Oleh: Yogi Yuwasta
TINGGAL di asrama untuk mengecap pendidikan, terkadang menjadi beban mental bagi calon siswa yang tidak terbiasa hidup jauh dari orangtua. Semua pekerjaan harus dikerjakan sendiri. Tidak bisa lagi mengandalkan orangtua. Apalagi untuk anak yang tidak biasa hidup disiplin dan mandiri, tentu saja tinggal di asrama bukanlah hal yang didambakan.
Asrama sebenarnya banyak memberi pelajaran bermanfaat dan pengalaman bagi yang punya keinginan kuat untuk mengembangkan potensi diri dan menimba ilmu. Lingkungan asrama yang ketat dan disiplin ternyata dapat menambah konsentrasi belajar dan fokus dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Seperti pengalaman yang dituturkan mantan siswa SMA RK Deli Murni Sibolangit, Gresia Vanesia Meliala yang sudah tiga tahun tinggal di Asrama Putra Santa Maria Degli Angeli Jl. Djamin Ginting KM 47 Sibolangit. Gresia yang tercatat sebagai salah seorang siswa berprestasi ini, menyebutkan, dampak positif yang ia rasakan selama bersekolah di Deli Murni dan tinggal di asrama menjadi lebih mandiri, disiplin dan tidak manja. Selain itu, menurut siswa yang kini lulus di USU Fakultas Teknik Kimia melalui jalur undangan ini, tinggal di asrama justru mendukungnya untuk mengukir prestasi akademis.
Menurutnya, paradigma yang menyebutkan bahwa anak asrama adalah anak yang kurang gaul terbantahkan. Justru di asrama menurutnya, pergaulan jauh lebih solid dan kompak. Karena sesama anak asrama pasti merasakan adanya persaudaraan dan senasib sepenanggungan.
"Saya mendapatkan sesuatu yang spesial selama di asrama. Yaitu didikan dari semua pastor dan frater, terutama pembina yang selalu setia dan ada untuk anak asrama. Pekerjaan sehari-hari yang saya tidak tahu selama ini, akhirnya bisa saya lakukan. Seperti bangun pagi cepat, menyetrika, mencuci pakaian dan membersihkan ruangan,"tuturnya.
Pengakuan sama juga diungkapkan alumni Deli Murni tahun 2017 Roy yang sekarang bekerja di Resto terpandang di Tanjung Morawa. Sudah setahun saya bekerja dan kini ingin melanjutkan kuliah, ujarnya.
Sedangkan siswa lain yang lulus ke USU tanpa seleksi dan kini menjadi calon mahasiswa di USU jurusan Hukum, Ray Gedy berpendapat, meski dia tidak tinggal di asrama namun, dia dapat mersakan bahwa teman-temannya yang tinggal di asrama memberi dukungan penuh baginya dalam menggali potensi dan kreativitas bersekolah di Deli Murni. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan prestasi yang pernah dicapainya saat menjadi juara I lomba baca puisi tingkat provinsi se Sumut. Tinggal di asrama lebih memudahkan dalam menggali potensi diri dan kreativitas. Apalagi didukung fasilitas yang memadai yang ada di SMP -SMA RK Deli Murni serta lapangan olahraga yang berstandard.
Prestasi yang diukir para siswa SMP-SMA RK Deli Murni Sibolangit yang tinggal di asrama tak terlepas dari peran para guru, pembina dan pengurus yayasan. Menurut Pengurus Yayasan Perguruan Katolik Betlehem Binaman Kasan, selain mencetak siswa berprestasi, pihak yayasan juga didukung oleh tenaga pendidik yang profesional dan tentu saja berprestasi.
Beberapa guru telah mengukir prestasi untuk SMP-SMA RK Deli Murni desa Bandar Baru di antaranya, Jumiati br Ginting sebagai Juara I Olimpiade Guru Nasional (OGN) tingkat SMP Kabupaten Deli Serdang tahun 2018, mata pelajaran Bahasa Indonesia, Marlon Simanihuruk meraih Juara III terbaik di Olimpiade Guru Nasional mata pelajaran Fisika tingkat SMA/ SMK Kabupaten Deli Serdang tahun 2016 dan Zainal Abidin peraih Medali Perunggu/ Juara III tingkat guru SMA di Olimpiade Hardiknas (OSH) se Sumatera Utara 2018 bidang Biologi.
"Pada tahun ini siswa-siswi SMP dan SMA RK Deli Murni lulus 100 persen. Khusus untuk siswa SMA dari 116 siswa yang lulus 14 di antaranya lulus ke universitas terkemuka di Medan. Sepuluh orang lulus diterima di USU yaitu, Ray Gedy (Ilmu Hukum), Sari Mutiara Sinaga (Akuntasi), Sherly Pandia (Ekonomi Pembangunan), Sri Ulina (Kesejahteraan Sosial), Via Yemima Ginting (Agro Ekoteknologi), Gresia Vanesia Meliala (Teknik Kimia), Chintya Amanda Ginting dan Cita Seri Naila (Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis), Claudia Demita Pasaribu (Teknologi Informasi) dan Dejan Milen Priyuda (Kehutanan).
Sedangkan 4 siswa yang lulus ke UNIMED masing-masing, Jay Hansah Surbakti (Kimia), Luther Tarigan (Pendidikan Antropologi), Rantika Alycia Putri (Pendidikan Bahasa Indonesia), Enike Tarigan (Pendidikan Sejarah).
Ditambah dua orang yang lulus ke Universitas Negeri Manado dan UNDIP yaitu Andreo Bangun dan Febri Manista Sembiring,"urainya.
Menurut Binaman, segudang prestasi yang diukir tentunya tak berarti jika tidak dibekali dengan etika moral, prilaku yang baik. Ini seperti pesan yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy agar mempertahankan karakter ketika beraudiensi ke kantor Mendikbud pada tahun 2017 yang silam di Jakarta. Pesan yang disampaikan Mendikbud kata Binaman, dipertegas kembali oleh Ketua Dewan Tri Organ Yayasan Betlehem P. Maximilianus Sembiring dan Jonas Hudaya baru baru ini. "Kami berkomitmen dan konsisten untuk mengimplementasikannya baik di jajaran sekolah maupun di Asrama putra kita "Santa Maria Degli Angeli". Pengurus Yayasan perlu evaluasi dan monitoring terus pencapaian keberhasilannya.
"Pendidikan Karakter dengan menanamkan etika dan moral menjadi komitmen kita bersama di Yayasan Betlehem, dikarenakan pintar saja tidak cukup. Banyak orang pintar tapi kalau tidak beretika pastinya tidak diterima oleh masyarakat,"ucap Jonas Hudaya.
Ke depan, lanjut Binaman, Deli Murni Sekolah Berkarakter yang memiliki Asrama sendiri akan berusaha mensejajarkan diri dengan sekolah berasrama lainnya yang juga berlokasi di pedesaan, seperti Sekolah SMA Unggul DEL berasrama, Sekolah Plus Efarina dan Yayasan Soposurung. Tidak berlebihan rasanya, karena memang sekolah ini punya modal berkarakter dan diyakini mampu menjadi agent perubahan di dunia pendidikan khususnya bagi sekolah berasrama.