Sepuluh Reruntuhan Kota Paling Populer Dunia

sepuluh-reruntuhan-kota-paling-populer-dunia

BERBAGAI peradaban ku­no di seluruh dunia be­ser­ta kota-kota megah di dalamnya pernah kita pelajari ke­tika masih berse­kolah. Pertanyaanya, masih ada­kah kota megah tersebut di dunia saat ini?

Apabila ada yang ingin ber­kun­jung, beruntunglah, karena kota megah tersebut masih ada di dunia, ada yang masih berdiri me­gah dan ada yang sudah berubah menjadi reruntuhan.

Meski menjadi reruntuhan, na­mun tempat tersebut sangat ter­kenal di kalangan para wisata­wan man­canegara. Banyak alas­an yang me­nyebabkan hancurnya beberapa kota megah itu, mulai dari di­ting­galkan penduduknya, peperangan, ben­cana alam dah­syat, perubahan iklim, hingga ka­lah bersaing de­ngan kota lainnya. Berikut be­be­rapa rerun­tuhan kota paling ter­kenal di kala­ngan turis man­canegara:

1. Carthage

Sekarang reruntuhan kota ini terletak di negara Tunisia, Car­thage (Kartago) dulunya didirikan oleh bangsa Fenisia, dan menjadi salah satu kota penting saat itu di Mediterania. Waktu itu, kota ini merupakan rival kota dagang lain­nya, seperti Syracouse dan Rome.

Kota ini sempat dihancurkan bangsa Romawi kuno pada 146 Sebelum Masehi. Saat itu, bangsa Romawi menjarah harta benda, menangkap, memperkosa, dan memperbudak penduduk Cart­hage.

Setelah itu, Carthage dibangun ulang bangsa Romawi dan men­jadi salah satu kota strategis di uta­ra benua Afrika untuk memper­tahankan eksistensi kerajaan Ro­mawi kuno. Namun, pada 698 Ma­sehi, kota ini ditaklukkan kerajaan Islam, dan sisa reruntuh­annya da­pat kita saksikan hingga sekarang ini.

2. Troya

Troya merupakan kota legen­daris yang terletak di barat laut Ana­tolia (sekarang negara Turki). Troya juga terkenal akan ketang­guhannya, merupakan salah satu kota yang sulit ditaklukkan saat itu, sehingga kota ini diabadikan keberadaannya dalam sebuah syair kepahlawanan Homer, naskah the Iliad.

Berdasarkan syair itu, keme­gahan Yunani belum lengkap apa­bila belum menguasai Troya. Dan akhirnya, kota ini dapat dikua­sai bangsa Yunani dengan berbagai tipu muslihat dan kesalahan bangsa Troya sendiri. Diperkirakan, ke­hancuran kota ini terjadi pada abad ke 13 Sebelum Masehi.

3. Memphis

Memphis yang didirikan seki­tar 3.100 Sebelum Masehi, meru­pakan kota legendaris yang letak­nya di selatan Kairo.

Saat itu, kota megah ini me­rupakan kediaman Raja Menes, yakni raja yang mem­persatukan kerajaan Mesir utara dan kerajaan Mesir selatan.

Memphis adalah ibu kota per­tama Mesir kuno. Setelah Menes wafat, kota ini diperluas pada di­nasti Saqqara. Kota ini pun per­nah dikuasai beberapa kerajaan besar, mulai dari Nubia, Assyiria, Persi dan bahkan Alexander the Great dari Macedonia pun pernah me­ngua­sai kota ini.

4. Babylon

Reruntuhan kota selanjutnya terletak di selatan kota Baghdad-Irak adalah Babylon. Babylon merupakan ibu kota dari kerajaan Babylonia, kerajaan kuno Meso­po­tamia yang berkembang di se­panjang aliran sungai Euphrates.

Kota ini sempat menjadi ba­gian kerajaan Anarchy Circa pada 1180 dan sekali dikuasai ke­rajaan Assyrian pada abad ke-9.

Salah satu daya tarik tempat ini yakni saat Raja Babilonia saat itu, Nebukanedzzar (604-562 SM) membuat taman gantung indah di tengah-tengah kota. Namun saat ini, kita hanya bisa menyaksikan reruntuhan kota legendaris ini.

5. Taxila

Terletak di barat daya Pakistan, Taxila merupakan reruntuhan kota yang dulunya pernah dikuasai ke­rajaan Persia, semasa peme­rin­tahan Raja Darius the Great pada 518 SM.

Pada tahun 326 SM, kota ini ju­ga diserang Alexander the Great, dan memaksa kerajaan Persia mun­dur dari kota ini. Setelah itu, kota ini ditinggalkan Alexander, dan pada abad ke 1 SM menj­adi salah satu kota pen­ting dalam perkem­bangan agama Buddha.

Saat itu, kota ini memper­te­mu­kan tiga jalan utama perda­ga­ngan. Namun ketika volume orang yang masuk kota menurun drastis, kota ini akhirnya melemah dan dihan­cur­kan oleh bangsa Huns (Mongol) pada abad ke-5.

6. Mohenjodaro

Walaupun dibangun sekitar 2600 Sebelum Masehi, reru­ntuhan kota Mohenjodaro masih dapat kita saksikan kemegah­annya di ne­gara Pakistan. Kota ini terbilang rapi karena tata ruang kota terlihat jelas, mulai dari jalan dan saluran pembuangan.

Seperti halnya Babylon dan Memphis, Mohenjodaro terma­suk kota yang berdiri dan berkem­bang dekat aliran sebuah sungai, yakni sungai Indus. Selain itu, reruntuhan kota ini juga masuk dalam situs warisan dunia yang dilindungi UNESCO.

7. Leptis Magna

Satu lagi kota penting di utara benua Afrika yang pernah dikuasai bangsa Romawi kuno, Leptis Magna. Saat ini, reruntuhan kota Lep­tis terletak di timur kota Tripoli, Libya.

Sebagai salah satu kota pen­ting, Leptis dianugerahi pelabuhan alami, sehingga kapal-kapal besar dapat bersender di dermaga Leptis. Saat itu, kota ini termasuk kota aman dan kuat milik Romawi, buk­tinya Raja Romawi bernama Sep­timius Severus (193-211 SM) lahir di kota ini.

8. Persepolis

Persepolis atau Parsa meru­pa­kan ibu kota dari kerajaan Per­sia kuno, yang letaknya 70 km timur laut dari Shirz, Iran. Sebagai ibu kota kerajaan Persia, kein­dahan kota ini masih dapat kita saksikan dari sisa reruntuhan kota, berupa kepingan-kepingan lukis­an pada dinding dan pilar.

Saat Alexander the Great mela­ku­kan ekspansi, kota ini sempat di­bakar, dihancurkan kerajaan Ma­cedonia. Akhirnya, setelah Persia mengalah, Perse­polis dijadikan ibu kota Provinsi Macedonia saat itu.

9. Pompeii

Pada Agustus 79 Masehi, gu­nung berapi Vesuvius yang le­tak­nya di pesisir barat daratan Ita­lia, meletus dengan dahsyat­nya, se­hing­ga menyebabkan be­berapa ko­ta di dekatnya, khusus­nya Pompeii tertutupi debu dan bahan vulkanik lainnya sedalam beberapa meter.

Kota ini hilang selama 1600 ta­hun. Selama kurun waktu itu, se­luruh isi kota, mulai dari vas bunga, meja hingga penduduk Pompeii se­akan dibekukan waktu atau me­ngalami proses pemu­mian secara alami.

Saat ini, Pompeii menjadi salah satu destinasi favorit turis man­canegara yang melancong ke negara Italia, khususnya yang ingin melihat kota Pompeii waktu dulu.

10. Petra

Kota ini dulunya merupakan masterpiece dari peradaban kuno za­man dulu, tepatnya bekas ibu kota kerajaan Nabatean. Rerun­tu­han kota ini sempat hilang dari peta, sampai ditemukan kembali tra­veler Swiss, Johann Ludwig Bur­ckhardt pada 1812.

Kota ini sungguh unik, karena di­bangun di dalam celah canyon Wadi Musa, dengan memahat ba­tuan di dalamnya. Saat masa jaya­nya, kota ini dilalui para pedagang dari Tiongkok dan dari Eropa, se­bagai tempat transit/istirahat di jalur sutra.

Namun, karena sering dilanda gem­pa, para penghuni di dalam kota banyak yang pindah dan me­ngungsi. Akhirnya sekitar abad ke-6, Petra benar-benar ditinggal­kan pen­duduknya. (tpc/bsc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi