Oleh: Isti Madinah Hasibuan, S.T.
Nasi merupakan makanan pokok sebagai sumber energi bagi masyarakat Indonesia. Jenis nasi yang paling sering dikonsumsi adalah nasi putih. Hampir semua orang suka mengkonsumsi nasi dalam keadaan panas, apalagi baru dimasak, karena memberikan kenikmatan tersendiri pada rasa nasi. Ternyata, nasi yang telah didinginkan dalam waktu satu malam atau nasi kemarin lebih baik dibanding nasi yang baru dimasak, terutama lebih baik bagi penderita diabetes.
Kualitas metabolisme sumber karbohidrat seperti beras dapat ditentukan oleh respon glikemik (yaitu, konsentrasi glukosa darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan). Respon glikemik ditentukan ukuran partikel makanan, metode memasak, ukuran suapan, tingkat mengunyah dan pencernaan yang terjadi di dalam mulut, serta sifat fisik dan kimia dari pati. Oleh sebab itu, metode memasak nasi dapat mempengaruhi konsentrasi glukosa dalam darah.
Beras biasanya dianggap sebagai sumber karbohidrat yang sangat mudah dicerna, tetapi tingkat pencernaan dan respon glikemik yang dihasilkan bervariasi tergantung pada jenis padi dan metode pemasakannya. Kandungan amilosa beras mempengaruhi respon glikemik karena kecenderungan amilosa untuk mempertahankan struktur kristalinnya setelah dimasak. Nasi putih memiliki indeks glikemik yang tinggi yaitu sebesar 73 ± 4, sehingga dapat menyebabkan peningkatan respon glikemik dan insulin. Sedangkan untuk penderita diabetes, indeks glikemik yang dianjurkan adalah kurang dari 55.
Kandungan utama dalam beras adalah pati, yaitu sekitar 80-85%. Pati beras tersusun dari amilosa dan amilopektin, perbandingan kedua komponen ini mempengaruhi warna dan tekstur nasi. Daya cerna pati yang tinggi menyebabkan kadar glukosa darah di dalam tubuh meningkat. Jika jumlah insulin yang diproduksi rendah, maka kondisi ini dapat menyebabkan penyakit diabetes. Sehingga daya cerna pati dan aktivitas enzim harus diturunkan agar sekresi insulin juga berkurang.
Faktor-faktor yang dapat menurunkan daya cerna pati adalah anti amilase (serat pangan, tannin) dan struktur kimia pati. Daya cerna pati yang semakin menurun menandakan bahwa pati resisten dalam bahan pangan semakin meningkat. Pati resisten merupakan pati yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim amilolitik. Mendinginkan nasi putih diketahui dapat meningkatkan kandungan pati resisten.
Hal ini dikarenakan proses retrogradasi pati (terikatnya kembali molekul-molekul amilosa) yang terjadi selama penyimpanan atau pendinginan beras yang dimasak. Proses ini membuat beberapa pati dalam nasi menjadi tahan terhadap pencernaan (pati resisten), sehingga tidak dapat diserap oleh usus halus manusia dan lolos ke dalam usus besar sebagai serat pangan. Oleh karena itu, nasi kemarin dapat menghasilkan respons glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan nasi yang baru dimasak.
Sebuah studi menunjukkan bahwa pendinginan nasi putih yang dimasak meningkatkan kandungan pati resistennya. Nasi putih yang dimasak dan didinginkan pada suhu 4°C selama 24 jam kemudian dipanaskan memiliki kandungan pati resisten yang lebih tinggi dari pada nasi putih yang dimasak dan didinginkan pada suhu kamar selama 10 jam. Pendinginan nasi yang dimasak pada suhu rendah cenderung membuat tekstur nasi menjadi keras sehingga diperlukan pemanasan kembali untuk melembutkannya.
Nasi putih yang baru dimasak dan nasi putih yang telah didinginkan selama 24 jam memiliki kandungan air yang hampir sama, namun pati resisten yang dihasilkan berbeda. Pati resisten pada nasi putih yang didinginkan selama 24 jam lebih tinggi yaitu 1,65 g/100 g, sedangkan pada nasi putih yang baru dimasak adalah 0,64 g/100 g.
Dalam studi klinis, konsumsi nasi putih yang didinginkan pada suhu 4°C selama 24 jam kemudian dipanaskan menghasilkan respon glikemik yang lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi nasi putih yang baru dimasak pada porsi yang sama. Nasi putih yang dihasilkan juga hampir sama seperti nasi putih yang baru dimasak.
Oleh karena itu, mengubah nasi putih yang baru dimasak menjadi nasi putih yang didinginkan pada suhu 4°C selama 24 jam kemudian dipanaskan dapat direkomendasikan untuk pasien diabetes dalam diet sehari-hari. Mengkonsumsi nasi putih dengan metode memasak seperti ini juga baik bagi semua orang untuk memelihara kesehatan.
(Penulis adalah mahasiswa pascasarjana Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara)