Oleh: Maulana syamsuri
DESEMBER 1958 Bung Karno pergi ke Bali untuk beristirahat. Selama di Bali Ir. Soekarno menyelesaikan lukisannya. Tahun 1956 buku berisi lukisan-lukisan Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, diterbitkan oleh Pustaka Kesenian di Beijing China. Buku tentang kumpulan lukisan ini terdiri dari empat jilid.
Buku jilid I-IV terdiri dari koleksi lukisan-lukisan. Tiap jilidnya berisi 100 koleksi lukisan terpilih karya pelukis maestro legendaris Indonesia dan dunia. Di antaranya pelukis Affandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Leeman Fong. S. Sudjojono, Le Mayeur, Antonia Blanco, Walterspies, R. Bonnet, W. G. Hofker, Teho Maiyer dan banyak lagi. Jilid V khusus berisi koleksi patung-patung dan porselen koleksi Bung Karno yang mengandung nilai sejarah yang amat tinggi.
Buku koleksi Bung Karno lainnya diterbitkan oleh Panitia Penerbit Lukisan dan Patung koleksi Soekarno. Buku ini dicetak oleh PT Percetakan Toppan, Tokyo. Diterbtikan dalam tiga bahasa, Bahasa Inggris, Jepang dan Indonesia. Edisi bahasa Indonesia masih menggunakan ejaan lama. Penerbitan buku ini mendapat sambutan hangat dari para pecinta seni rupa di seluruh dunia.
Ir. Soekarno sangat mencintai senilukis. Beliau memiliki 2.800 koleksi lukisan yang dipajang di Istana Presiden dalam rangka peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI . Sekretariat negara kembali menghadirkan pameran lukisan koleksi Bung Karno di Galeri Nasional Jakata.
Pameran tahun ini bertemakan “Senandung Ibu Pertiwi” yang memperlihatkan kepada masyarakat tentang 41 koleksi Istana Kepresidenan. Jumlah pengunjung lebih dari 5.000 orang. Lukisan Pantai Flores karya Bung Karno dilukis ulang oleh Basoeki Abdullah. Pameran ini menampilkan koleksi tertua di antara yang lain, yakni karya Raden Saleh yang berjudul Harimau Minum.
Lukisan Harimau Minum merupakan satu dari enam lukisan Raden Saleh yang disimpan di Istana Negara. Unsur romantisme tergambar jelas dengan panorama suasana hutan yang digoreskan dengan cat minyak. Lukisan ini berukuran 160 x 116 cm.
Bukan sekadar menggambarkan suasana hutan, yakni harimau, yang kehausan. Menurut Bung Karno menggambarkan filosofi hidup. Meskipun menjadi penguasa , harimau tidak mampu melawan kesendiriannya. Pada 2011 lukisan ini berharga Rp. 2,9 miliar.
Bagian lain melukisan mitologi. Lukisan Nyai Roro Kidul karya Basoeki Abdullah yang pernah bertemu dengan Nyai Roro Kidul saat bersepeda di Pantai Parangtaritis Yogyakarta. Dia diundang bertemu di kamar 308 Hotel Pelabuhan Ratu.
Dalam rangka memperingat HUT Kemerdekaan RI, Galeri Nasional membuka pameran lukisan eksklusif. Lukisan yang dipamerkan memang bukan lukisan biasa, tapi lukisan-lukisan yang menghiasi istana tempat kediaman presiden kita. Khususnya lukisan koleksi Presiden Pertama Ir. Soekarno Sedot 35.000 pengunjung.
Lukisan-lukisan Affandi telah menghiasi Istana Kepresidenan, di antara ribuan koleksi lukisan terbaik negeri ini. Dua lukisan Affandi yang dipamerkan adalah lukisan Laskar Rakyat Mengatur Siasat. Lukisan ini dibuat tahun 1946 serta Potret H.O.S. Tjokroaminoto yang juga dilukis tahun 1926. Lukisan Affandi yang memiliki gaya ekspresionis dan romantisme tampak sangat mencolok dibanding karya-karya lainnya.
Sebagian besar lukisan-lukisan legenderis itu merupakan peninggalan Bung Karno yang memilik selera tinggi terhadap seni. Ratusan lukisan koleksinya terserak di Istana Kepresidenan. Jakarta, Istana Negara dan Istana Merdeka juga Istana Bogor, Cipanas, Yogyakarta dan Tampak Siring Bali. Sebagian koleksi Bung Karno merupakan hadiah dari pemimpin negara yang berkunjung ke Indonesia.
Lukisan Affandi pasti berbeda dengan gaya pelukis favorit Bung Karno seperti Basoeki Abdullah yang beraliran realis dan naturalis. Dalam buku Sukarno Pradoks Revolusi Indonesia, terbitan Tempo tahun 2010 mengulas tentang selera Bung Karno tehadap seni, khusunnya seni lukis.
Menarik dalam buku ini diungkap hasil wawancara dengan Agus Darmawan T, pengamat senirupa. Menurut dia, masuknya lukisan Affandi ke dalam koleksi Bung Karno semacam kecelakaan atau ketidaksengajaan. Agus mendapat kabar ini dari Dullah yang pernah menjadi kreator senirupa istana masa Bung Karno.
Bung Karno pernah berkata “Matahari tidak terbit karena ayam berkokok, tapi ayam jantan berkokok karena matahari telah terbit.”
Jelas Bung Karno tidak haya sebagai negarawan, tidak hanya sebagai proklamator, juga sebagai seniman besar. Bung Karno juga menulis drama dan menyutradarainya selama diasingkan di Bengkulu dan Flores. Bung Karno juga pengagum karya-karya seni lainnya. Ketika Bung Karno wafat beliau meninggalkan 2.300 bingkai lukisan dan merupakan kolektor terbesar di dunia.
Menurut dosen Seni Rupa ISI Yogyakarta, Mikke Susanto, ada 16 ribu item benda seni di Istana Negara. Tiga ribu lukisan itu koleksi Bung Karno. Mikke mengatakan dirinya mengetahui jumlah persis koleksi benda-benda seni di Istana Negara karena sejak tahun 2010 Mikke ditunjuk sebagai konsultan kurator istana. Tugasnya mengatur 16.000 item benda seni tersebut.
Menurut Mikke, Bung Karno sangat akrab dengan para seniman. Mikke mengatakan ada 200 seniman, di antaranya karya-karya mereka menjadi koleksi Bung Karno. Meikke menyebut Bung Karno sebagai kolektor lukisan terbesar sepanjang sejarah.
Pada pameran koleksi senirupa Istana Kepresidenan RI, bertajuk “Garesan Juang Kemerdekaan” di Galeri Nasional Jakarta, terlihat gambar Bung Karno berdiri kokoh. Selain sebagai negarawan Bung Karno ternyata juga dikenal sebagai seniman lukis terbesar.
Salah satu buah karya Bung Karno diberi judul Rini yang dibuat tahun 1958. Lukisan tersebut berkisah tetang Rini. Lukisan itu menggambarkan seorang perempuan menghadap ke kanan, mata melihat ke bawah, bibir terkatub rapat rambut hitam berombak. Wajah oval, kulit coklat cerah dan di belakang telinga kiri diberi sekuntum bunga berwarna putih, merah dan hijau.
Menurut keterangan Galeri Nasional, lukisan Rini dibuat berukuran 50 x 70 cm dilukiis dengan oil on canvas. Menurut buku koleksi Lukisan Soekarno, Bung Karno mulai menggoreskan cat lukis saat berada di Bali.
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia, juga seniman besar sepanjang sejarah yang diakui dunia.
Bung Karno memiliki selera tinggi terhadap karya seni. Banyak karya seni koleksinya merupakan hasil karya seni tingkat dunia yang sulit dicari.
Penulis; novelis/Sastrawan