Medan baru-baru ini. Ribuan pelajar SMK dan SMA meramaikan pusat kota dengan melakukan konvoi. Tindakan ini menimbulkan kemacetan di beberapa titik terutama di pusat kota.
Tidak sedikit yang masyarakat yang beranggapan, tindakan pelajar ini menimbulkan dampak negatif. Perayaan setelah melewati UNBK yang belum tahu hasilnya pun dilakukan secara berlebihan, yang lebih parahnya mengganggu ketertiban umum dan masyarakat lainnya. Untuk itu, sekolah perlu menyiapkan semacam program bagi siswa untuk menyalurkan kesenangan selesai mengikuti ujian akhir.
Seperti yang dilakukan Madrasah Aliyah Negeri Limapuluh di Jalan Perintis Kemerdekaan Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara, perayaan UNBK dilakukan dengan tertib dan bermanfaat. Yaitu dengan rangkaian kegiatan islami dan sarat nilai serta tentunya lebih berguna dari pada konvoi tak menentu di jalanan.
Format kegiatan pasca-UNBK ini sengaja dibuat dari pihak sekolah yang dipimpin Drs Marzuki Saragih. Tujuannya adalah agar pelajar MAN 50 tidak melakukan hal negatif setelah UNBK, misalnya corat coret baju seragam, konvoi di jalanan yang mengganggu kepentingan orang banyak, membuat polusi suara dan udara serta berbagai tindakan lain yang tidak sepatutnya dilakukan pelajar.
Salah seorang pelajar, Natasya Rahmi menjelaskan, rangkaian kegiatan. Yaitu dimulai dengan menonton bersama video dan album kenangan para pelajar angkatan 22 ini.
"Kami melihat bersama album saat tiga tahun lalu masuk ke sekolah ini. Kemudian dilanjutkan dengan membaca bersama Asmaul Husna (nama-nama Allah) dengan membentuk lingkaran besar. Rasanya terharu, melewati masa itu dengan nuansa keakraban dan persaudaraan. Yang paling penting wujud rasa syukur kita kepada Allah telah melewati UNBK dengan lancar," jelasnya.
Selain itu, acara ini diisi dengan sambutan-sambutan yang disampaikan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan perwakilan setiap kelas XII di angkatan 22 ini. Acara dilanjutkan dengan bernyanyi bersama sebagai simbol persahabatan dan persaudaraan.
Menyelesaikan ujian akhir sekolah, bukan berarti pelajar boleh menghilangkan jati diri sebagai pelajar dan generasi muda bangsa yang santun dan bermoral. Mereka juga perlu diberikan tanggung jawab tentang pentingnya menjaga ketertiban. Dengan begitu, pelajar bisa membedakan hal baik dan buruk layaknya orang dewasa.
"Saya merasa, dengan adanya kegiatan ini, kami dibuat agar bisa memikirkan dan menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Perayaan UNBK seperti ini baik, perayaan dengan corat coret dan konvoi tak jelas di jalanan itu tidak baik. Hal ini pula agar kami bisa dengan bijak menjaga nama baik sekolah yaitu MAN Limapuluh tercinta ini, dengan tindakan yang bisa berdampak buruk bagi orang lain. Kami adalah citra yang menggambarkan sekolah yang telah mendidik kami selama ini," tandasnya.
Sekolah juga harus berperan dalam mengarahkan peserta didik dalam merayakan selesainya UNBK. Jangan seperti kejadian di Kota Medan, seperti tidak ada pengawasan dan pengarahan dari pihak sekolah. (ahmad nugraha putra)