Masyarakat Simeulue Keluhkan Harga Kelapa Anjlok

Sinabang, (Analisa). Petani dan agen di Kabupaten Simeulue mengeluhkan anjlok­nya harga daging buah kelapa atau sering disebut kelapa putih di da­erah kepulauan itu. Masyarakat di sebagian kawasan Pulau Si­meulue berharap harga daging buah kelapa bisa normal kembali.

Harga kelapa putih sekarang Rp4.050/kg atau anjlok dari harga sebelumnya Rp7.800/kg. Sementara satu-satunya pab­rik yang menampung daging buah kelapa dalam jumlah besar adalah pabrik tepung kelapa di kawasan Alus-Alus, Kecamatan Teupah Selatan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simeulue ke depan diharapkan dapat membangun pabrik yang berpihak kepada petani kelapa.

Kepada Analisa di Simeulue, Senin (23/7) sejumlah petani kelapa di daerah itu mengaku, tidak mendapatkan keuntungan dari penjualan kelapa dalam sebulan terakhir. Mereka meminta adanya kebijakan dari pemerintah daerah untuk menyikapi persoalan ini.

“Kami sekarang ini cukup merasakan dampak turunnya harga kelapa. Kami menginginkan harga tinggi seperti se­mula, tapi apa daya karena sampai saat ini hanya satu pabrik yang menjadi tempat kami menjual kelapa. Kami berharap ada pabrik yang dimiliki pemerintah da­e­rah dan lebih memperhatikan nasib peta­ni kelapa,” kata seorang petani kelapa di Teupah Selatan, Arman.

Dia tidak mengerti mengapa harga daging buah kelapa tua itu bisa anjlok. Turunnya harga komoditi ini, juga berpengaruh terhadap daya beli agen kelapa. “Karena harga turun, agen juga menurunkan harga. Sekarang kalau dijual ke agen harganya hanya Rp1.000 sampai Rp1.300/buah,” ujarnya.

Agen mengeluh

Harga tersebut turun dari sebelum­nya di atas Rp2.000/buah. Kondisi tersebut cukup menekan ekonomi petani kelapa. Para agen kelapa putih juga mengeluhkan turunnya harga salah satu komoditi andalan Pulau Simeulue ini.

Seorang agen kelapa yang tak ingin di­sebut identitasnya mengaku, bisa memasok sedikitnya 100 kg kelapa putih sehari, bahkan pernah mencapai 1 ton sehari. Kelapa tersebut ditampung dari petani kelapa dalam bentuk buah, lalu diambil daging­nya dan kemudian dipasok ke pabrik yang dikelola pihak swasta. Namun, anjloknya harga sangat mempengaruhi turunnya pembelian kelapa dari petani.

“Dulu harga kelapa putih sampai me­nyentuh Rp7.800/kg. Tapi, sekarang ha­nya Rp4.050/kg. Itu pun kalau diserahkan dengan tempurungnya. Kalau tempu­rungnya tidak diserahkan ke pabrik, maka harganya Rp3.500/kg,” katanya.

Arman tidak tahu mengapa harga da­ging kelapa anjlok sekali dalam beberapa waktu belakangan ini, sementara produksi kelapa di kawasan Teupah Selatan menjadi salah satu sumber penghasilan utama, di samping sayur-mayur dan buah-buahan.

Diungkapkan, harga kelapa putih te­rus turun sebelum bulan suci Ramadan 1439 Hijriah lalu. Petani dan agen kelapa berharap ada gerakan atau kebijakan dari pemerintah daerah untuk menyikapi persoalan ini.

Bupati Simeulue, Erli Hasyim saat dihubungi mengatakan, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi yang dialami petani kelapa dan akan berupaya membantu mengatasinya. “Mohon bersabar dulu ya,” ujarnya. (bei)

()

Baca Juga

Rekomendasi