Kurban di Masjid Agung Lancar

Kupon Kurban Gunakan Barcode

Medan, (Analisa). Pelaksanaan penyembelihan dan pembagian daging kurban di Masjid Agung Medan berjalan lancar. Kupon kurban yang dibagi kepada warga menggunakan sistem barcode. Jika kupon itu dipindai (scan) oleh panitia, maka muncul nama dan alamat penerima daging kurban, karena setiap pemegang kupon sudah masuk dalam bank data (database) panitia. 

"Jumlah penerima kurban tahun ini bertambah dari tahun lalu. Sedangkan penerima daging kurban tahun lalu tetap dapat pada tahun ini, karena data mereka sudah ada di bank data kita. Sedangkan penerima daging kurban baru, cukup memberikan KTP, kuponnya kita antar ke rumah. Kalau ternyata tidak layak menerima daging kurban, maka kita batalkan," kata Ketua Kurban BKM Masjid Agung Medan Musa Idishah.

Sebanyak 50 hewan kurban disembelih di Masjid Agung Medan hari itu. Beberapa tokoh ikut menyumbangkan hewan kurbannya ke Masjid Agung Medan, di antaranya Gubernur Sumut terpilih Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur Sumut terpilih Musa Rajekshah. 

"Alhamdulillah, penyembelihan hingga pembagian daging kurban di Masjid Agung Medan berjalan lancar. Terima kasih kepada seluruh panitia dan warga yang telah memercayakan hewan kurbannya untuk disembelih di sini," tambahnya. 

Pria yang akrab disapa Doddy tersebut menyebutkan, Iduladha menjadi momentum bagi umat Islam untuk berbagi daging kurban kepada warga tidak mampu. "Ini momentum berbagi dalam bentuk daging kurban, di mana mungkin belum tentu saudara-saudara kita yang kurang mampu bisa memakan daging dalam sebulan," ungkap Doddy.

Lima penyakit

Khatib salat Iduladha di Masjid Agung Medan, Dr Sorimonang Rangkuti Annadwi, dalam tausiahnya menyebutkan, ada lima penyakit umat menjelang akhir zaman. Pertama, terlalu cinta pada dunia namun lupa kepada akhirat. 

"Banyak yang mabuk pada hukum dunia, sehingga dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu di dunia ini. Dia tidak lagi bisa membedakan mana yang halal, sunah dan haram," ungkapnya.

Penyakit kedua jelang akhir zaman, lanjut Sorimonang, terlalu cinta kepada kehidupan dan lupa kepada kematian. Lalu diikut, terlalu cinta kepada tahta kerajaan dan rumah mewah tapi lupa kepada kubur, terlalu cinta kepada harta dan lupa terhadap perhitungan akhirat, dan terlalu cinta kepada makhluk, tapi lupa pada yang menciptakan makhluk tersebut, yaitu Allah. (amal)

()

Baca Juga

Rekomendasi