Lukisan Potret Kreasi Budiami

Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn. Lukisan wajah manusia  berupa hitam pu­tih maupun ber­warna, dikenal dengan luki­san potret, masih banyak peng­gemarnya. Meskipun sudah ada teknologi canggih fotogra­fi yang bisa menciptakan gam­bar wajah manusia secara tepat dan cepat. Lukisan potret  yang di­buat secara ma­ nual tidak ter­geser eksistensinya.  Pesanan atau order lukisan potret  de­ngan harga bervariasi  berdata­ngan dari berbagai kalangan penggemar seni pada para pe­lukis. Mereka menyukai lukis­an wajah  yang dibuat pelukis, karena lukisan terasa unik dan penuh muatan seni.

Pelukis potret harus mam­pu menciptakan lukisan semi­rip mungkin dengan wajah orang yang dilukis. Ada keti­dak miripan sedikit saja, sang pemesan bisa kecewa dan mem­batalkan pesanan lukisan yang sudah dibuat. Membuat lu­kisan potret tingkat kesulitan cukup tinggi. Bagi sejumlah pe­lukis yang memiliki ketram­pilan tinggi, kesulitan dengan mudah bisa diatasi.

Mereka yang memiliki ke­trampilan tinggi tidak sulit men­ciptakan lukisan potret se­cara tepat dan cepat. Dalam hi­tu­ngan jam sebuah lukisan po­tret bisa diselesaikan.  Luki­s­an potret bisa dikerjakan de­ngan cepat oleh pelukis. Bu­kan karena melukiskannya mudah, itu karena sang pelukis telah stu­di bertahun-tahun untuk bisa melukis cepat dan tepat.   

Budiami termasuk pelukis muda di kota Me­dan yang ak­tiff mengerjakan pesanan luki­san po­tret.  Sarjana seni lulusan Jurusan Pendidikan Se­nirupa Unimed ini memiliki ketram­pilan me­lukis potret dengan baik. Waktu masih studi sudah menunjukkan ketrampilannya mengerja­kan lukisan potret.  Be­berapa tahun setelah lulus stu­di, Budi belajar lagi di Sang­gar Rowo asuhan pelukis senior  Yatim Mustofa.  Kemam­puan teknisnya termasuk ba­gus dalam mengerjakan lukis­an potret.

Budiami sewaktu studi satu angkatan dengan pelukis muda Dai Lubis. Masuk kuliah pada waktu yang sama, tahun 2009.  Selesai studi, Budiami memi­lih menjalani profesi sebagai pe­lukis di Medan. Belum ada ke­inginannya untuk kembali ke kampung halamannya di Camp Usi, Pidie, Nangroe Aceh Darussalam.

Masa ka­nak-kanak hingga remaja, Bu­diami sekolah di Aceh Tengah sejak Sekolah Dasar hingga SMA. Kini dia ak­tif berkreasi mencipta­kan lukisan-lukisan potret di stu­dionya, terletak di jalan Pela­ngi, Teladan Barat, Medan.

Lukisan-lukisan potret yang dikerjakannya ter­diri dari berbagai ukuran dan media. Ada uku­ran kecil sebesar ker­tas gambar A3 hingga uku­ran satu meter persegi lebih. Me­dianya pensil, cat air pada ker­tas dan cat minyak pada kan­­vas. Lukisan potret kreasinya ada yang be­rupa hitam putih, ada juga yang berwarna. Pe­me­­san lukisan-lukisan potret­nya dari berba­gai kalangan ma­syarakat.

Harga lukisannya juga ti­dak dipatok tinggi. Semua bisa dinegosiasi. Budiami mema­tok harga lukisan mulai dari ra­tusan ribu, hingga beberapa juta rupiah. Harga tergantung  ukuran, bahan dan tingkat ke­su­litan objek yang dilukis­kan.  Baginya dalam menjalin relasi dengan pe­mesan, yang  pen­ting  pemesan lu­kisan merasa se­nang dan puas dengan ka­ryanya.

Mendalami sungguh-sung­guh satu keahlian bisa menja­dikan seseorang sebagai maestro seni potret. Seorang pelu­kis bisa menciptakan karya seni potret kelas masterpiece. Sepertii Leon­dar­do da Vinci mampu melukiskan wajah Monalisa yang dikagumi ba­nyak penggemar seni, hingga ber­abad-abad lamanya.

Budia­mi secara teknis mam­pu melukis wajah de­ngan baik, tapi untuk menjadi maestro seni potret memerlukan ba­nyak pengalaman. Waktu yang akan membuktikan apa­kah dedikasi dan integritasnya pada dunia seni mampu menja­di­kannya seniman berkelas maestro.

Penulis; dosen pendidikan seni rupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Seni Rupa Sumatera Utara.

()

Baca Juga

Rekomendasi