Oleh: Ali Munir
SAAT ini, perairan nusantara, baik itu sungai maupun laut, telah dicemari oleh berbagai macam logam berat. Masalah pencemaran air ini tidak bisa dipisahkan dari toksikologi, yakni pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup. Masalah toksologi logam berat seperti merkuri, timbal, tembaga, kadmium, arsenik dan kromium bukan hanya menjadi permasalahan nasional, tapi juga internasional.
Istilah logam berat (heavy metal atau trace metal) biasanya digunakan untuk menamai kelompok logam dan metaloid dengan densitas (berat jenis) yang lebih besar dari 5g/cm3. Meski demikian, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur.
Berdasarkan kajian toksikologi, logam berat dapat dibagi dua jenis, yakni pertama adalah logam berat esensial yang keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh jenis ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lainnya. Kedua, adalah logam berat tidak esensial atau beracun yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, As, dan lainnya.
Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh manusia. Beberapa di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Efek buruk logam berat juga tergantung pada bagian mana ia terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan.
Perlu kita pahami betul, bahwa logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan dan akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses sekresi. Manusia sebagai makhluk omnivora atau pemakan segala memang sangat rentan terkena penyakit yang berasal dari bahan makanan yang tercemar logam berat.
Sumber-sumber kontaminannya bisa berupa sayuran maupun ternak yang sudah terkontaminasi logam berat dari penyiramannya yang mengandung logam berat. Bisa pula dari rumput yang dimakan ternak yang sudah terkontaminasi logam berat dari air yang diserapnya. Atau dari ikan yang mengkonsumsi plankton atau habitat laut yang sudah dicemari oleh logam berat.
Berikut ini lima logam berat yang sangat berbahaya bila masuk ke tubuh manusia.
1. Arsenik (As)
Unsur Arsenic atau arsenik biasanya terdapat di alam dalam bentuk senyawa dasar berupa substansi anorganik. Arsen anorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas. Bila masuk ke dalam tubuh manusia, dapat menjadi pencetus kanker, infeksi kulit (dermatitis), mengganggu daya pandang mata, hiperpigmentasi (kulit menjadi berwarna gelap), hiperkeratosis atau penebalan kulit. Dapat pula menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang, menurunnya sel darah, gangguan fungsi hati, kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, kerusakan pembuluh darah, gangguan sistem reproduksi, varises, menurunnya daya tahan tubuh dan gangguan saluran pencernaan.
2. Merkuri (Hg)
Mercuri atau merkuri (air raksa) adalah logam yang ada secara alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Merkuri dapat berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh manusia lainnya, menyebabkan bronchitis sampai rusaknya paru-paru. Gejala awal keracunan merkuri pada tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, gangguan psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala.
Jika terjadi akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil, gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil. Turunan oleh merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses kehamilan akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun gangguan mental. Sedangkan keracunan merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun shock.
Sumber-sumber merkuri dapat berasal dari sisa penambangan yang mengandung Hg dan dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan pertanian.
3. Timbal (Pb)
Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah.
4. Kadmium (Cd)
Cadmium (Kadmium) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum keracunan kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk-batuk dan lemah.
5. Kromium (Cr)
Kandungan Chromium (Kromium) yang berlebih dalam tubuh dapat berakibat buruk pada sistem saluran pernapasan, kulit, pembuluh darah dan ginjal.
6. Tembaga (Cu)
Tingginya tingkat cemaran Cu akan berdampak negatif terhadap manusia, yaitu dapat menimbulkan keracunan. Gejala yang timbul pada keracunan Cu akut adalah mual, muntah-muntah, menceret, sakit perut hebat, dan hemolisis darah. Pencemaran logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun demikian, pengaruh proses pengolahan akan dapat memengaruhi status keberdadaan dalam bahan pangan.
Dampak kandungan logam berat memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, kita dapat mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran untuk ikut serta melestarikan sumber daya hayati serta menjaga kesehatan baik untuk diri sendiri maupun keluarga.
Salah satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan adalah dengan mendeteksi kondisi air yang kita gunakan sehari-hari, terutama kebutuhan untuk minum. Jika kondisi air Anda sudah terdeteksi, maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat kita cegah.