Medan, (Analisa). Ratusan umat Buddha di Kota Medan melaksanakan sembahyang Ulambana (Pho to) di Vihara Hian Tian Shang Ti (Siong Te Kong) di Jalan Jurung Medan, Minggu (2/9).
Sembahyang dipimpin Saikong Asen, ritual Ulambana yang dimulai sejak pagi hingga siang hari itu bertujuan mendoakan arwah yang tidak terurus maupun leluhur yang sudah meninggal agar mendapatkan tempat yang lebih baik dan terlahir lagi di alam bahagia.
Pengurus Vihara Hian Tian Shang Ti, Lie Fong In mengatakan, Pho To merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan yang dilakukan umat Buddha maupun Khonghucu setiap bulan 7 atau Cit Gwee tahun Imlek.
"Upacara sembahyang biasanya kita bagi dalam beberapa tahap yang puncaknya dilaksanakan dengan pembakaran replika rumah, uang dan baju kertas sebagai bekal untuk arwah leluhur yang telah meninggal dunia," kata wanita paruh baya ini didampingi umat Vihara Cendra dan Rudy Susanto.
Intinya sebut Lie Fong Ini, dalam ritual ini sanak saudara dan keluarga turut melakukan sembahyang, memanjatkan doa untuk para leluhur yang telah meninggal agar bisa hidup lebih tenang di alam sana dengan cara menyajikan sesajen berupa makanan, kue dan buah-buahan.
"Sebelum sembahyang Pho To terlebih dahulu kita telah meminta izin atau persetujuan dari Tuhan dan para Dewa yang ada di vihara ini agar seluruh pelaksanaan kegiatan bisa berjalan lancar dan aman," tuturnya.
Sementara itu, anggota DPRD Sumut, Brilian Moktar menjelaskan, tradisi pelaksanaan upacara sembahyang Pho To guna mendoakan para arwah yang telah meninggal diharapkan senantiasa dilestarikan para pengurus vihara dalam suasana cinta kasih, kedamaian dan kekompakan.
"Dalam agama Khonghucu, Pho To adalah salah satu tradisi untuk mengingatkan orang-orang agar senantiasa mengenang jasa-jasa para pendahulunya," ungkap politisi PDI-Perjuangan ini.
Brilian yang datang bersama istrinya menyatakan, keluarganya sudah cukup lama melakukan ritual sembahyang di vihara ini. Karenanya mereka mengenal betul dengan sejumlah pengurus lama vihara yang sangat berjiwa sosial dan giat mengembangkan vihara.
"Semoga pengurus baru semakin giat mengembangkan vihara dan melestarikan segala tradisi yang selama ini dilaksanakan. Akan lebih baik lagi jika hari Minggu di vihara ini ada sekolah Minggu yang mengajarkan tentang kebijaksanaan dan ajaran-ajaran Khonghucu sehingga generasi penerus mengetahui ajaran Konghucu itu seperti apa," harap Brilian Moktar. (rel/nai)