Lirik Investor, Ditjen PAS Ikuti Pameran Produk Unggulan Karya WBP di AEO 2018

Analisadaily (Jakarta) - Puluhan produk unggulan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mengikuti pameran dalam acara APKASI Otonomi Expo (AEO) 2018. Pameran berlangsung mulai 6 hingga 8 Juli 2018, dan dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Indonesia Convention Exhibition Serpong Damai Tangerang.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami mengungkapkan, produk-produk unggulan karya WBP itu di antaranya papan catur dari batok kelapa karya WBP Lapas Toli-Toli Sulawesi Tengah, batik tulis karya Lapas Narkotika Nusakambangan, Lapas Perempuan Semarang, serta dan Lapas Sumenep, kerajinan platik dari Lapas Kelas III Bekasi, lalu sandal hotel bertema songket dari Lapas Payakumbuh.

“Ada juga tikar kayu dari Lapas Pontianak, pulpen kayu dari Lapas Kelas I Tangerang, dan kerajinan kulit dari Rutan Cipinang dan Lapas Mojokerto, gantungan kunci, kaos sablon, kerajinan cukli dari Lapas dan Bapas Mataram,” katanya, Jumat (6/7).

Termasuk pula produk unggulan kerajinan getah nyatu hasil karya WBP dari Rutan Kelas IIA Palangka Raya, Sri melanjutkan, yang menjadi juara pada lomba souvenir hotel digelar saat Pameran Produk Unggulan Narapidana 2018 di Kementerian Perindustrian di Jakarta.

Sri juga berharap, bahwa APKASI Otonomi Expo 2018 menjadi sarana strategis mempromosikan produk karya WBP. Juga sebagai ajang menggaet investor untuk mendukung karya produk unggulan para WBP dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) maupun di Rumah Tahanan (Rutan).

“Dan berharap ada investor yang menanamkan modalnya,” ucapnya.

Lebih lanjut, Sri memerinci sebanyak 11 Lapas yang karya produk WBP yang sudah diekspor ke berbagai negara.  Beberapa produk unggulan WBP tersebut, yaitu meubeler karya WBP dari  Lapas Porong ke Eropa, kerajinan kayu karya WBP Lapas Banyuwangi ke Jepang dan Korea, kerajinan kulit karya WBP Rutan Cipinang dan Lapas Mojokerto ke Dubai, dan kursi rotan sintetis karya WBP Lapas Narkotika Cirebon ke Eropa.

Kemudian bola kaki karya WBP Lapas Kelas 1 Cirebon ke Brazil, sarung softball karya WBP Lapas Ambarawa ke Amerika Serikat, tikar kayu karya WBP Lapas Kelas IIA Pontianak ke Malaysia, papan catur dari batok kelapa karya WBP Lapas Toli-Toli Sulawesi Tengah ke Inggris, Amerika Serikat, dan Arab Saudi.

Lukisan Menkuham Karya WBP Buta Warna

Lukisan Menkuham karya WBP buta warna (Foto: Istimewa).

Lukisan Menkuham karya WBP buta warna (Foto: Istimewa).

Dalam pameran produk unggulan WBP di (AEO) 2018 juga ditampilkan karya lukisan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly terbuat dari limbah kulit. Lukisan Menkumham tersebut, terbuat dari limbah kulit warna-warni yang dibuat oleh WBP dari Rutan Cipinang bernama Eric terpidana 4 tahun karena kasus narkoba.

Kendati begitu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan menjelaskan, Eric walau mengalami buta warna. Namun mampu membuat lukisan dengan bantuan sesama WBP lainnya. Erik mampu melukis karena membedakan warna dari potongan limbah kulit warna warni yang sudah diberi angka.

“Eric untuk membuat lukisan Menkumham harus menghapal 263 angka yang diletakkan pada potongan kulit tersebut. Saat membuat lukisan Menkumham dari limbah kulit ada 10 warna berbeda yang harus dihapalnya,” ujar Sri Puguh Budi Utami.

Pameran (Foto: Istimewa).

Pameran (Foto: Istimewa).

Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi (Latkerpro) Harun Sulianto menambahkan, para WBP binaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tak hanya memamerkan hasil karyanya di APKASI Otonomi Expo 2018.

Namun, sebanyak puluhan WBP juga akan menampilkan karya seni musik dan tari selama acara pameran. Seperti lukisan Menkumham yang terbuat dari lembah kulit. Menurut Harun Sulianto, Eric mampu melukis karena dibina oleh petugas Rutan Cipinang dan berkat kerja sama pembinaan bersama Jeerra Foundation.

“Untuk bidang kerajinan kulit dan seni,” ucapnya. “Sedangkan lukisan Menkumham karya Eric tidak dijual karena akan diserahkan untu Menkumham. Tapi jika ada pesanan dengan ukuran 35 X 50 cm. Harga lukisan  dipatok dengan harga Rp. 5 juta,” Harun menjelaskan.

(REL)

Baca Juga

Rekomendasi