Oleh: Fadmin Prihatin Malau.
Banyak yang mengeluh karena panjang dan lamanya daftar tunggu yang harus ditunggu baru bisa melaksanakan Rukun Islam kelima, melaksanakan ibadah haji. Bagi yang memiliki daftar tunggu yang panjang dan lama untuk dapat melaksanakan Rukun Islam kelima tidak perlu mengeluh, harus sabar dan bersyukur.
Hadist Nabi Muhammad Saw yang artinya, “Barangsiapa berniat melakukan kebaikan (misalnya niat haji), kemudian ia tidak jadi melakukannya, maka ia dicatat oleh Allah mendapatkan pahala kebaikan (haji) yang sempurna.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Bersyukur bagi mereka yang bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini semoga menjadi Haji Mabrur. Selalu diucapkan kepada jemaah calon haji yang melaksanakan ibadah haji semoga menjadi Haji Mabrur. Jarang dan bahkan tidak pernah diucapkan kepada jemaah haji yang pulang ke Indonesia semoga menjadi Haji Mardud.
Hadist Nabi Muhammad Saw dari Jabir Ra yang artinya, “Haji mabrur itu tidak ada balasannya kecuali surga”. Rasul ditanya: “Apa tanda-tanda mabrurnya?”. Nabi Saw menjawab: “Suka membantu memberikan makanan dan santun dalam berbicara.” (HR. Ahmad, al-Tabrani).
Dari hadist Nabi Muhammad Saw bahwa berniat mau melaksanakan ibadah haji, sudah dicatat Allah Swt sebagai sebuah kebaikan dan mendapat pahala sebagaimana melaksanakan ibadah haji.
Melaksanakan ibadah haji ingin memperoleh haji mabrur dan haji mabrur itu dapat dirasakan semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Melaksanakan ibadah haji hasilnya dapat dilihat dan dirasakan orang-orang disekitar orang yang telah melaksanakan ibadah haji apa bila menjadi haji mabrur.
Berniat ingin melaksanakan ibadah haji suatu realita yang bisa dilihat, bisa dirasakan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, hanya Allah Swt yang mengetahui secara pasti apakah ibadah haji yang dilakukan itu menjadi haji mabrur.
Ibadah haji digolongkan menjadi tiga golongan. Pertama golongan Haji Mardud, Haji Makbul dan Haji Mabrur. Tiga golongan haji tersebut dapat dilihat dan dirasakan bagi yang telah melaksanakan ibadah haji.
Menjadi keinginan semua jemaah calon haji yang menunaikan ibadah haji ingin menjadi Haji Mabrur. Disebabkan semua jemaah calon haji ingin menjadi Haji Mabrur, tidak ada yang menginginkan menjadi Haji Mardud.
Apakah itu Haji Mardud? Jawabnya haji yang ditolak. Apakah itu Haji Makbul? Jawabnya haji yang diterima. Apakah itu Haji Mabrur? Jawabnya haji yang balasannya surga. Banyakkah Haji Mardud, Haji Makbul dan Haji Mabrur? Jawabnya hanya Allah Swt yang mengetahuinya.
Namun, manusia bisa mengetahui dan merasakannya berdasarkan tanda-tanda yang ada sehingga bisa dinilai masuk kepada ibadah haji golongan yang mana. Apakah Haji Mardud, ibadah haji yang ditolak. Artinya ibadah haji yang tidak diterima Allah Swt. Boleh jadi tidak diterima karena niatnya yang tidak benar. Boleh jadi karena syarat-syarat melakukan ibadah haji belum sempurna.
Haji Makbul yakni haji yang diterima disebabkan syarat dan rukun haji dilaksanakan dengan baik dan benar. Artinya secara syarat dan rukun telah dilaksanakan maka ibadah haji itu diterima.
Sudah tentu ibadah haji yang dilakukan sesuai syarat dan ketentuannya maka ibadah hajinya diterima Allah Swt. Ketika ibadah haji tersebut diterima maka jadilah sebagai Haji Makbul. Namun, ibadah haji yang dilaksanakan memenuhi syarat dan ketentuan akan menjadi Haji Makbul tetapi belum otomatis menjadi Haji Mabrur.
Haji Mabrur apa bila ibadah haji yang dilakukan sudah menjadi Haji Makbul yakni ibadah haji yang diterima Allah Swt karena syarat dan rukun haji telah dilaksanakan dengan baik dan benar. Agar menjadi Haji Mabrur pertama harus menjadi Haji Makbul. Bila sudah Haji Makbul maka selangkah lagi menjadi Haji Mabrur.
Pengertian Haji Mabrur adalah ibadah haji yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta dengan bekal yang halal, bersih sebab Haji Mabrur setelah dinyatakan sebagai Haji Makbul atau diterima Allah Swt.
Haji Makbul apa bila dalam pelaksanaannya semua sesuai dengan petunjuk Allah Swt dan tuntunan Nabi Muhammad Saw. Para jamaah calon haji semua menginginkan agar menjadi Haji Mabrur. Tahapan dari Haji Makbul menjadi Haji Mabrur harus dilalui dan dapat dilihat, dirasakan para jemaah haji setelah melaksanakan ibadah haji.
Haji Mabrur dapat dirasakan para jamaah haji dalam kehidupan sehari-hari yakni dirinya menjadi lebih baik dari sebelum melaksanakan ibadah haji. Menjadi lebih baik dalam arti kehidupan yang berhubungan dengan Allah Swt dan juga lebih baik dalam arti kehidupannya berhubungan dengan sesama manusia.
Haji Mabrur yang diperoleh seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji bisa dirasakan sendiri oleh seseorang itu dan juga bisa dirasakan, dilihat orang lain dalam kehidupannya ketika berinteraksi dengan masyarakat.
Hadist Nabi Muhammad Saw menyatakan tanda-tanda mabrur haji seseorang itu apa bila dalam kehidupannya suka membantu, suka memberikan makan orang lain dan suka bertutur kata yang lemah lembut.
Tanda-tanda Haji Mabrur pada diri seseorang itu sifatnya alami, bukan dibuat-buat atau pencitraan diri. Hal itu bisa dilihat dan dirasakan oleh orang lain dalam kehidupan sehari-hari sebelum dan setelah seseorang itu melaksanakan ibadah haji.
Hadist Nabi Muhammad Saw yang artinya, “Barangsiapa yang menunaikan ibadah haji sedang ia tidak berkata kotor dan tidak melakukan kefasikan maka ia kembali pulang dalam keadaan bersih seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak mudah untuk meraih haji mabrur. Berbagai tahapan harus dilalui dan berbagai ujian harus lulus. Bagi jemaah calon haji yang ingin meraih Haji Mabrur maka tahapannya harus terlebih dahulu menjadi Haji Makbul.
Tepatlah melaksanakan ibadah haji itu menjadi Rukun Islam yang kelima atau yang terakhir. Tentunya karena Rukun Islam yang kelima atau yang terakhir maka Rukun Islam yang pertama, kedua, ketiga dan keempat harus telah dilaksanakan dengan baik dan benar serta sempurna.
Melaksanakan ibadah haji agar meraih predikat Haji Mabrur harus telah lulus dari melaksanakan Rukun Islam yang pertama, kedua, ketiga sampai Rukun Islam keempat maka ketika melaksanakan Rukun Islam kelima yakni menunaikan ibadah haji akan sempurna dan berpeluang besar menjadi Haji Mabrur. Dari sisi bahasa, al-mabrur adalah isim maf’ul dari akar kata al-birru yang artinya kebaikan atau kebajikan maka al-hajjul mabruru artinya haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan.
Firman Allah Swt dalam Alqur’an Surah Al-Baqarah ayat 197 yang artinya, “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.”
Sejalan dengan hadist Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim pada awal tulisan ini bahwa barangsiapa berniat melakukan kebaikan (misalnya niat haji), kemudian ia tidak jadi melakukannya, maka ia dicatat oleh Allah mendapatkan pahala kebaikan (haji) yang sempurna.
Untuk itu tidak perlu mengeluh karena panjang dan lamanya daftar tunggu yang harus ditunggu baru bisa melaksanakan ibadah haji. Bagi yang berniat saja sudah dicatat Allah Swt sebagai kebaikan haji yang sempurna. ***
Penulis Dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan.