Oleh: Rizki Muliani Nasution.
Saat kita belajar sejarah, kita pasti akan terpukau dengan betapa heroiknya perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia, untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang yang begitu menyiksa fisik dan batin rakyat Indonesia.
Indonesia begitu kaya akan rempah–rempah, hal yang membuat bangsa asing tertarik untuk menguasai Indonesia, bangsa yang kaya akan kekayaan alam, suku, dan kebudayaan. Harga rempah-rempah yang mahal di luar negeri membuat bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, hingga Jepang menjajah negeri ini. Hingga saat ini pun, tanah Indonesia yang terletak di antara garis khatulistiwa selalu memberikan pesonanya yang dapat membuat banyak negara iri dengan kekayaan alam yang begitu melimpah ruah.
Iklim yang tak begitu panas dan tidak juga begitu dingin, flora yang beraneka ragam, dan fauna yang sungguh memesona menambah pesona Indonesia. Belum lagi kekayaan laut yang luar biasa indah dan menakjubkan. Ditambah lagi, beragam suku bangsa dan bahasa menghiasi Indonesia tercinta dan hal itulah yang dipertahankan oleh pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Jasa mereka dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sungguh sangat patut untuk dikenang dan diperjuangkan kembali. Kita sebagai generasi muda tak boleh menyia-nyiakan kemerdekaan yang telah susah payah diraih oleh para pahlawan bangsa. Mulai dari perjuangan yang bersifat kedaerahan hingga perjuangan seluruh rakyat Indonesia bersatu padu dalam melawan penjajah.
Kita patut mensyukuri, kita hidup di zaman Indonesia merdeka. Kita tak perlu menderita sakit fisik dan batin seperti yang dialami pahlawan kemerdekaan Indonesia. Bayangkan harus berjuang secara gerilya dengan menggunakan bambu runcing, Sisingamangaraja berjuang di daerah Tapanuli, Tuanku Imam Bonjol berjuang dengan gigih di Padang memperjuangkan perseteruan antara kaum paderi dan kaum ulama yang dimotori oleh Belanda, Pangeran Diponegoro yang bertempur selama 5 tahun antara tahun 1825-1830 untuk melawan penjajahan Belanda, dan masih banyak pahlawan lainnya. Tak ketinggalan pahlawan wanita juga turut ambil bagian dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seperti gigihnya perjuangan Kristina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dien, dan sebagainya.
Mengingat semua perjuangan yang telah banyak menumpahkan air mata, peluh, dan darah tersebut, Ir Soekarno, Drs Moh Hatta bersama dengan anggota panitia sembilan lainnya merumuskan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk dasar Indonesia, Pancasila yang merupakan gambaran ideologi bangsa Indonesia. Soekarno, Hatta, beserta kaum muda lainnya berjuang untuk mencetuskan kemerdekaan negara republik Indonesia. Hingga tiba waktunya, pada 17 Agustus 1945, tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur, begitu bahagianya segenap rakyat Indonesia, tepat pukul 10.00 pagi, proklamasi kemerdekaan Indonesia berkumandang dengan khidmat.
Setelah itu, bisa dilihat betapa euforia dan antusiasnya rakyat Indonesia. Semua merasa bahagia, setiap bertemu di jalan dengan rakyat lainnya, selalu menyebutkan “Merdeka!” dengan lantang.
Betapa semangat hal itu, kekuatan itu, seharusnya dimiliki oleh anak muda zaman sekarang ini. Kita seharusnya bercermin pada perjuangan para pahlawan terdahulu dalam merebut kemerdekaan. Jangan menjadi mental tempe yang hanya karena skripsinya ditolak oleh dosen, lantas memutuskan untuk berhenti kuliah, jangan karena tidak dapat mencari pekerjaan memutuskan untuk berpangku tangan saja, jangan karena perusahaan yang dibangun bangkrut, lantas menyerah begitu saja, jangan karena salah dalam mengerjakan PR, jadi hanya bisa menyontek selalu pekerjaan teman dan masih banyak hal lainnya yang mental kita begitu lemah dan mudah terpengaruh, mudah menangis dan akhirnya menyerah.
Kita seharusnya bercermin pada para pahlawan kemerdekaan, yang pantang mundur dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka rela mempertaruhkan segenap nyawa dan raga untuk bangsa Indonesia tercinta. Mengapa kita sebagai kawula muda tidak bersungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita dalam rangka mempertahankan kado terindah yang diberikan oleh para pahlawan terhadap kita? Kita tidak lagi merasakan betapa sakitnya hasil bumi yang dirampas oleh Belanda dari tangan rakyat Indonesia, kita bebas bercocok tanam di kebun kita tanpa takut akan pajak yang tinggi, kita bebas menghirup aroma kemerdekaan tanpa takut senjata meriam dan pistol yang terdengar di mana-mana saat masa penjajahan. Kita bebas dari banyaknya ancaman mengerikan itu. Tapi mengapa kebebasan itu menjadikan mental kawula muda melemah?
Sekali lagi, berkacalah pada para pahlawan kita yang telah gugur mendahului kita. Perjuangan mereka lebih berat daripada kita yang hidup di zaman sekarang. Perjuangan kita hanya meraih cita-cita, hingga dapat memakmurkan negeri ini, hingga dapat memberi sumbangsih nyata bagi bangsa Indonesia, hingga pada akhirnya, kita tidak dipandang sebelah mata oleh dunia utamanya negara yang pernah menjajah negeri kita tercinta ini.
Kenang-kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas
Pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang–belulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
Cuplikan puisi Krawang-Bekasi yang ditulis oleh Chairil Anwar tersebut begitu menyentuh hati. Menyiratkan nasihat untuk selalu berjuang mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia yang telah susah payah mereka perjuangkan.
Sekali lagi, bagi para anak muda zaman sekarang, janganlah mudah berpangku tangan atas cita-cita yang kau tancapkan setinggi langit. Terus perjuangkan. Ingat, perjuanganmu itu belum seberapa dibandingkan perjuangan pahlawan yang mati di medan perang hanya demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lakukan yang terbaik untuk Indonesia. Pantang menyerah. Karena hari kemerdekaan, 17 Agustus 1945, begitu berharga untuk dipertahankan seluruh lapisan rakyat Indonesia, utamanya kamu, para kawula muda yang masih memiliki semangat baja.
* Padang Sidimpuan, 24 Juli 2018