Medan, (Analisa). Wakil Rektor I Institut Teknologi Medan (ITM) Dr Hermansyah Alam MM MT mengatakan, bernapas mungkin sudah dianggap biasa dan tak lagi menarik dibahas oleh sebagian orang. Pasalnya, sejak bangun tidur sampai terlelap, manusia tak lepas dari kegiatan mengambil udara di alam bebas ini.
"Namun, pernahkah kita memperhatikan bagaimana nikmat ini sebenarnya bernilai miliaran rupiah. Tak perlu menghitung kegiatan bernapas secara keseluruhan yang melibatkan berbagai organ tubuh, cukup kiranya menjumlah rupiah dari setiap udara yang dihirup," ujar Hermansyah Alam di kampus Jalan Gedung Arca Medan, Kamis (16/8).
Sekali bernapas katanya, umumnya manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila perorang bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter. Dalam sehari, setiap orang memerlukan 14.400 liter udara.
Lalu tambah dia, berapa nilai tersebut bila dirupiahkan.
Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas semisal oksigen dan nitrogen. Keduanya, berturut-turut 20% dan 79% dan 1% Argon mengisi udara yang ada di sekitar manusia.Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kali bernafas manusia membutuhkan oksigen sebanyak 100 ml dan 395 ml lainnya berupa nitrogen.
Artinya, dalam sehari manusia menghirup 2880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen. Jika harga oksigen yang dijual saat ini adalah Rp 25.000 per liter dan biaya nitrogen per liternya Rp 9.950 (harga nitrogen $ 2.75 per 2,83 liter, disesuaikan data nilai tukar dollar Bank Indonesia berdasarkan tahun, maka setiap harinya manusia menghirup udara yang sekurang-kurangnya setara dengan Rp 176.652.165.
Dengan kata lain, bila manusia diminta membayar sejumlah udara yang dihirup berarti setiap bulannya harus menyediakan uang sebesar Rp 5,3 miliar. Dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana Rp63,6 miliar.
"Itu hanya jumlah uang yang diperlukan dalam setahun. Bila dihitung seluruh kebutuhan seumur hidup, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi. Sungguh, maha pemurah penguasa alam ini atas segala karunia-Nya. Tak terkecuali nikmat sang pencipta ini dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saatnya," jelasnya.
Salah satu kebesaran Tuhan di antaranya, udara yang melimpah ruah di alam adalah bukti kasih sayang sang pencipta yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun dipungut dari manusia atas nikmat yang amat penting tersebut.
"Oleh karenanya, sudah sepantasnyalah manusia bersyukur kepada Sang Pencipta yang telah mengurus kita di siang dan di malam hari," ujarnya. (bara)