Pengasuh: dr. Syamsul Bihar, M.Ked. (Paru), Sp.P.

Ketenangan Jiwa Membuat Tubuh Sehat

Oleh: Fatimahhakki Salsabela M, SPsi

KINI berbagai masalah komplikasi, dari masalah keluarga hingga masalah ekonomi dan hutang dan masalah lainnya. Semua itu membuat jiwa seseorang merana, kosong dan galau. Kalau galau menandakan seseorang itu dilanda kegelisahan dan kecemasan.

Manusia memang pada da­sarnya makhluk yang sela­lu dilanda kece­ma­san. Satu masalah yang dihadapi ma­­nu­sia pasti jiwa dan pikiran men­jadi guncang. Untuk itu ketenangan ji­wa sangat di­dambakan semua orang. Un­tuk mendapatkan ketena­ngan jiwa banyak cara dilakukan ma­nusia, ada dengan cara pin­tas un­tuk mendapatkan ketenangan jiwa. Ingin men­dapatkan ketenangan jiwa de­ngan meminum minuman ke­ras dan bahkan menelan pil penenang.

Cara pintas yang dilaku­kan se­se­orang itu mendapat­kan ketena­ngan jiwa yang semu, tidak sebe­nar­nya ka­re­na berdampak kepada kese­hat­an tubuh. Sementara da­lam jiwa yang tenang (sehat) terdapat tubuh yang sehat.

Galau, kecemasan akibat ber­ba­gai masalah menyebab­kan seseorang menjadi stress. Kondisi stress yang berke­pan­jangan mengganggu ke­se­hatan tubuh, hilang kese­im­bangan dan turunnya daya tahan tubuh. Bila daya tahan tubuh menurun (mele­mah) maka tubuh akan sakit.

Keadaan jiwa yang tidak tenang menimbulkan tekanan jiwa yang bisa mengaki­bat­kan seseorang melakukan tin­dakan diluar batasan manusia yang sehat. Tindakan diluar ba­tas manusia yang sehat se­perti bunuh diri yang kini ba­nyak terjadi. Melakukan tin­dak kriminal, mela­kukan ke­kerasn seksual terhadap anak-anak dan lainnya.

Mencari Akar Masalah Stress

Ketenangan jiwa sese­orang hanya seseorang itu yang harus men­da­pat­kannya. Sedangkan orang lain ha­nya bisa membantu dengan mem­be­rikan na­sihat, bimbingan, penga­rahan, penghiburan dan motivasi agar me­miliki sema­ngat hidup yang optimis.

Untuk meng­hilangkan stress, se­seorang itu harus ber­pikir positif terhadap ma­salah yang dihadapinya. Ber­­pikiran positif akan menum­buhkan rasa optimis, meng­hi­langkan rasa pesimis. Bila sudah tumbuh rasa optimis maka jiwa akan tenang se­bab berpikir positif terhadap ma­salah yang dihadapi.

Cara sederhana untuk ber­pikir positif terhadap masa­lah yang diha­da­pi bahwa se­mua orang yang hidup di du­nia ini memiliki masalah. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak pu­nya masalah. Berpikir po­sitif bah­wa masa­lah itu adalah tantangan un­tuk maju. Setiap orang akan berpikir, berbuat dan bertin­dak jika ada ma­salah maka ma­salah berfungsi untuk se­se­orang itu maju atau ber­buat.

Selanjutnya berpikir posi­tif bah­wa setiap masalah pasti ada solu­sinya maka tugas manusia men­cari solusi yang tepat untuk menyele­sai­kan masalah yang ada. Ketika so­lusi masalah ditemukan maka masalah bisa diatasi. Ketika masalah bisa di­atasi maka seseorang itu meraih ke­berhasilan. Langkah-lang­kah ini harus dipahami dan dijadikan seba­gai acuan da­lam meraih prestasi yang di­cita-citakan.

Perilaku berpikir positif bahwa setiap orang memiliki masalah maka setiap orang harus saling menya­ya­ngi, sa­ling membantu dengan sesa­ma, suka membantu. Orang yang me­nyayangi orang mis­kin, mem­bantu orang susah akan menum­buh­kan kete­nang­an jiwa. Dalam ajaran Aga­ma Islam setiap muslim me­miliki kelebihan harta di­perintahkan untuk memban­tu orang miskin.

Setiap muslim dituntut si­kap der­mawan dan ternyata da­ri sikap der­mawan itu men­datangkan ketena­ngan jiwa. Sikap dermawan akan me­li­hat bahwa masih banyak orang yang lebih susah, mende­rita dari di­rinya. Ketika me­nyadari masih ba­nyak yang lebih susah dari dirinya maka akan tumbuh rasa syukur ke­pada Tuhan Yang Maha Esa.

Rasa syukur ini akan me­num­buh­kan ketenangan jiwa. Orang yang selalu bersyukur atas apa yang dipe­ro­lehnya akan tenang jiwanya. Rasa syu­kur muncul apa bila se­nantiasa melihat orang-orang di sekitarnya le­bih susah, lebih rendah taraf kehi­dupan­nya. Masih banyak orang yang serba kekurangan, baik kekurangan harta, kekurang­an makan, keku­ra­ngan pen­di­dikan dan lainnya.

Dari rasa kedermawanan itu se­se­orang akan menjaga hubungan si­laturahim sesuai dengan fitrah ma­nusia adalah makhluk sosial. Ma­nusia ti­dak bisa hidup sendiri, se­nan­­tiasa memerlukan hubungan de­ngan sesama manusia de­ngan berbagai keperluan hi­dup. Seseorang itu tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Dari hubungan silatu­rahim membuat pertemanan seseorang semakin baik, me­miliki banyak teman mem­buat jiwa menjadi tenang.

Hubungan baik dalam ke­luarga, de­ngan teman-teman akan men­da­tangkan keda­mai­an dan ketenangan jiwa. Hubungan baik akan terwu­jud bila selalu bersikap jujur, ter­buka dan menjunjung ting­gi kebenaran. Hi­dup yang sesungguhnya senantia­sa berlaku jujur, terbuka dan ikhlas maka ketika hal itu di­lakukan se­se­orang maka se­seorang itu jiwanya tenang se­bab tidak merasa bersalah, berdosa dengan apa yang te­lah dila­kukannya.

Senantiasa jujur, ikhlas da­lam berbuat, tidak mem­buat orang lain ke­cewa, sakit hati maka jiwa juga akan te­nang. Melakukan pelanggar­an atas kebenaran, tidak jujur dalam ber­tindak akan men­da­tangkan ke­gelisahan jiwa. Faktanya orang-orang yang berbuat salah, berbuat mak­­siat maka kehidupannya di­pe­ngaruhi kegelisahan.

Sifat jujur, ikhlas, senan­tiasa ber­lapang dada terhadap perilaku orang lain membuat jiwa seseorang menjadi te­nang. Ketidaktenangan jiwa satu faktor disebabkan me­mi­liki banyak hutang maka hindari untuk berhutang ma­ka selalu berusaha menjadi yang terbaik yakni be­rusaha memberi, bukan me­nerima.

Faktanya banyak orang me­miliki hutang senantiasa bimbang, risau, takut dida­tangi orang yang memberi hu­tang, minta hutangnya di­bayar. Kondisi ini membuat orang yang berhutang meng­alami tekanan jiwa. Hutang pasti menjadi beban fikiran dan itu membuat jiwa tidak te­nang.

Untuk itu berbagai faktor yang membuat jiwa tertekan, membuat geli­sah, galau dan sejenisnya harus dihilangkan agar jiwa bisa menjadi te­nang. Bila faktor-faktor mem­buat jiwa tertekan bisa dihilangkan maka jiwa men­jadi tenang. Hanya dengan ke­tenangan jiwa membuat tu­buh menjadi sehat.

Dalam jiwa yang tenang akan terdapat tubuh yang se­hat sebab jiwa yang tenang membuat daya tahan tubuh semakin kuat terhadap se­rang­an berbagai penyakit. Daya tahan tu­buh yang le­mah membuat berbagai pe­nyakit gampang menyerang dan tubuh menjadi sakit.

Berbicaralah dengan hati yang tulus, berpikirlah positif maka ber­ba­gai masalah yang ada akan men­jadi ringan. Ma­salah menjadi tanta­ngan un­tuk bergerak maju. Masalah bu­kan penghalang karena semua ma­nusia di dunia ini me­miliki masalah, tinggal ba­gaimana mencari solusi dari masalah itu. Sederhana saja, lakukan hal-hal yang se­der­hana, ber­pikir positif, ikhlas dan jujur, opti­mis dan memiliki nilai juang yang tinggi untuk berbuat yang terbaik dengan sesama.

Terakhir tanda jiwa telah tenang bila seseorang itu te­lah merasakan bahwa hati dan pikirannya merasa damai dan sejuk. Bila telah merasa­kan pikiran damai dan sejuk akan terasa kepada tubuh. Sese­orang yang telah merasakan pikirannya damai dan sejuk maka akan merasakan se­lu­ruh tubuhnya terasa ringan, terasa nyaman dan selalu me­rasa senang.

Selanjutnya seseorang itu akan me­rasa lega bernafas. Secara oto­matis akan meng­hirup udara lebih banyak lalu merasakan nafasnya lega, da­da terasa lapang, pandangan­nya lepas ke depan, bibirnya mudah tersenyum kepada sia­pa saja yang ber­temu de­ngan­nya. Sangat menye­nang­­kan sebab ketenangan jiwa te­lah diperolehnya.

(Penulis pemerhati masa­lah psikologi masyarakat, alumni Fakultas Psikologi UMA Medan)

()

Baca Juga

Rekomendasi