Jangan Jadi Pembunuh Ide Sendiri

Oleh: Jonson J Pasaribu. Berpikir berbeda adalah ber­pikir dengan cara seniman. Per­bedaan ini, karena seniman selalu berpikir bagaimana te­rus menjadi yang kreatif. Sela­lu bertanya dan men­cari perta­nyaan. Terus ingin tahu, me­ngembangkan ide dan ber­ma­in.

Dalam ranah berpikir artis­tik, se­niman bisa mengem­bangan pi­ki­ran yang berban­ding terbalik de­ngan apa yang ada pada umum­nya. Sudut pan­dang seniman punya ke­cen­­drungan untuk melihat le­bih bebas dan inilah yang mem­buatnya jadi berbeda.

Seniman melihat segala je­nis ga­gasan yang ingin disam­paikan sam­pai pada titik inside in di dalam inti yang pa­ling dalam. Kedalaman berpi­kir inilah yang kemudian akan menghasilkan hal-hal yang tak terduga. Pemikiran lebih da­lam bu­kan hanya soal bagai­mana me­ngem­bangkan ide da­lam wila­yah pikir. Bagaimana me­nemukan ba­han atau media yang te­pat digu­na­kan untuk me­nyam­pai­kan pesan se­cara lebih te­pat.

Ide itu tidak bisa dipaksa­kan ke­luar dari pemikiran kita dan di­ke­lola untuk dipaksa keluar. Ide bisa seperti kilatan cahaya yang datang pada wak­tu kapanpun, bisa ketika kita sedang memasak atau apapun ak­tifitas kita. Ide bisa dipan­cing ke­luar. Renoir pernah berkata sieze everything of  life.

Ketajaman dalam melihat se­sua­tu, sangat dibutuhkan untuk me­lihat realitas yang sebenarnya, bah­kan jauh lebih dalam lagi yang bisa digali. Hal yang terduga me­mang se­ring sekali muncul dalam eks­­plorasi seni, bukan hanya da­lam eksperimen material juga cara menyampaikan pe­san. Ini terjadi ka­rena terus me­nerus ber­usa­ha menemu­kan sesuatu yang baru dan adanya pola bermain-main sambil terus bertanya atau­pun sebaliknya.

Paulo Cuelho berkata; jika kau be­nar-benar mengejar apa yang kau inginkan, maka se­luruh alam raya akan mendu­kungmu sepenuh­nya. Ketika kesadaran semakin menghar­gai ide sendiri terjadi, maka semakin semesta bermurah hati dalam menawarkan ide-ide yang baru.

Mencoba mengabaikan apa yang akan dipikirkan orang lain ten­­­tang ide kita sendiri, sebuah ke­ha­rusan. Bahkan harus benar-be­nar mencoba tidak peduli tentang apa yang orang lain pikirkan ten­tang ide kita sendiri. Ide merupa­kan sebuah hal istimewa yang di­da­patkan tiap orang. Tidak per­nah sama dengan hal-hal yang bersifat po­­pular karena dia bersum­ber dari da­lam. Ide yang datang itu berasal dari ru­ang yang sangat pribadi yang boleh dikatakan sangat sa­kral.

Hanya dengan menghargai ide kita sendiri maka kita akan menya­dari bahwa ide kita ter­nyata ber­be­da dengan ide yang dimiliki oleh orang lain. Ja­ngan pernah sekali­pun untuk menganggap nilai ide berda­sarkan apa yang dipikir­kan orang lain tentangnya. Sekali­pun orang akan meng­hina pada ka­rya yang di­hasilkan melalui ide yang di­keluarkan dan dikem­bang­kan. Keyakinan haruslah tertanam bah­kan dalam kegelapan sekali­pun, keadaan baik akan bisa terjadi me­lalui tekad yang kuat untuk te­rus berkarya.

Di era media seni yang tan­pa batas ini menantang seni­man untuk berani mengelu­arkan ide apapun yang ada da­lam dirinya. Ketika cara lukis dan patung dianggap merupa­kan gaya tradisional dalam seni rupa saat ini.

Seniman ditantang terus un­tuk me­ne­mu­kan senirupa yang baru. Ha­rus tetap sadar bahwa cara tra­di­sonal tadi hampir tak pernah ter­tinggal dalam mengembangkan ka­rya rupa yang lain. Cara tadi ma­sih banyak digunakan dan dipadu­kan dengan berbagai tehnologi yang berkembang. Paling se­ring di­gunakan dalam karya seni rupa multi media atau mix media.

Dari semua keyakinan yang di­ya­kini, kita harus tetap kita ingat dan berpegang pada satu hal. Seka­li­pun ide-ide yang ki­ta keluarkan itu kita anggap hebat dan bernilai. Jangan per­nah mengganggap, orang lain akan menyukainya dan se­gera membeli sebentuk karya yang kita ciptakan itu. Kita tak boleh ber­henti mengeluarkan semua ide yang kita dapatkan yang bersum­ber dari dalam kita tadi.

Terus dan terus tanpa me­nyerah sampai orang bisa me­nyukai dan mengakuinya de­ngan sebuah apre­siasi yang baik dan lebih. Kesem­pat­an yang besar bisa diraih hanya de­ngan mengembangkan ide-ide yang ada pada diri kita. Itulah yang akan membedakan kita.

Penulis; seniman dari Tanjung Morawa.

()

Baca Juga

Rekomendasi