Perpustakaan Harus Bertransformasi di Bidang Layanan

Parapat, (Analisa). Perpustakaan ke depan harus bertransformasi, melakukan banyak inovasi dan menjadi ruang publik bagi masyarakat. Program ini menjadi prioritas nasional. Jadi, perpustakaan tidak hanya memilikirkan layanan saja, tetapi harus me­lakukan inovasi layanan dalam meningkatkan kesejah­teraan sosial masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Perpunas RI mengembangkan kebijakan transformasi layanan perpus­takaan berbasis inklusi sosial.

Demikian disampaikan Kabag Perencanaan Perpusnas RI, Dr Adin Bondar Pasaribu, MSi saat menjadi narasumber para Pertemuan Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Sumatera Utara di Hotel Danau Toba Cottage, Parapat-Kabupaten Simalungun, Selasa (8/5).

Dia menjelaskan, Inklusi sosial adalah pendekatan berbasis system social approach atau pendekatan kemanusiaan (humanistic approach). Pendekatan inklusi memandang perpustakaan merupakan subsistem sosial dalam sistem kemasyarakatan. Untuk itu, perpustakaan harus dirancang agar memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi di masyarakat. Maka, melalui pendekatan inklusif perpustakaan umum mampu menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk memperoleh solusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.

Saat ini, katanya untuk menyejahteraan masyarakat sudah dilakukan dinas-dinas, tetapi fungsinya masih parsial dan tidak holistik. Maka, perpustakaan akan merangkum. Apapun itu, perpustakaan umum benar-benar menjadi ranah publik. "Perpustakaan inklusi ini sebenarnyaa sudah dilakukan pihak swasta, sudah membangun 750 titik. Ini sudah diakui pemerintah dan diapresiasi karena menjadi sebuah program inovatif di masyarakat. Konsep ini yang dikembangkan di sana nanti akan ada pendampingan, dan ada ruang-ruang bisa masyarakat saling menguatkan dan sharing-sharing," katanya.

Terhadap tugas pustakawan, Adin Bondar Pasaribu mene­gaskan, tugas pustakawan menjadi analisis informasi di ma­syarkat. Membangun peradaban, dilihat era pertanian ter­hadap pengetahuan, maka pengetahuan menjadi kunci utama. Nantinya, bertumpuh pada pengetahuan masyarakat menjadi fungsi utama penggerak ekonomi. Pustakawan dalama konteks ini memiliki peran penting dalam mem­fasilitasi masyarakat Indonesia. Bisa menjadi fasilitator dalam menjembatani antara pengetahuan kepada masyarakat se­hingga rakyat Indonesia memiliki daya saing dengan negara lain.

Pustakawan harus memahami konteks sosial di masya­rakat, dan perpustakaan benar-benar memberdayakan masya­rakat dalam meningkatkan kualitas. Perpustakaan akan menjadi inklusi sosial bila semua sudah sesuai standar. Ke depan, pemerintah membuat gedung sesuai standar, mela­kukan rehabilitasi layanan perpustakaan, ruang baca menjadi perhatian di seluruh Indonesia. Semua agar masyarakat tidak bosan. (maf)

()

Baca Juga

Rekomendasi