
KEMBANG api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Salah satu bentuk kembang api yang umum adalah dalam pertunjukan kembang api. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang.
Kembang api dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. Pertunjukan kembang api umum di seluruh dunia dan merupakan titik pertemuan banyak pesta kultural dan religius.
Kembang api tak pernah terlepas dari suatu perhelatan akbar, baik itu pergantian tahun baru atau pesta olahraga dunia, termasuk Asian Games 2018. Semua berawal dari zaman Tiongkok kuno hingga berkembang dan meluas, kembang api berevolusi secara signifikan.
Kembang api pertama atau petasan mesiu, hanya berupa letusan sederhana, tapi versi modern dapat membuat bentuk, banyak warna dan berbagai suara. Sebelum terjun ke dalam sejarah kembang api, penting untuk memahami cara kerja kembang api.
1. Sains Kembang Api
Setiap kembang api modern terdiri dari cangkang udara, yang merupakan tabung berisi mesiu dan lusinan polong kecil. Setiap polong disebut bintang dan berukuran sekitar 1 hingga 1,5 inci (3 hingga 4 cm). Menurut American Chemical Society (ACA) kembang api terdiri dari bahan bakar, zat pengoksidasi, pengikat dan garam logam atau oksida logam untuk warna.
Kembang api juga memiliki sekring yang disulut untuk menyalakan mesiu. Setiap bintang membuat satu titik dalam ledakan kembang api. Ketika pewarna dipanaskan, atom mereka menyerap energi dan kemudian menghasilkan cahaya karena mereka kehilangan energi berlebih.
Bahan kimia yang berbeda menghasilkan jumlah energi yang berbeda, dan menciptakan warna yang berbeda.
ACA juga menjelaskan warna-warna yang keluar dari kembang api, untuk biru menggunakan senyawa tembaga-klorida, merah menggunakan garam strontium, strontium karbonat dan garam lithium. Warna ungu, dibuat dengan campuran senyawa tembaga penghasil biru dan senyawa strontium penghasil merah.
Sementara warna kuning jeruk dibuat dengan garam kalsium dan kalsium klorida, dan hijau dibuat dengan barium klorida dan senyawa barium lainnya.
2. Sejarah Kembang Api
Kebanyakan sejarawan berpendapat kembang api ditemukan di Tiongkok, meskipun beberapa berpendapat bahwa munculnya kembang api berasal dari daerah Timur Tengah atau India. Di suatu tempat sekitar 800 M, ahli kimia Tiongkok mencampurkan senyawa kalium nitrat, sulfur dan arang untuk menciptakan mesiu mentah, menurut American Pyrotechnics Safety and Education Foundation. Dan kembang api bukan tujuan mereka.
Mereka sebenarnya mencari resep untuk kehidupan kekal, tapi yang mereka ciptakan mengubah dunia. Begitu mereka menyadari apa yang telah mereka buat adalah ledakan, orang Tiongkok percaya bahwa ledakan tersebut bisa mengusir roh jahat.
Untuk membuat beberapa kembang api pertama, para ahli kimia mengemas mesiu baru ke dalam rebung dan melemparkan tunas ke dalam api, sehingga menciptakan ledakan keras. Setelah itu, kembang api berevolusi. Tabung kertas menggantikan batang bambu, misalnya, dan bukannya melemparkan tabung dalam api, orang menambahkan sekring yang terbuat dari kertas tisu.
Pada abad ke-10, orang Tiongkok telah mengetahui bahwa mereka dapat membuat bom dengan mesiu, dengan demikian mereka menempelkan petasan ke anak panah untuk menembak musuh. Setelah 200 tahun, kembang api diasah menjadi roket yang dapat ditembakkan ke musuh tanpa bantuan panah.
Teknologi ini masih digunakan sekarang dalam pertunjukan kembang api. Pada 1295, seorang penjelajah, Marco Polo membawa kembang api ke Eropa dari Asia. Namun, menurut lembaga riset Smithsonian, orang Eropa mengenalnya sebagai senjata mesiu selama Perang Salib beberapa tahun sebelumnya. Kemudian, sekitar abad ke-13, bubuk mesiu dan resep sampai ke Eropa dan Arab melalui diplomat lain, penjelajah dan misionaris Fransiskan.
Dari sana, Barat mengembangkan teknologi kembang api menjadi senjata yang lebih kuat yang kita kenal sekarang sebagai meriam dan musket. Orang-orang di Barat masih mempertahankan gagasan asli tentang kembang api dan menggunakannya selama perayaan.
Penghibur juga menggunakan kembang api sebagai medianya di Inggris pada abad pertengahan. Di Inggris, para penguasa menggunakan pertunjukan kembang api untuk menghibur pengikutnya.
Pertunjukan kembang api kerajaan pertama diperkirakan terjadi pada hari pernikahan raja Inggris, Henry VII pada 1486. Tidak kalah, kaisar Rusia pertama yang dijuluki Czar Peter the Great of Russia juga mengadakan pertunjukan kembang api selama 5 jam untuk menandai kelahiran putranya. (msnc/wkp/es)