Peran Dokter Spesialis Patologi Anatomi (SpPA)

Oleh: dr. Nicolas Xavier Ongko

PATOLOGI Anatomi ada­lah sebuah bidang ilmu ke­dokteran yang mendiagnosis penyakit berdasarkan peme­riksaan, mikroskopik, mole­kuler atas organ, jaringan dan sel atau disebut juga ca­bang spesialisasi me­dis yang berperan utama dalam pe­negakkan diagnosis penyakit, penen­tuan terapi, prediksi prognosis dan registrasi kan­ker berdasarkan diagnosis patologi anatomi.

Bidang il­mu kedokteran ini tergo­long kurang populer dibanding ilmu kedokteran lain bahkan jumlah dok­ter spesialis di bidang patologi anato­mi belum begitu ba­nyak. Jumlah dokter spesialis Patologi Anatomi di Indonesia hanya sekitar 320 orang dan mereka diberi gelar SpPA.

Berdasarkan data yang di­himpun, lebih kurang 937 Rumah Sakit de­ngan berba­gai tipe di Indonesia ma­sih mengalami kekurangan sebe­sar 2.484 dokter spesialis termasuk 202 dokter spesialis Patologi Anatomi.

Padahal sebenarnya, pe­me­riksaan patologi sangat di­perlukan dalam me­­nentukan tindakan medis selan­jut­nya. Misalnya yang pertama pada pasien tumor yang akan menjalani biopsi maka hanya dokter spesialis Patologi Anatomi yang akan meme­riksa sampel biopsinya untuk didiag­nosis apakah ada ke­ga­nasan atau tidak pada tumor tersebut dan yang kedua pada pasien keganasan payu­dara diper­lukan juga dokter spe­sialis Patologi Anatomi untuk mela­kukan pewar­naan imu­nohistokimia untuk menen­tukan terapi medis selan­jut­nya.

Selain kurang populer di ma­syarakat, bidang Patologi Ana­tomi juga masih kurang diperhatikan da­lam penye­lenggaraan pelayanan ke­se­hatan khususnya BPJS. Da­lam pelaksanaan BPJS kese­hatan pene­tapan tarif dibuat berdasarkan sistem paket INA-CBGs (Indonesia Case Base Group) sementara pe­meriksaan patologi anatomi masuk dalam paket tersebut namun nominal­nya tidak da­pat menutup keseluruhan biaya pe­meriksaan di dalam­nya.

Peran Dokter

Spesialis Pa­tologi Anatomi

Patologi Anatomi men­diagnosis penyakit dan mem­peroleh informasi yang ber­guna secara klinis melalui pe­meriksaan sel dan jaringan yang umumnya melibatkan pemeriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang diman­faat­kan untuk memvi­sualisasikan pro­tein khusus dan zat lain di seke­liling sel.

Di zaman sekarang, pato­logi anatomi mulai mem­per­gunakan bio­logi molekuler untuk memper­oleh informasi klinis tambahan dari spesi­men yang sama. Spesimen pa­tologi ana­tomi dapat beru­pa jaringan (biop­si atau ope­rasi) atau cairan/apusan. Ja­ringan atau cairan yang diki­rim ke laboratorium patologi anatomi harus disertai surat pengantar yang berisi iden­titas pasien, asal sampel dan diagnosis klinis.

Secara garis besar ada 2 macam pemeriksaan dasar yaitu pemerik­saan histopato­logi dan sitologi. Pe­me­rik­sa­an histopatologi adalah pe­me­­riksaan dari jaringan tu­buh manu­sia dimana jaringan itu dilakukan pe­meriksaan dan pemotongan makros­ko­pis, diproses sampai siap men­jadi slide atau pre­parat yang kemudian dilakukan pem­bacaan secara mikros­ko­pis untuk penentuan diagnosis.

Pemeriksaan sitologi ada­lah pe­me­riksaan dari cairan tubuh manu­sia yang kemu­dian diproses, dila­ku­kan fik­sasi dan pemberian pigmen ke­­mudian dilakukan pemba­caan de­ngan mikroskop.

Per­bedaan utama an­tara peme­riksaan histopatologi dan si­tologi adalah pada pemerik­saan sitologi hanya tampak gambaran sel-sel tanpa terli­hat struktur jaringan sedang­kan pada pemeriksaan his­to­patologi akan tampak struktur jari­ngan dan biasanya meru­pakan baku emas (gold standard).

Adapun pemeriksaan lain­nya yang dilakukan oleh pa­tologi anato­mi berupa peme­riksaan visual kasar, imuno­histokimia, hibridisasi in situ, mikroskop elektron, sitoge­netik, imu­nofenotipe dan sebagainya.

Peran penting dokter spe­sialis Pa­tologi Anatomi yang utama adalah menentukan apakah itu suatu tumor atau bukan dan bila itu tumor, apa­kah tumor itu ganas atau jinak me­lalui pembacaan mikros­kop.

()

Baca Juga

Rekomendasi