Dalam Makanan Olahan

Sepuluh Zat Kimia Sering Ditemukan

MAKANAN  menjadi kebu­tu­han pokok setiap manusia. Maka­nan yang sehat akan mem­buat tu­buh menjadi fit dan terhindar dari penyakit. Pernah Anda bertanya kenapa makanan olahan itu rasanya sangat enak? Itu ka­rena makanan olahan mendapat tambahan  bahan-bahan yang bisa membuat rasa men­jadi lebih enak.

Tidak masalah jika yang digu­nakan adalah bahan alami. Apa yang terjadi jika malah seba­liknya? Berikut 10 zat kimia berbahaya yang banyak ditemu­kan dalam ma­kanan olahan dikutip berbagai ma­cam sumber:

1. Monosodium Gluta­mate (MSG)

Micin sering digunakan ba­nyak restoran dan pedagang makanan yang berjualan di ge­robak untuk membuat masakan menjadi lebih lezat.

Dengan bantuan micin, dalam sekejap, makanan yang tidak enak bisa menjadi enak. Tapi, micin atau monosodium gluta­mate (MSG) adalah zat kimia yang ternyata ber­bahaya bagi tubuh.

MSG atau micin terbuat dari asam amino yang sering diguna­kan untuk menyedapkan seperti sup, salad dressing, kentan, maka­nan kaleng, dan semua masakan yang dimasak di res­toran meng­gunakan micin. Jika dikonsumsi secara wajar, dampak micin tidak akan terlalu terasa. Mengkonsumsi terlalu banyak bisa mengakibatkan depresi, disorientasi, masalah mata, lelah, sakit kepala, dan obesitas.

2. Pemanis Buatan

Banyak mengonsumsi ma­kanan yang manis adalah salah satu pe­nyebab kenapa orang bisa menga­lami obesitas. Untuk membuat ma­kanan menjadi ma­nis, dibutuhkan  gula.

Ternyata, gula sendiri ada yang alami dan ada juga gula buatan. Gula buatan inilah yang ditengarai mengandung zat kimia  berbahaya bagi tubuh.

Tahukah Anda  dimana paling banyak terdapat gula buatan? Jika Anda me­ne­mu­kan segala macam maka­n­an yang bertu­liskan diet dan sugar free (be­bas gula), itu­lah dimana gu­la buatan paling banyak di­te­mukan.  Pe­ma­nis buatan yang disebut as­partame ada­lah racun dan pe­nyebab kan­ker dalam tu­buh.

3. Minyak kelapa sawit

Sama de­ngan sirup jagung, minyak kelapa sawit juga bisa mengundang ba­nyak masalah bagi tubuh apabila dikonsumsi terlalu sering. Anda ta­hu kenapa makanan di supermar­ket bisa bertahan begitu lama dan tidak membusuk?

Itu disebabkan  minyak kelapa sawit. Jika tanpa bantuan minyak kelapa sawit, supermarket harus rutin mengecek dan mengganti se­tiap makanan yang sudah membu­suk.

Dikatakan sebelumnya bahwa sirup jagung bisa meningkatkan lemak tak jenuh dalam tubuh, mi­nyak kelapa sawit ini juga bisa me­lakukan hal yang sama dengan sirup jagung.

Semakin meningkatnya jum­lah LDL dalam tubuh bisa menga­kibatkan penggumpalan darah dan meningkatkan resiko terse­rang penyakit jantung.

4. Sirup jagung

Jika pemanis buatan saja sudah buruk, ternyata ada yang lebih pa­rah lagi dari pemanis buatan, dan itu adalah sirup jagung atau High Fructose Corn Syrup (HF­CS).

HFCS inilah penyumbang kalori terbesar di Amerika. Pa­rahnya lagi, HFCS ditemukan hampir di setiap makanan olahan yang dijual di su­permarmet Ame­rika.

Jika dibandingkan dengan pe­manis buatan, HFCS justru 20 kali lebih berbahaya dari itu. Begitu masuk ke dalam tubuh, HFCS ini akan berubah menjadi lemak tak jenuh (LDL). Lemak jahat atau lem­ak tak jenuh ini yang bisa me­ningkatkan kolesterol dalam tubuh, menaikkan gula darah, dan menda­tangkan banyak masalah lain.

5. Butylated Hydroxya­nisole (BHA) dan Buty­lated Hydroxytoluene (BHT)

Ada banyak zat yang bisa digu­nakan untuk mencegah makanan cepat basi, dua di an­taranya adalah Butylated Hydroo­xyanisole (BHA) dan Butylated Hydroxytoluene (BHT).

Baik itu BHA dan BHT diguna­kan sebagai bahan pengawet dan banyak ditemukan pada sereal, per­men karet, keripik kentang, dan mi­nyak sayur.

Selain bisa membuat makanan menjadi lebih awet, BHA dan BHT bisa menjaga warna ma­kan­an dan mencegah ma­kanan berbau. Me­ngonsumsi makanan yang mengan­dung BHA dan BHT secara terus-menerus bisa me­nga­kibatkan keru­sakan saraf otak, mempengaruhi sikap, dan me­nyebabkan kanker.

6. Lemak trans

Banyak orang mungkin mem­pertanyakan hal ini, kenapa ma­kanan sekarang bisa bertahan lama? Kenapa makanan-ma­kanan ini ti­dak cepat basi? Kun­cinya terletak pada lemak trans. Lemak trans ini digunakan  peru­sahaan pembuat ma­kanan de­ngan tujuan untuk me­nambah lama makanan.

Lemak trans dihasilkan mela­lui prosesn hidrogenasi. Lemak trans banyak ditemukan pada mar­garin, keripik, kerupuk, ma­kanan pang­gangan, dan makanan cepat saji.

Dari beberapa studi yang telah di­lakukan, lemak trans bisa men­ing­katkan lemak tak jenuh (LDL) dan mengurangi jumlah lemak je­nuh (HDL) yang merupa­kan lemak baik.

7. Pewarna makanan

Jika Anda jalan-jalan di sekitar sekolah, Anda bisa menemukan banyak pedagang yang menjaja­kan makanan mereka. Untuk mem­buat makanan semakin me­narik, para pedagang membuat makanan tersebut menjadi ber­warna-warni.

Tapi, apakah aman mengon­sum­si makanan yang penuh warna-warni seperti itu? Meski ada peda­gang makanan yang menggunakan pewarna ala­mi, tidak me­nutup ke­mu­ngkinan ada pe­dagang ya­ng ti­dak per­du­li de­ngan ke­seha­tan pem­­beli­nya dan me­mi­lih untuk meng­gu­na­kan pe­warna buatan.

Pewarna bu­atan seperti biru, me­rah, hijau, merah, dan kuning, di­duga me­miliki kemungkinan besar mem­buat masalah pada tiroid, ad­renalin, ginjal, kanker otak, dan kandung kemih.

8. Sodium nitrat dan sodium nitrit

Memiliki nama yang berbeda, tapi kedua zat kimia tersebut, yakni sodium nitrat dan sodium nitrit adalah dua zat kimia yang digu­nakan sebagai pengawet ma­kanan.

Baik itu sodium nitrat dan sodium nitrit, kedua-duanya merupa­kan zat berbahaya yang seharusnya tidak masuk ke dalam tubuh.  Sa­yangnya, banyak orang yang tidak sadar dan tetap me­ngonsumsi ke­dua zat tersebut.

Sodium nitrat dan sodium nitrit digunakan sebagai bahan penga­wet dan banyak ditemukan dalam makanan seperti daging asap atau bacon, daging merah, dan hot dog. Kedua zat tersebut dipercaya men­jadi penyebab besar kanker dan masalah metabolisme. Ke­dua ma­salah tersebut bisa beru­jung dengan munculnya penyakit diabetes.

9. Sodium sulfit

Banyak makanan yang dijual de­ngan menggunakan bahan pe­ngawet. Jika tidak menggu­nakan bahan pengawet, makanan yang dibuat akan cepat basi dan dibuang.

Tentu saja itu bisa merugikan orang yang memproduksi makan­an tersebut. Zat pembuat bahan pengawet bisa bermacam-ma­cam, salah satunya adalah sodium sulfit.

Sodium sulfit adalah zat kimia yang banyak digunakan dalam pem­buatan anggur dan makanan olahan. Mayoritas orang yang sering me­ngonsumsi makanan mengandung sodium sulfit, me­miliki masalah de­ngan asma, sakit kepala, dan aler­gi. Dalam kasus  lebih parah, sodium sulfit bisa mengakibatkan ke­matian dengan menutup aliran pernapasan.

10. Magnesium stearate

Orang mengonsumsi vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh me­reka. Sebenarnya, vitamin bisa di­peroleh dengan cara alami yak­ni mengonsumsi buah.

Tapi, semakin kesini, vitamin telah diolah ke dalam bentuk obat. Yang namanya sudah diolah di pabrik, pastinya sudah ditambah­kan sejumlah zat kimia yang entah siapa yang tahu.

Salah satu zat kimia yang digu­nakan dalam pembentukan vita­min adalah magnesium stearate. Zat inilah yang membuat kapsul vitamin tidak nempel satu dengan yang lain.

Meski berguna, ternyata mag­nesium stearate mengundang masa­lah baru bagi kesehatan. Mag­­ne­sium stearate telah dihu­bungkan dengan berbagai masa­lah, salah sa­tu­nya menurunkan kekebalan tu­buh. (tpc/mxc/cnn/es)

Pemanis Buatan

()

Baca Juga

Rekomendasi