Generasi Z di Era Digital

Oleh: Frengki S Purba

ERA digital saat ini berkembang pesat seiring berjalannya waktu sehingga sangat signifikan terhadap per­tumbuhan karakter anak. Maka pen­didikan pada generasi Z yang esen­sial dan kontekstual haruslah sesuai de­ngan per­kem­bangan jaman saat ini dan men­coba metode yang dapat dise­suai­kan terhadap pertumbuhan Generasi Z agar tidak menyimpang secara menda­sar.

Generasi Z (Gen Z) Indonesia me­rupakan kelahiran antara tahun 1995-2010 dan merupakan anak yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi digital yak­ni seperti televisi, gadget, komputer (PC), play station dan lain seba­gainya. Era Digital merupakan media baru yang digu­nakan untuk menggambarkan tekno­logi digital. Teknologi super canggih se­­lalu memberikan dampak positif dan ne­­gatif di dalam kehidupan manusia se­hingga Generasi Z kini sudah dimudah­kan dan terlena pada teknologi digital. Seja­tinya perubahan sosial menjadi salah satu masalah mendasar yang dihadapi se­tiap negara yang menggunakan tek­no­logi. Namun, apakah kita harus buta ter­hadap teknologi guna menghindari pe­nyim­pangan sosial manusia? Tentu ja­wa­b­annya tidak!, dikarenakan tujuan utama dari teknologi adalah untuk kemu­dah­an dalam aktivitas manusia dan ada­pun dampak sosial yang timbul itu hanya ma­salah penggunaannya saja.

Generasi Z lebih berfikir secara kreatif dan inovatif sebab adanya dukungan dari era digital sejak dini, namun hal itu akan ter­capai apabila digunakan dengan bijak. Pen­di­dikan yang esensial sebaiknya ber­da­sarkan kajian yang sudah diteliti ter­le­bih dahulu, adakalanya membangun krea­­ti­vitas Generasi Z dilakukan secara ter­padu dan membangun. Remaja saat ini tidak sama seperti remaja pada ge­ne­rasi sebelumnya dikarenakan ada pe­ngaruh faktor Teknologi Digital yang sig­nifikan. Sebut saja contohnya di bi­dang sosial, tidak bisa dipungkiri bah­wa­sanya jiwa sosial generasi sebelumnya le­bih tinggi dari generasi Z. Penyebab per­soalan ter­sebut dikarenakan penga­daan gadget saat ini sudah bisa menemani kesendirian Ge­ne­rasi Z, sehingga cenderung malas ber­sosialisasi dengan masyarakat, beda pada generasi sebelumnya yang harus kumpul bersama teman untuk sama-sama bermain permainan tradisional.

Bijak menggunakan digital dan me­man­faatkannya seba­gai instrumen me­ngasah kemampuan sejatinya aktuali­sasi diri generasi Z akan tercapai. Ak­tua­lisasi diri (Self Actua­lization) adalah suatu pencapaian tertinggi atas segala potensi yang ada dalam dirinya, sejatinya ak­tua­lisasi merupakan suatu kebutuhan yang tertinggi menurut teori ahli jiwa Abra­ham Maslow. Kemudahan dari adanya di­gital yang canggih tentunya berperan baik terhadap Aktualisasi diri Generasi Z. kreativitas Generasi Z di dunia digital akan mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya sehingga membangun ino­vasi yang bermanfaat.

Pemanfaatan Media Online

Hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indo­nesia (APJII) 2017 pengguna internet mencapai 143,26 juta jiwa dari total populasi penduduk In­do­nesia 262 juta orang atau 54,68 persen ma­syarakat Indonesia mengguna­kan In­ternet. Kementrian Komunikasi dan In­for­masi (Kominfo) mengapresiasi survey ter­sebut dan memercayai pengguna In­ternet akan terus meningkat, maka Kominfo akan terus melakukan percepa­tan pembangunan Broadband atau Ko­nek­si Internet transmisi data kecepa­tan tinggi. Terkhusus pada pelaku bisnis ten­tunya ada dorongan dari Kominfo untuk peningkatan kegiatan bisnis online, maka besar kesempatan untuk melakukan penyebarluasan usaha dan merintis usaha (start-up).

Bisnis Online saat ini tidak terlepas dari pengaruh teknologi yang canggih karena segala informasi dan komu­nikasi sangat mudah dan cepat diakses. Generasi Z bisa memanfaatkan Media Sosial se­ba­gai alat untuk memasarkan, menjual dan membeli suatu produk. Memang Ge­ne­rasi Z ter­bi­lang masih sangat muda un­tuk berbisnis se­bab usia dan penga­la­man masih minim tetapi sekarang adalah wa­k­tunya Generasi Z untuk mulai belajar ber­bisnis melalui Me­dia Online. Kita se­bagai pelaku bisnis online harus op­ti­mis untuk membangun pe­muda bangsa yang kreatif dan dapat se­bagai Job Crea­tor untuk mengurangi pe­ngang­gur­an dan kemiskinan.

Media sosial dapat digunakan Ge­nerasi Z sebagai instrumen untuk meng­hasilkan karya dan membangun kreativi­tas bernilai tinggi. Sehingga besar ke­sem­patan Gene­rasi Z untuk memak­si­mal­­kan potensi dan mengasah talenta yang dimilikinya. Sebagai pengguna me­dia sosial, generasi Z dihadapkan dengan ber­bagai tantangan yang menggoda, baik itu konten positif yang membangun dan mung­kin saja konten negatif yang mem­bu­nuh karakter Generasi Z.

Media sosial dapat dimanfaatkan Ge­ne­rasi Z untuk menyebarkan suatu konten tu­lisan dan video menarik, ber­manfaat dan edukatif sehingga kreativitas bisa ter­uji dan bermakna bagi banyak orang. Blog merupakan suatu wadah bagi se­se­orang yang gemar menulis dan baik itu me­nulis artikel, opini, puisi, karya ilmiah dan esai. Sedangkan youtube merupakan wa­dah bagi seseorang untuk memuatkan video edukatif agar dapat dilihat publik. Anak-anak sekarang ini lebih tertarik nonton di youtube dari pada di televisi, dikarenakan youtube dapat mencari video yang lebih beragam dan menarik. Maka atas dasar kesempatan tersebut generasi Z dapat membuat konten video edukatif dan mengaksesnya.

Apresiasi dari konsumen karya tulisan dan video edukatif tentu akan membuat Ge­­­nerasi Z lebih giat lagi untuk menu­lis­kan konten positif seperti artikel kesehatan, pen­didikan, ekonomi, politik, dan yang lainnya serta membut video edu­katif seperti animasi belajar sopan, vi­deo belajar sholat, video lagu anak-anak dan ma­sih banyak lagi. Disamping mengasah ta­lenta dan men­­da­patkan apre­sia­si dari pem­baca, Generasi Z juga bisa meng­ha­silkan pundi-pundi uang dari isi blog dan you­tube yang dimuat dengan cara men­daf­­tar­kan Google AdSense. Google Ad­Sense adalah program kerja­sama per­iklanan melalui media internet yang di­se­­leng­garakan oleh google. Me­lalui pro­gram periklanan AdSense, pe­milik situs web atau blog yang telah men­daftar dan di­­setujui keanggotaannya di­pe­rbolehkan me­­masang unit iklan. Sis­tem yang digu­na­kan adalah pay per click (PPC) atau bayar per­ klik. Maka semakin ba­nyak orang yang me­­­ngunjungi situs blog dan channel you­tube kita tentu akan mendapat­kan uang lebih.

Motivasi Generasi Z sangatlah diper­lu­kan demi keber­langsungan potensi yang di­milikinya. terkadang keluarga buta pada mi­nat dan bakat yang terpendam dalam diri Ge­nerasi Z. sehingga mengakibatkan ta­len­ta yang dimiliki tidak bertumbuh me­lain­kan merosot dan semakin meng­hi­lang. Keluarga merupakan lembaga ter­ke­cil yang signi­fikan terhadap pertum­buh­an Generasi Z, sebaiknya keluarga ha­rus lebih ekstra dalam mengontrol kegiatan keseharian Generasi Z. Pend­i­di­kan seseorang pertama kalinya bertum­buh dalam lingkup keluarga maka dari itu peran keluarga adalah dasar untuk men­­jadikan Generasi Z menjadi pemuda ber­karakter. Semangat, berkarya dan ber­syukur adalah gambaran dari Generasi Z di era digital sehingga penggunaan tek­­nologi tidak disalahgunakan namun di­manfaatkan untuk konten edukatif. ***

Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika Santo Thomas Medan. Aktif di Komunitas Menulis Mahasiswa “Veritas” Unika Santo Thomas

()

Baca Juga

Rekomendasi