Kitab Bagian Tipitaka Indonesia Kembali Diluncurkan

Medan, (Analisa). Indonesia Tipitaka Center (ITC) melaku­kan peluncuran enam kitab bagian dari Tipitaka. Kegiatan yang berlangsung akhir pekan lalu dihadiri lebih kurang 1.000 umat Buddha di antaranya Bhikkhu Sangha, Pembimas Buddha Kemenag Provinsi Sumut Ketut Supardi S.Ag MSi, Penye­lenggara Buddha Kemenag Kodya Medan UP Burhan S.Ag MSi, Pengu­rus Majelis Agama Buddha, para Pandita di Sumatera Utara, Para Pendidik Agama Buddha, para pengurus Yayasan dan Vihara, dan Aktivis Buddhis lainnya.

Peluncuran kitab Tipitaka ini merupakan peluncuran ketujuh yang dilakukan oleh organisasi Buddha yang dibentuk pada 23-03-2003. Organisasi yang berada dalam naungan Yayasan Vicayo Indonesia ini sudah meluncurkan 21 kitab Tipitaka setelah peluncuran enam kitab yang dilun­curkan pada kesempatan tersebut yakni Sutta Pitaka Milin­dapanha Vol I dan Vol II Vinaya Pi­taka Vol III serta Abhi­dhamma Pitaka Dhammasangani dan Vibhanga Vol I dan II.

Tipitaka sendiri terdiri dari tiga kelompok kitab, yaitu sutta Pitaka, Vinaya Pitaka dan Abhidhamma Pitaka. Sutta Pitaka berisi khotbah- khotbah Sang Buddha selama 45 tahun terdiri dari lima kelompok (nikaya), berisi ribuan Khotbah (sutta). Vinaya Pitaka berisi peraturan-peraturan untuk Bhikkhu-Bhikkhuni yang terdiri dari enam kitab. Abdhi­dhamma Pitaka terdiri dari tujuh kitab berisi uraian filsafat, ilmu jiwa, logika, etika dan metafisika.

Keberadaan Indonesia Tipitaka Center yang dibentuk seorang bhikkhu senior YM Bhikkhu Jinadhammo Mahathera ini ingin menjawab kebutuhan Umat Buddha Indonesia belum mempunyai Kitab Suci Tipitaka secara lengkap dalam Bahasa Indonesia. Kitab Suci Tipitaka yang lengkap masih dalam Bahasa Pali, bahasa yang diper­gunakan ketika Sang Buddha masih hidup lebih kurang 2.500 tahun yang lalu.

“Kesulitan utama dalam menerjemahkan Kitab Suci Tipi­taka ke dalam Bahasa Indonesia adalah faktor bahasa, karena tidak semua umat Buddha Indonesia yang mahir Bahasa Pali. Oleh karena itu, terjemahan Kitab Suci Tipitaka ke dalam Bahasa Indonesia menggunakan sumber Bahasa Inggris pada umumnya, di mana kitab Suci Tipitaka dalam Bahasa Inggris juga belum lengkap seluruhnya. Di samping itu, untuk meme­nuhi kebutuhan masyarakat kami men­dahulukan pe­nerbitan kitab-kitab yang belum dilakukan penerbit lain. Dan diha­rapkan kami dapat menerbitkan seluruh Kitab Suci Tipitaka dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ungkap Maha Upasaka Pan­dita Wirawan Giriputra, selaku Wakil Ketua Pembina Yayasan Vicayo Indonesia.

Pada kesempatan berharga tersebut, Wirawan Giriputra bersama pengurus Yayasan Vicayo Indonesia lainnya Upa. Ir. Ony Hindra Kusuma MBA dan UP Satyavira Tju Tjang Seng selaku pengawas dan Upa Dhammavira Tjeng Tjong selaku ketua yayasan menyerahkan secara simbolis kepada perwakilan aktivis buddhis yang menjadi prioritas penerima kitab. Diawali penyerahan Kitab Suci Tipitaka kepada anggota Sangha yang diwakili YM Bhikkhu Khemacaro Mahathera, YM.Bhikkhu Thanavaro Thera, YM Bhikkhu Thitavamso Thera dan YM Bhikhhu Indaguno Thera oleh YM Bhikkhu Jinadhammo Mahathera. (rel/ht)

()

Baca Juga

Rekomendasi