
Oleh: Eka Putri, S.Ked
Mimisan atau perdarahan pada hidung banyak dijumpai sehari-hari baik, pada anak maupun usia lanjut. Kondisi ini dalam istilah medis disebut dengan epistaksis. Mimisan dapat juga merupakan gejala dari penyakit lain, kebanyakan ringan dan sering berhenti sendiri tanpa memerlukan bantuan medis. Sedangkan mimisan yang berat, walaupun jarang merupakan masalah darurat yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Seringkali mimisan timbul spontan tanpa dapat diketahui penyebabnya, kadang-kadang disebabkan karena trauma. Mimisan dapat juga disebabkan oleh kelainan lokal pada hidung atau kelainan sistemik.
1. Trauma
Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek hidung, benturan ringan, bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau sebagai akibat trauma yang lebih hebat seperti kena pukul, jatuh, atau kecelakaan lalu lintas. Selain itu bisa juga terjadi karena adanya benda asing tajam atau trauma pembedahan.
2. Kelainan pembuluh darah lokal
Seringkali bawaan lahir. Pembuluh darah di daerah hidung lebih lebar, tipis, jaringan ikat dan sel-selnya lebih sedikit.
3. Infeksi lokal
Mimisan bisa terjadi pada infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rinitis atau sinusitis. Bisa juga pada infeksi spesifik seperti rinitis jamur, tuberculosis, lupus, sifilis, atau lepra.
4. Tumor
Mimisan dapat timbul pada hemangioma (tumor jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari pembuluh darah) dan karsinoma (kanker yang pada mulanya tumbuh di sel-sel tubuh yang membentuk kulit atau jaringan yang kemudian melapisi organ tubuh, seperti ginjal dan hati). Lebih sering lagi terjadi pada angiofibroma (tumor jinak pada pembuluh darah), dapat menyebabkan mimisan yang berat.
5. Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
Hipertensi dan kelainan pembuluh darah seperti yang terjadi pada arteriosklerosis, nefritis kronik, sirosis hepatis, atau diabetes melitus dapat menyebabkan mimisan. Mimisan yang terjadi pada penyakit hipertensi seringkali hebat dan dapat berakibat fatal.
6. Kelainan darah
Kelainan darah penyebab mimisan antara lain leukimia, trombositopenia, bermacam-macam anemis, serta hemofilia.
7. Kelainan bawaan (kongenital)
Kelainan bawaan yang sering menyebabkan mimisan yaitu teleangiektasis hemoragik herediter dan penyakit Von Willenbrand.
8. Infeksi sistemik
Yang sering menyebabkan mimisan yaitu demam berdarah dengue, demam tifoid, influenza, dan morbili.
9. Perubahan udara
atau tekanan atmosfer
Mimisan ringan sering terjadi bila seseorang berada di tempat yang cuacanya sangat dingin atau kering. Hal serupa juga bisa disebabkan adanya zat-zat kimia di tempat industri yang menyebabkan keringnya mukosa (lapisan kulit dalam) hidung.
10. Gangguan hormonal
Mimisan juga dapat terjadi pada wanita hamil atau menopause karena pengaruh perubahan hormonal.
Jenis-jenis Mimisan
Mimisan dibagi 2 jenis, tergantung dari asal perdarahannya, yaitu:
1. Mimisan Anterior
Mimisan anterior merupakan perdarahan yang berasal dari pembuluh darah pada bagian paling depan hidung yang menyebabkan lebih dari 90% kasus mimisan. Mimisan jenis ini biasanya ringan dan kebanyakan terjadi pada anak, seringkali berulang, dapat berhenti sendiri, dan lebih mudah ditangani baik oleh dokter atau hanya dengan perawatan di rumah.
2. Mimisan Posterior
Mimisan posterior merupakan perdarahan yang berasal dari pembuluh darah di bagian belakang hidung. Mimisan jenis ini lebih jarang terjadi dan lebih sering terjadi pada orang tua. Perdarahan biasanya lebih hebat dan jarang dapat berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit kardiovaskular.
Gejala Mimisan
yang perlu Diwaspadai
Mimisan pada umumnya tidak berbahaya, tetapi mimisan juga dapat mengindikasikan adanya penyakit atau kondisi lain yang berbahaya dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Jika anda mengalami hal-hal di bawah ini segeralah menghubungi dokter atau ke rumah sakit.
• Mimisan yang berlangsung lebih dari 20 menit
• Mimisan yang terjadi sering dan berulang dalam waktu yang berdekatan
• Mengalami perdarahan di tempat lain selain hidung, seperti urin atau fesis
• Mimisan dengan volume darah yang banyak
• Mimisan yang terjadi setelah operasi di daerah hidung atau sinus
• Mudah mengalami memar
• Sedang mengkonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin atau warfarin.
• Memiliki penyakit yang berhubungan dengan pembekuan darah, seperti penyakit hati, ginjai atau hemofilia (ketidakmampuan darah untuk membeku)
• Merasa pusing atau ingin pingsan
• Memiliki detak jantung yang cepat atau mengalami kesulitan bernapas
• Mengalami batuk atau muntah darah
• Mengalami demam atau ruam
• Kulit berubah menjadi pucat
Penatalaksanaan Mimisan
Pada umumnya mimisan kira-kira 90% kasus mimisan dapat ditangani sendiri di rumah dan 10% memerlukan penanganan khusus. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan jika anda atau kerabat anda mengalami mimisan di rumah:
1. Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk akan mengurangi tekenan pada pembuluh darah hidung sehingga dapat menghentikan perdarahan.
2. Condongkan tubuh ke depan sehingga darah keluar lewat hidung dan tidak masuk ke tenggorokan yang dapat mengakibatkan anda tersedak atau menghirup darah.
3. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk memencet hidung selama 10-15 menit. Cara ini akan memberi tekanan pada sumber perdarahan sehingga perdarahan berhenti. Kemudian bernapaslah melalui mulut.
4. Keluarkan dan buang darah yang mengalir ke mulut. Menelan darah dapat memicu keinginan untuk muntah.
5. Letakkan kompres es pada pangkal hidung untuk memperlambat perdarahan.
Jika mimisan tidak berhenti setelah 20 menit, sebaiknya segera ke rumah sakit untuk penanganan medis. Jenis penanganan di rumah sakit tergantung pada penyebab mimisan dan asal perdarahan.
Contoh-contoh prosedur yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Kauterisasi, yaitu teknik menghentikan perdarahan dengan menggunakan larutan nitras argenti atau dengan elektrokauter (membakar pembuluh darah dengan aliran listrik atau panas).
2. Menyumbat hidung dengan kapas atau kasa agar pembuluh darah tertekan sehingga perdarahan berhenti. Pasien biasanya akan dirawat untuk dipantau keadaannya.
3. Operasi kecil untuk mengikat pembuluh darah bagian pada belakang hidung yang mengalami perdarahan.
Pencegahan Mimisan
Jika anda baru sembuh dari mimisan, usahakan supaya anda tidak membuang ingus, membungkuk atau melakukan aktivitas berat setidaknya selama 24 jam. Langkah ini juga dapat mencegah terjadinya iritasi pada hidung.
Bekas luka pada pembuluh darah setelah mimisan biasanya dapat membentuk koreng dan membuat hidung terasa tidak nyaman. Tetapi jangan mengorek koreng tersebut karena dapat memicu terjadinya mimisan kembali.
Adapun hal-hal sederhana lain yang dapat mencegah terjadinya mimisan, yaitu:
1. Berhati-hati ketika mengorek hidung, jangan terlalu dalam.
2. Jangan Buang ingus terlalu kencang.
3. Mencegah udara kering dengan melembapkan udara menggunakan humidifier.
4. Menggunakan semprotan hidung saline untuk melembapkan hidung yang kering.
5. Berhenti merokok, merokok dapat mengurangi kelembapan hidung dan meningkatkan risiko iritasi hidung.
6. Diskusikan dengan dokter jika anda pernah mengalami mimisan dan harus mengkonsumsi obat pengencer darah.