
Oleh: MH Heikal.
Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD-ITB) memang luar biasa. Fakultas ini telah melahirkan banyak seniman ternama. Bahkan terkenal pula, hingga ke mancanegara. Sebut saja misalnya nama Nyoman Nuarta dan Irawan Karseno. Kini, ada seorang lagi yang sedang naik daun. Namanya Muhammad Zico Albaiquni.
Walau saat pertama masuk fakultas keren itu, Zico mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual. Suatu hari, hanya karena melihat sebuah lukisan, Zico memutuskan untuk pindah jurusan.
Lukisan itu tak adalah lukisan S. Sudjojono. Dipajang di NUS Museum di Singapura tahun 2008. Dalam pameran Strategies Towards the Real: S. Sudjojono and Contemporary Indonesian Art. Ketika itulah dia benar-benar mantap untuk pindah jurusan. Zico pindah ke jurusan Senirupa dengan fokus Senilukis.
Kala kuliahnya mencapai tingkat tiga, Zico sudah mulai menoreh sejarah. Bersama seniman-seniman besar bia melakukan pameran di Jakarta. Ini merupakan pameran pertama Zico, terjadi di tahun 2009.
Selain meraih gelar Bachelor of Fine Arts (BFA), kemudian Zico juga meraih gelar Master of Arts (MA). Kedua gelar ini tak lain dia peroleh dari kampus yang sama, ITB.
Zico memang lahir di Bandung, pada 8 Agustus 1987. Ayahnya, Tisna Sanjaya, seorang pelukis terkenal. Masa kecil Zico termasuk senang. Apalagi dia pernah menjelajah hingga Braunschweig, Jerman. Saat itu ayahnya menempuh pendidikan seni grafis disana.
Hampir setiap hari Zico dibawa ayahnya ke kampus. Meski dia hanya dititipkan di perpustakaan kampus nantinya. Ini telah memberi masukan yang besar bagi masa depan bocah kecil tersebut.
Ayahnya memang pecinta seni sejati. Zico sering dibawa ayahnya mengunjungi pameran-pameran senirupa. Selain itu menyaksikan performance art hingga mengunjungi berbagai museum. Zico mengenang semua itu dengan baik.
Mungkin karena hal inilah darah seni ayahnya menurun kepada Zico. Siapa sangka, akhirnya pada masa kini Zico menggelar pameran di berbagai negara. Mulai dari Australia, Singapura, Austria, hingga Italia dan Prancis.
Selama beberapa tahun terakhir, Zico semakin dikenal lewat karyanya. Banyak orang menyukainya, terutama karena karya-karyanya yang cerah dan berwarna neon. Gambarnya seolah bercerita bagaimana ruang, waktu dan perspektif dilukiskan. Kita saksikan Zico memang mengemuka dengan konsep figuratif.
Meski ada juga gagasan representasi dalam sebuah lukisan dan gambar. Zico secara ekstensif meninjau kembali konsep lukisan seperti yang ditemukan di era modern. Zico berupaya menemukan nilai dalam konteks kontemporer.
Beberapa tema yang sering muncul dalam karyanya adalah ketegangan antara budaya tradisional dan modern. Di samping masalah sosial dan lingkungan di Indonesia terkini. Pencarian menuju bentuk adalah unsur penting yang ingin selalu dihadirkan Zico.
Zico terus mencoba mengeksplorasi bentuk senilukis dan fungsi senilukis di masyarakat. Bahkan Zico mencari titik temu antara bentuk lukisan Mooi Indie dan kritik sosial. Dengan menyelidiki ulang gagasan mengenai ruang dan lingkungan hidup serta pengaruhnya terhadap tindakan dan budaya kita.
Eksplorasi pada ide dan gagasannya tentang seni lukis. Membawa Zico pada titik dimana lukisan bukanlah hasil akhir dari eksplorasi estetik. Melainkan bagaimana karya seni lukisnya dapat memantik pembicaraan mengenai fenomena yang dia temukan dalam realitas.
Dari karya-karyanya Zico berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi. Seperti Bandung 2nd Contemporary Art Award (2012). Soemardja Award (2012). Asia Award, Tokyo Design Week (2015).
Pada 2015, Zico dianugerahi Bundesministeriums für Unterricht, Kunst und Kultur (Kementerian Pendidikan, Seni dan Budaya), Austria. Selain itu dia menggelar dua pameran tunggal di Wina.
Belakangan ini, Zico turut berpartisipasi pada Asia Pacific Triennial of Contemporary Art ke-9 di Brisbane, Australia. Selain Zico, ada tiga seniman Indonesia lainnya di antara total 80 seniman lainnya. Karya 80 seniman ini dipajang di galeri seni Queensland Art Gallery and Gallery of Modern Art. Agenda ini berlangsung dari 24 November 2018 hingga 28 April 2019. Bagi Anda yang saat ini berada atau ingin ke Australia, sayang sekali tentunya bila melewatkan pameran ini.