Ahmad Riza Siregar

Semar Nusantara MedanTerbuka untuk Perantau

Medan, (Analisa). Ahmad Riza Siregar, tulen orang Batak, ia kelahiran Balige 55 tahun lalu. Ia juga akademisi yang tengah menepi dan menyepi dari dunia akademisi. Sekarang ini, ia mengaku tengah belajar mengelola se­buah organisasi massa. Sejak Fe­bruari 2018, ia memang telah di­per­caya sebagai Ketua DPD Semua Anak Rantau Nusantara atau Semar Nu­santara. Sebuah organisasi tem­pat berhimpun orang-orang pe­ran­tauan di Sumut.

Organisasi ini menggunakan tokoh pewayangan Semar sebagai simbol organisasi mereka. Mak­lum, para pendiri organisasi yang di­dirikan 2009 ini mayoritas ber­asal dari Sukoharjo, sebuah kota ke­cil di Jawa Tengah. Semar itu sen­diri simbol dari tokoh yang me­miliki sifat pamong atau memberi perlindungan.

“Semar Nusantara juga akan membantu jika ada anggotanya ada yang mengalami kasus hukum,” ujar mantan Dekan FISIP Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan itu. Ia ditemui di sekretariat DPD Semar Nusantara Jalan Si­kambing Belakang, Medan, baru-baru ini. Mengklaim, telah me­mi­liki ratusan anggota, Semar Nu­san­­tara Medan mayoritas anggota­nya adalah orang Jawa yang me­ran­tau ke Sumut. Memang ada orang non-Jawa, tapi persentasenya kecil.

Semar Nusantara didirikan dengan tujuan utama memperkuat ekonomi rakyat kecil. Perkumpulan yang punya moto rukun gawe san­toso, crah gawe bubrah atau bersatu kita kuat, bercerai kita runtuh itu, ang­gotanya memang sebagian besar pedagang.

“Semar Nusantara memiliki kon­sen mengembangkan ekonomi ang­gotanya lewat pendidikan ke­trampilan maupun kursus-kursus ekonomi,” ujarnya. Disamping itu Semar Nusantara juga konsen untuk menumbuhkan wirausahawan-wirausahawan baru. Perkumpulan ini juga berupaya untuk mengem­bang­kan berbagai kesenian daerah yang telah menjadi bagian tidak ter­pisahkan dari kehidupan budaya anggota.

Terbuka untuk semua suku

“Semar Nusantara kini misalnya su­dah memiliki kelompok pencak silat,” tutur Rizal Siregar. Ia sendiri bersedia bergabung dengan Semar Nusantara karena kepercayaan yang diberikan para pengurus. Ia me­nampik jika Semar Nusantara di­anggap saingan Pujakusuma. Per­kumpulan Semar Nusantara me­nu­rutnya terbuka untuk semua suku. Yang penting di Medan mere­ka perantau.

“Saya sendiri Batak asal Balige, tapi juga diterima, bahkan diper­caya sebagai ketua,”ujarnya.

Karena Perhimpunan Semar Nu­san­tara anggotanya adalah para pe­rantau, maka sejak berangkat dari kam­pung halaman asal mereka, sikap gotong royong, tenggang rasa menjadi landasan sikap mereka saat ber­interaksi dengan warga di tem­pat rantau.

“Komitmen utama Perhimpunan Semar Nusantata adalah memper­kuat ekonomi anggota,” kata Rizal Si­regar. Hal itu tak terlepas dari tu­juan awal para perantau, yakni mem­perbaiki taraf penghidupan eko­nomi. (ja)

()

Baca Juga

Rekomendasi