Oleh: Dinda Asa Ayukhaliza
SIAPA yang tak mengenal kangkung? Sayuran yang dapat ditemui tidak hanya di rumah, namun di hampir seluruh tempat makan, mulai dari warung nasi biasa hingga restoran mahal. Warna hijaunya yang menggoda dan teksturnya yang lembut serta rasanya yang lezat membuat sayuran ini digemari masyarakat luas. Namun, tahukah kita bahwa manfaatnya memicu pro dan kontra?
Kangkung adalah sayuran yang cukup populer, berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Indonesia, China, Australia Selatan, dan bagian negara Afrika. Tanaman ini termasuk dalam famili Convolvulaceae
Belum lama ini masyarakat dihebohkan dengan informasi tentang pelarangan konsumsi kangkung (water spinach) di Amerika Serikat. Bahkan, impor sayuran ini dianggap sebagai kegiatan ilegal. Kangkung dianggap berbahaya di Amerika Serikat. United States of Department Agriculture (USDA) melarang penjualan dan pembelian tanaman ini. Beberapa alasannya dapat diperhatikan pada uraian berikut.
Kangkung merupkan gulma yang mengganggu. Gulma adalah tanaman yang kehadirannya tidak diharapkan di lahan pertanian karena dapat menurunkan hasil produksi tanaman. Untuk tumbuh, kangkung memerlukan lebih banyak air daripada kebanyakan tanaman lain. Peningkatan sistem irigasi dapat menghilangkan nutrisi yang tersedia dan mengganggu kesuburan tanaman lain.
Kangkung dianggap beracun. Hal ini disebabkan oleh dugaan tentang adanya kandungan lysergic acid diethylamide (LSD) yang tergolong narkotika sintetis di dalam kangkung. Dikutip dari DokterSehat.com, menurut pakar kesehatan Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes yang berasal dari Persagi, kangkung tidak memiliki LSD, melainkan kandungan menyerupai LSD berupa semacam alkaloid bernama Lysergic acid amida (LSA).
Yang menarik, adanya kandungan LSA ini justru untuk melindungi kangkung dari berbagai serangan hama dan membuatnya menjadi lebih kuat. Efek dari mengkonsumsi LSA di dalam kangkung adalah membuat pikiran menjadi lebih tenang. Karena alasan inilah kita cenderung mudah mengantuk setelah mengkonsumsinya. Hanya saja, jika kemudian hal ini dianggap setara dengan efek layaknya narkotika, sepertinya anggapan ini terlalu berlebihan.
Alasan utama pelarangan kangkung di Amerika Serikat sebenarnya tidak berkaitan dengan LSD. Daniel F. Austin, seorang professor ilmu tanaman di University of Arizona, mengkategorikan kangkung sebagai tanaman invasif yang dapat merusak ekosistem. Kangkung tumbuh dengan cepat hingga menutupi perairan.
Kangkung diregulasi ketat karena dapat menimbulkan berbagai masalah, mulai dari mengganggu tanaman lain hingga menyulitkan sistem pengendalian banjir. Di beberapa kawasan, kangkung yang menutupi perairan bahkan sanggup menghambat laju sebuah kapal.
Meskipun dilarang di Amerika Serikat, masyarakat Indonesia tetap bisa mengkonsumsi sayuran ini karena beberapa alasan kesehatan. Di mana kandungan zat gizi dalam kangkung sangat banyak dan sangat bermanfaat untuk tubuh. Kangkung banyak mengandung vitamin A serta mineral terutama zat besi dan kalsium. Kedua jenis mineral tersebut merupakan zat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan manusia, sementara vitamin A sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata, selain itu kangkung juga mengandung vitamin B, C serta mineral lain seperti kalium dan natrium.
Menurut Depkes (1981), kandungan gizi dalam tiap 100 gram kangkung adalah protein (3,00 g), lemak (0,30 g), karbohidrat (5,40 g), kalsium (73,00 mg), fosfor (50,00 mg), zat besi (2,50 mg), vitamin A (6300,00 IU), vitamin B1 (0,07 mg), vitamin C (32,00 mg), kalium (228,00 mg), serta natrium (23,00 mg). Selain itu, kandungan serat yang tinggi dalam kangkung juga membantu melancarkan proses pencernaan.
Meskipun demikian, untuk memperoleh manfaat kangkung secara maksimal, perlu diperhatikan pula cara pengolahannya. Karena kandungan zat gizi akan berubah sesuai dengan cara pengolahannya. Cara pengolahan yang disarankan adalah dengan mencucinya di air mengalir, memperhatikan suhu dan waktu yang digunakan, serta tidak memanaskan kembali kangkung yang telah diolah untuk dikonsumsi lagi.
Dari penjelasan di atas, kita telah mengetahui bahwa kangkung merupakan salah satu sumber pangan nabati yang memiliki banyak kandungan gizi, di mana kandungan gizi tersebut sangat bermanfaat untuk tubuh. Maka dari itu, jangan khawatir untuk mengkonsumsi kangkung selama jumlah yang dikonsumsi dan pengolahan yang anda lakukan tepat.
(Penulis adalah mahasiswi FKM UIN-SU angkatan II tahun 2016)