Panen Raya Wortel Harga Meroket

Kabanjahe, (Analisa). Petani wotel di Kabupaten Karo yang melaksanakan mu­­sim tanam Februari 2018 dan musim panen memasuki ming­gu kedua Mei 2018 saat ini pantas bersyukur dan ber­gembira.

Soalnya, kalau sela­ma ini harga jual wor­tel di pe­tani (di ladang) hanya Rp500/kg atau rata-rata di bawah Rp1000/kg, kini naik Rp2500/kg sam­pai Rp3000/kg, ujar Metehsa Purba, pe­­tani asal Desa Kandibata, Keca­matan Ka­banjahe, Sabtu (19/5).

Di perladangan Metehsa Purba yang juga Kadis Perika­nan Pemkab Karo di Kan­di­bata dan Desa Rumah Kaban­jahe, tidak tanggung-tang­gung luasnya dan menghasil­kan rata-rata 25 ton/hek­tare atau pendapatan Rp75 juta/hektare.

Musim ta­nam hanya 100 hari ini, Purba mengaku tidak repot mengu­rus panen wortelnya yang lu­asnya berkisar 10 hektare. Cukup diborongkan saja. Sis­­temnya, pertama pedagang menyur­vei lokasi kebun yang siap dipanen. Setelah ditaksir kuantitas produksi dan harga disepakati, pe­dagang sendiri yang memanennya. Petani tinggal menerima uang tunai dari pedagang, jelas Purba di lahan kebun wortelnya Desa Kandibata.

Disinggung tentang pema­saran wortel dari Karo, Purba menjelaskan cukup luas. Hampir memasuki pasar-pa­­sar tradisional di Sumatera Utara. Ter­masuk ke hotel-hotel, restoran dan kafe-kafe. Pemasaran itu secara mandiri dilakukan para pedagang yang dimulai sejak dulu. Namun diakuinya juga, ke­tika terjadi anjloknya harga wortel atau produksi pertanian lainnya dari Karo besar kemungkinan karena sama-sama pa­nen dari daerah di luar Sumatera Utara.

Namun diakuinya, kualitas dan aroma wortel Karo me­mang tetap me­nem­pati kua­litas pertama dari produksi dae­rah lain.

Disinggung mengenai bi­bit, tidak masalah bagi Purba. Dia membuat bibit sendiri dari kualitas pilihan yang diseleksi dari tanaman yang dipanen. Kalau sudah ditemukan bibit pilihan tersebut, dicabut dan disemai di tempat khusus. Tiga-empat bulan, bibit sudah jadi dan setelah tua disimpan.

“Dalam 1 hektare dibutuh­kan bibit 20-25 gantang dan bibit yang disemai atau dita­nam tidak ada sistem sisip. Bah­­kan dicabut bila bibit tum­buh terlalu ra­pat pada bede­ngan areal tanaman yang di­si­apkan. Petani yang tidak mem­buat bi­bit, bisa dibeli dengan harga Rp80.000/gantang atau satu tumba Rp320.000. Bertani wortel tidak repot. Ti­dak seperti tanaman cabai, jeruk atau to­mat. Cukup diberi pupuk jenis paten x butir, KCL, TSP dan SS,” katanya.

Kuantitas atau kualitas produksi wor­tel ditentukan curah hujan. Bila curah hu­jan tinggi, tidak cocok dengan ta­na­man wortel. Tanaman wor­tel meng­ingin­kan curah hujan yang sedikit. Cu­kup seminggu sekali, dipastikan kuan­titas dan kualitas produksi super. Ke­cua­li harga, itu tergantung nasib juga, ujar Purba terus terang. (alex)

()

Baca Juga

Rekomendasi