Bayi Kembar Orangutan Tapanuli Ditemukan di Batang Toru

Analisadaily (Medan) - Sumatera Orangutan Conservation Programme menemukan dua bayi kembar Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) di Hutan Batang Toru, Tapanuli, Mei lalu.

Staf SOCP, Andayani Oerta dan Ulil Amri Silitonga, Minggu (20/5), sedang melakukan pencarian rutin Orangutan dan satwa liar lainnya. Hanya berjarak satu kilometer di sebelah barat laut pos, mereka menemukan 2 bayi kembar Orangutan Tapanuli.

"Saya baru mulai mengelola kamp beberapa bulan yang lalu dan sedang melakukan misi pencarian rutin. Tiba-tiba kami melihat ibu Orangutan Tapanuli dengan dua bayi pada saat yang bersamaan terasa sangat menakjubkan. Si kembar ukurannya hampir sama, tetapi salah satunya cukup berani. Sementara yang lainnya pemalu dan selalu ingin dekat dengan ibunya," kata Andayani, Kamis (12/7).

“Kelahiran kembar memang terjadi pada hewan penangkaran. Tetapi bahkan jika ini terjadi di alam liar, sangat jarang bagi kedua bayi untuk bertahan hidup. Karena, kurangnya pengamatan,” kata Kepala Unit Pemantauan Keanekaragaman Hayati SOCP, Matius Nowak, yang bertahun-tahun tinggal di Batang Toru.

"Saya menghabiskan bertahun-tahun mempelajari Orangutan di alam liar dan tidak pernah melihat seorang ibu dengan anak kembar. Jadi ini adalah berita yang luar biasa. Tetapi kita juga perlu mengingat bahwa Orangutan Tapanuli adalah kera besar yang paling langka dan paling terancam di dunia dan baru dijelaskan pada bulan November tahun lalu," Direktur SOCP, Dr. Ian Singleton.

"Namun, hutan dimana hal langka ini terjadi sekarang sudah terpecah-pecah dan sedang terancam oleh proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air yang didanai Cina. Kita harus berhenti menghancurkan lebih banyak habitat Orangutan dan menyambungkan kembali hutan ini secepat mungkin. Bayi kembar ini adalah harapan, spesies ini dapat diselamatkan jika kita mengambil tindakan cepat," sambungnya.

Para pihak yang fokus dalam konservasi orangutan sangat berharap kelahiran bayi Orangutan kembar ini akan menjadi dorongan untuk menjaga kelestarian hutan sebagai habitat satwa yang paling terancam punah.

(JW)

Baca Juga

Rekomendasi