
Oleh: Jonson J Pasaribu. Lukisan potret diri menjadi salah satu subjek dalam lukisan yang sering menjadi karya penting dari seorang seniman. Memasukkan diri sendiri menjadi subjek matter dalam lukisan membuat seniman lebih lepas berkarya. Keleluasaan dalam berkarya dan membuat lukisan potret diri tanpa ada tekanan, membuat lebih bebas dalam berekspresi.
Cara ini memudahkan bagi seniman berkarya karena tak perlu bersusah payah mencari atau membayar model yang ingin dilukis. Juga akan lebih mudah untuk mengarahkan beragam pose atau posisi yang diinginkan tampil dalam lukisan. Tiap seniman punya cara dan tujuan yang berbeda mengapa mereka melukis potret diri. Apa yang akan disampaikan dari lukisan potret tersebut, terlepas dari perihal tehnik lukisan. Tentu saja ada pesan tersembunyi di balik lukisan tersebut.
Bagi seniman lukisan potret diri bukan sekedar mengejar kesamaan bentuk wajah asli yang menjadi objek dari lukisannya. Bukan gambaran yang sekedar apa adanya dari subjek tersebut, tetapi apa yang ada dari dalamnya. Melukis potret diri adalah sebuah upaya untuk melukiskan esensi dari dalam subjek yang dilukiskan dengan sudut pandang seniman. Dari karya potret diri seniman akan membuat penikmat lebih mudah dan bisa memahami karakter sang seniman.
Para pelukis yang pada akhirnya sering menggunakan diri sendiri dalam karyanya atau dikenal dengan istilah self portrait. Pada awalnya sering menggunakan teman sesama pelukis atau kerabat dekat untuk dijadikan subjek dalam lukisan. Mereka memanfaatkan kedekatan untuk lebih memudahkan dalam membuat karya dan memudahkan sebuah proses diskusi akan karya yang diciptakan.
Seniman akan terus berusaha mencari karakter visual, akan menjadi karakter dan temuan karyanya. Proses pencarian karakter visual seniman ini dengan menyerap semua visual yang sering mereka lihat dari karya seniman lain. Kemudian penyerapan ini akan mengeluarkan sebuah gaya dan menjadikan karya itu adalah dirinya. Karya seniman adalah dirinya sendiri sebab karya dan seniman pasti menyatu.
Banyak seniman berhasil menemukan karakter visual dan memberikan sumbangan terhadap perkembangan dan pemikiran wacana senirupa dunia. Beberapa di antaranya: Andy Warhol, Kehindey Wiley, David Kassan, Amadeo Modigliani, Pablo Picasso dan banyak nama besar lainnya. Berikut gambaran singkat dari beberapa nama yang bisa menjadi contoh kecil dari karya self portrait.
Rembrandt van Rijn, salah seorang pelukis yang sering membuat dirinya masuk dalam seluruh objek lukisannya. Rembrandt membuat lukisan potret diri menjadi autobiografi. Lewat karya potret diri Rembrandt bisa merasakan perubahan wajah yang tampak dari tahun ketahun. Semua bisa terlihat dalam karya-karyanya yang berupa drawing ataupun lukisan cat minyak di atas kanvas.
Melukis potret diri bagi Rembrandt merupakan sebuah cara untuk menyebarkan wajahnya dan membuat orang lebih mudah untuk mengenali dirinya. Rembrandt sendiri dikenali banyak orang sebagai seorang seniman yang sangat narsistik. Kemampuan melukis potret diri dengan tehnik pencahayaan yang sangat baik menjadi salah satu temuan Rembrandt.
Seniman perempuan yang terkenal dengan pernyataan I paint my own reality, Frida Kahlo. Frida sering melukis potret dirinya sebagai subjek dalam lukisannya. Cara ini memudahkan bagi dirnya untuk menyampaikan apapun yang ada dalam pikirannya. Salah satu karya potret diri paling terkenal, self portrait with thorn necklace and hummingbird. Karya yang dilukis pada tahun 1940 mempunyai ukuran yang sangat kecil yaitu 16 x 26 cm.
Lukisan potret diri ini tidak dilukisan dengan gaya realistis tetapi menggunakan banyak elemen sombilis. Karena banyaknya elemen simbolis yang hadir dalam lukisan. Lukisan berukuran kecil ini menarik minat pecinta seni untuk mengetahui apa yang ada di balik pembuatan lukisan potret diri ini.
Diduga semua sebagai simbol untuk menggambarkan kehidupan yang dia alami. Kecelakaan bus yang dialaminya pada usia 18 tahun dan membuatnya hidup pada dua sisi antara harapan hidup dan keputusasaan.
Pelukis ekspresionis Vincent van Gogh, membuat lukisan potret untuk menangkap moment perubahan psikologis yang dialaminya. Sekaligus juga bertujuan untuk melihat perkembangan lukisannya secara tehnik. Van Gogh ingin menangkap moment psikologis. Van Gogh mampu menangkap perubahan moment psikologis setiap saat. Dia dijuluki sebagai seorang ekspresionis sejati.
Ini bisa dibuktikan dari beragaman potret diri ciptaannya selalu menampilkan perubahan ekspresi wajah yang mendalam. Bagi Vincent van Gogh melukis potret diri, untuk refleksi perkembangan sebagai seorang pribadi secara personal dan sebagai seniman.
Salah satu seniman yang bersinar di era tahun 1960, seorang pelukis potret. Dia adalah Chuck Close. Close berjuang melawan bayang-bayang kehebatan Abstrac Expresionis, pada masa itu sangat diminati dan dibicarakan sebagai senirupa yang baru. Dia memulai melukis potret dengan tehnik monochrome dengan gaya photorealis. Photorealis sendiri pada masa itu masih belum ditemukan istilahnya.
Lukisan yang diciptakan Chuck Close dilukis dengan skala ukuran yang besar. Bagi Chuck Close lukisan skala ukuran besar memberi sudut pandang berbeda bagi penikmat dalam melihat karyanya. Penting bagi Close untuk menuntun penonton berinteraksi dengan cara yang berbeda dalam melihat karya-karyanya.
Pernyataan yang paling terkenal dari Chuck Close. “Aku tak ingin penikmat melihat seluruh bagian kepala hanya sekali saja. Kemudian akan berasumsi bahwa itu bagian terpenting dari lukisan itu”. Penikmat boleh membaca lukisan itu dengan cara berbeda tergantung dari mana penikmat berdiri dalam ruangan tempat melihat. Chuck Close akhirnya menemukan sebuah gaya baru lagi dalam melukis potret yaitu menggunakan tehnik optical art menjadi lukisan portrait.
Banyak sekali seniman bisa dijadikan acuan atau inspirasi untuk melukis potret diri dengan gaya berbeda. Para pelukis potret diri menjadi dan memberikan sebuah perubahan yang baru. Ada yang menemukan tehnik pencahayaan, mengugunakan simbol temuannya, menangkap perubahan psikologis sampai menemukan sebuah gaya baru yang belum diketemukan istilahnya waktu itu.
Mengetahui tentang bagaimana mereka menciptakannya dan menemukan berbagai konsep dan keinginan seniman di balik karya itu. Tentu akan membantu untuk memahami dan mengerti kenapa melukis potret diri. Potret diri adalah seniman itu sendiri. Seniman adalah model yang tersedia setiap waktu kapanpun seniman ingin melukiskan sesuatu yang ingin disampaikan lewat potret diri.