Kualasimpang, (Analisa). Gas bercampur lumpur keluar dari sebuah lubang di area pompa kepala sumur minyak diduga peninggalan zaman Belanda, berlokasi di kawasan Kampung Jawa, Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang (Atam).
Keberadaan eks kepala sumur minyak lawas itu sudah terpasang sejak puluhan tahun silam dan saat ini posisinya persis di belakang rumah warga. Sedangkan lubang yang mengeluarkan lumpur disertai gas liar tersebut hanya berjarak 1 meter saja dari kepala sumur.
Warga baru mengetahui ada lubang yang mengeluarkan gas di belakang rumahnya, Selasa (25/9) petang sekitar pukul 18.30 WIB.
“Awalnya terdengar suara seperti air menggelegak, ketika dicari tahu di belakang rumah terlihat air bercampur lumpur keluar bersama gelembung kecil dari dalam lubang tanah, sehingga membuat kami terkejut,” terang Alil penghuni rumah kepada wartawan, Rabu (26/9).
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, Alil bersama warga lainnya telah melaporkan kejadian tersebut kepada kepala dusun, aparat keamanan setempat dan pihak PT Pertamina EP Field Rantau.
Dikabarkan, beberapa saat kemudian, tim dari Pertamina Rantau terdiri atas petugas HSE dan petugas Public Relation (PR) mendatangi lokasi semburan gas tersebut.
Di lokasi itu, Tim Pertamina mengukur tekanan gas. Dinyatakan, semburan gas masih dalam batas aman, yaitu di bawah level 20 sentimeter. Namun, Pertamina memasang garis aman mengelilingi lokasi lubang berdiameter sekitar 5 inci tersebut. “Petugas Pertamina juga membawa sampel lumpur yang keluar dari lubang untuk dilakukan analisis lebih lanjut,” sebut Alil mengulang perkataan petugas Pertamina.
Warga lain, Kasiadi berharap agar pihak terkait dalam hal ini Pertamina Rantau dapat menanggulangi lubang yang mengeluarkan gas tersebut. “Guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, agar lubang bisa ditutup segera, karena lumpur yang bercampur gas terus keluar dari lubang itu,” harapnya.
Sedang mensurvei lokasi
Terkait munculnya lumpur bercampur gas dari lubang yang tak jauh dari kepala sumur migas lama, Legal and Relation (L&R) PT Pertamina EP Field Rantau, Fandi Prabudi yang dihubungi Analisa, Kamis (27/9) menjelaskan, Tim Pertamina Rantau sedang mensurvei lokasi, karena asal keluarnya gas bukan dari kepala sumur melainkan dari bawah WC di rumah tersebut.
“Seharusnya warga tidak membangun bangunan fisik didekat sumur minyak, sebab lapisan bawah tanah bisa bergerak apabila terjadi gempa bumi,” imbaunya.
Menurutnya, asal usul eks kepala sumur minyak juga masih dicek, apakah peninggalan Belanda atau Pertamina. Karena tidak ada nomor sumur dan belum ditemukan catatan sumur di daerah tersebut. Namun Fandi menegaskan, asal semburan gas bukan dari kepala sumur. “Jadi kemungkinan gas rawa yang keluar karena gerakan bumi,” terang Fandi. (dhs)