Mengenal Lupus Nefritis

Oleh: dr. Nicolas Xavier Ongko

LUPUS nefritis adalah pe­radangan pada ginjal yang ter­jadi akibat pe­ngaruh pe­nyakit systemic lupus ery­thematosus (SLE) atau lebih dikenal dengan nama lupus. Lupus adalah penyakit auto­imun di mana sistem keke­balan tubuh menyerang ja­ringan-jaringan yang sehat.

Lupus nefritis merupakan salah satu komplikasi paling serius dari pe­nyakit lupus. Di­perkirakan sekitar 60 per­sen pengidap lupus meng­alami lupus nefritis. Kondisi ini akan meng­ganggu fungsi ginjal sebagai penya­ring zat-zat buangan dalam tubuh. Aki­batnya, darah dan protein akan gagal tersaring di ginjal dan dapat muncul dalam uri­ne. Gangguan fungsi ginjal dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko terjadi­nya gagal ginjal.

Jika seseorang mengalami gagal ginjal, mereka harus menjalani proses cuci darah atau hemodialisis secara ber­kala. Prosedur ini dilakukan de­ngan mesin penyaringan. Seseorang yang mengalami lupus nefritis ter­kadang per­lu melakukan transplantasi ginjal jika kondisinya sangat parah.

Gejala-gejala lupus nefritis tidak jauh berbeda dengan gangguan pada ginjal lainnya. Gejalanya terdiri dari:

1. Terdapat darah di da­lam urin

2. Urin berbusa dan ber­war­na gelap seperti warna cu­cian daging

3. Tekanan darah tinggi

4. Berat badan bertambah

5. Pembengkakan di tela­pak, betis dan atau perge­lang­an kaki

Untuk mendiagnosis lupus nefritis, dokter akan mena­nyakan riwayat me­dis pasien lalu melakukan pemerik­saan fisik dan evaluasi gejala yang di­alami pasien. Dokter juga akan mela­kukan pemeriksaan penunjang seba­gai berikut:

1. Tes darah. Tes ini akan mem­bantu dokter dalam me­li­hat kandu­ngan zat-zat sisa dalam darah con­tohnya ure­um dan kreatinin dalam da­rah. Dalam keadaan normal, seha­rusnya zat-zat ini tidak akan muncul karena telah di­saring oleh ginjal

2. Pemeriksaan urin. Pe­meriksaan urin bertujuan un­tuk mengukur fungsi ginjal. Pemeriksaan ini akan meng­identifikasi kadar protein, sel darah merah, dan sel darah putih.

3. Pemeriksaan urin 24 jam. Me­tode ini dilakukan un­tuk mengukur kemampuan ginjal dalam menyaring zat-zat sisa dalam tubuh. Peme­riksaan ini akan menunjuk­kan seberapa ba­nyak kan­dungan protein yang muncul di urin dalam 24 jam.

4. Ultrasound. Pemeriksa­an ultrasound dilakukan de­ngan gelombang untuk me­nampilkan kondisi ginjal se­cara detail. Dari pemeriksaan ini, dok­ter akan bisa melihat adanya kelainan pada bentuk dan ukuran ginjal.

5. Biopsi ginjal. Biopsi adalah pe­me­riksaan yang paling akurat untuk mendiagno­sis gangguan pada ginjal. Dok­ter akan memasukkan jarum ke dalam ginjal mela­lui perut dan me­ngambil sam­pel jaringan ginjal.

Hasil biopsi kemudian di­kla­sifi­kasikan oleh Perhim­punan Nefrologi In­ternasio­nal dan Perhimpunan Pa­to­lo­gi Ginjal ke dalam enam ke­las yaitu:

- Kelas I --> Lupus Nefri­tis me­sa­ngial minimum

- Kelas II --> Lupus Nefri­tis me­sa­ngial proliferative

- Kelas III --> Lupus Nef­ri­tis fokal

- Kelas IV --> Lupus Nef­ri­tis difus

- Kelas V --> Lupus Nef­ri­tis membranosa

- Kelas VI --> Lupus Nef­ri­tis sklerosa parah

Pengobatan terhadap lupus nefritis akan disesuaikan dengan tipe atau ta­hap lupus nefritis yang dialami. Se­cara garis besar, lupus nefritis bisa di­atasi dengan:

- Obat kortikosteroid. Obat an­tiin­flamasi jenis ini bisa membantu me­ngurangi peradangan. Dokter mung­kin akan memberikan kortikos­te­roid sampai kondisi pasien membaik. Obat ini bisa me­nimbulkan efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu, dokt­er akan mengawasi pasien dengan sangat hati-hati.

- Obat imunosupre­san. Obat jenis ini sering diguna­kan untuk mengatasi kanker atau mencegah penolakan pa­da prosedur transplantasi organ. Obat ini akan meng­halangi aktivitas imun yang merusak ginjal.

- Obat-obatan lain, untuk mence­gah penggumpalan darah atau tekanan darah ren­dah jika diperlukan.

Komplikasi paling parah dari lupus nefritis adalah ga­gal ginjal. Pasien yang meng­alami gagal ginjal harus me­lakukan:

- Hemodialisis atau cuci darah. Me­tode ini digunakan untuk menggan­ti­kan fungsi ginjal dalam menyaring ko­toran dalam tubuh, menjaga keseim­bangan kadar mineral di dalam darah, dan mengen­dalikan tekanan darah.

- Transplantasi ginjal. Pro­sedur ini akan disarankan pa­da penderita yang ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi. Ginjal penderita akan diganti dengan ginjal sehat yang di­dapat dari pen­donor.

Menerapkan pola hidup se­hat bisa melindungi diri dari gangguan ginjal, terma­suk lupus nefritis. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

- Berolahraga secara ter­atur.

- Mengonsumsi banyak air mineral.

- Tidak merokok dan me­ngonsumsi alkohol.

- Menjaga tekanan darah agar tetap normal.

- Membatasi kadar koles­terol dalam darah.

- Mengurangi makanan yang me­ngandung banyak garam.

- Menghindari penggu­na­an obat-obatan yang bisa me­mengaruhi ginjal, salah satu­nya adalah obat antiin­fla­masi nonsteroid (NSAIDs).

()

Baca Juga

Rekomendasi