BERBAGAI peradaban kuno di seluruh dunia beserta kota-kota megah di dalamnya pernah kita pelajari ketika masih bersekolah. Pertanyaanya, masih adakah kota megah tersebut di dunia saat ini?
Apabila ada yang ingin berkunjung, beruntunglah, karena kota megah tersebut masih ada di dunia, ada yang masih berdiri megah dan ada yang sudah berubah menjadi reruntuhan.
Meski menjadi reruntuhan, namun tempat tersebut sangat terkenal di kalangan para wisatawan mancanegara. Banyak alasan yang menyebabkan hancurnya beberapa kota megah itu, mulai dari ditinggalkan penduduknya, peperangan, bencana alam dahsyat, perubahan iklim, hingga kalah bersaing dengan kota lainnya. Berikut beberapa reruntuhan kota paling terkenal di kalangan turis mancanegara:
1. Carthage
Sekarang reruntuhan kota ini terletak di negara Tunisia, Carthage (Kartago) dulunya didirikan oleh bangsa Fenisia, dan menjadi salah satu kota penting saat itu di Mediterania. Waktu itu, kota ini merupakan rival kota dagang lainnya, seperti Syracouse dan Rome.
Kota ini sempat dihancurkan bangsa Romawi kuno pada 146 Sebelum Masehi. Saat itu, bangsa Romawi menjarah harta benda, menangkap, memperkosa, dan memperbudak penduduk Carthage.
Setelah itu, Carthage dibangun ulang bangsa Romawi dan menjadi salah satu kota strategis di utara benua Afrika untuk mempertahankan eksistensi kerajaan Romawi kuno. Namun, pada 698 Masehi, kota ini ditaklukkan kerajaan Islam, dan sisa reruntuhannya dapat kita saksikan hingga sekarang ini.
2. Troya
Troya merupakan kota legendaris yang terletak di barat laut Anatolia (sekarang negara Turki). Troya juga terkenal akan ketangguhannya, merupakan salah satu kota yang sulit ditaklukkan saat itu, sehingga kota ini diabadikan keberadaannya dalam sebuah syair kepahlawanan Homer, naskah the Iliad.
Berdasarkan syair itu, kemegahan Yunani belum lengkap apabila belum menguasai Troya. Dan akhirnya, kota ini dapat dikuasai bangsa Yunani dengan berbagai tipu muslihat dan kesalahan bangsa Troya sendiri. Diperkirakan, kehancuran kota ini terjadi pada abad ke 13 Sebelum Masehi.
3. Memphis
Memphis yang didirikan sekitar 3.100 Sebelum Masehi, merupakan kota legendaris yang letaknya di selatan Kairo.
Saat itu, kota megah ini merupakan kediaman Raja Menes, yakni raja yang mempersatukan kerajaan Mesir utara dan kerajaan Mesir selatan.
Memphis adalah ibu kota pertama Mesir kuno. Setelah Menes wafat, kota ini diperluas pada dinasti Saqqara. Kota ini pun pernah dikuasai beberapa kerajaan besar, mulai dari Nubia, Assyiria, Persi dan bahkan Alexander the Great dari Macedonia pun pernah menguasai kota ini.
4. Babylon
Reruntuhan kota selanjutnya terletak di selatan kota Baghdad-Irak adalah Babylon. Babylon merupakan ibu kota dari kerajaan Babylonia, kerajaan kuno Mesopotamia yang berkembang di sepanjang aliran sungai Euphrates.
Kota ini sempat menjadi bagian kerajaan Anarchy Circa pada 1180 dan sekali dikuasai kerajaan Assyrian pada abad ke-9.
Salah satu daya tarik tempat ini yakni saat Raja Babilonia saat itu, Nebukanedzzar (604-562 SM) membuat taman gantung indah di tengah-tengah kota. Namun saat ini, kita hanya bisa menyaksikan reruntuhan kota legendaris ini.
5. Taxila
Terletak di barat daya Pakistan, Taxila merupakan reruntuhan kota yang dulunya pernah dikuasai kerajaan Persia, semasa pemerintahan Raja Darius the Great pada 518 SM.
Pada tahun 326 SM, kota ini juga diserang Alexander the Great, dan memaksa kerajaan Persia mundur dari kota ini. Setelah itu, kota ini ditinggalkan Alexander, dan pada abad ke 1 SM menjadi salah satu kota penting dalam perkembangan agama Buddha.
Saat itu, kota ini mempertemukan tiga jalan utama perdagangan. Namun ketika volume orang yang masuk kota menurun drastis, kota ini akhirnya melemah dan dihancurkan oleh bangsa Huns (Mongol) pada abad ke-5.
6. Mohenjodaro
Walaupun dibangun sekitar 2600 Sebelum Masehi, reruntuhan kota Mohenjodaro masih dapat kita saksikan kemegahannya di negara Pakistan. Kota ini terbilang rapi karena tata ruang kota terlihat jelas, mulai dari jalan dan saluran pembuangan.
Seperti halnya Babylon dan Memphis, Mohenjodaro termasuk kota yang berdiri dan berkembang dekat aliran sebuah sungai, yakni sungai Indus. Selain itu, reruntuhan kota ini juga masuk dalam situs warisan dunia yang dilindungi UNESCO.
7. Leptis Magna
Satu lagi kota penting di utara benua Afrika yang pernah dikuasai bangsa Romawi kuno, Leptis Magna. Saat ini, reruntuhan kota Leptis terletak di timur kota Tripoli, Libya.
Sebagai salah satu kota penting, Leptis dianugerahi pelabuhan alami, sehingga kapal-kapal besar dapat bersender di dermaga Leptis. Saat itu, kota ini termasuk kota aman dan kuat milik Romawi, buktinya Raja Romawi bernama Septimius Severus (193-211 SM) lahir di kota ini.
8. Persepolis
Persepolis atau Parsa merupakan ibu kota dari kerajaan Persia kuno, yang letaknya 70 km timur laut dari Shirz, Iran. Sebagai ibu kota kerajaan Persia, keindahan kota ini masih dapat kita saksikan dari sisa reruntuhan kota, berupa kepingan-kepingan lukisan pada dinding dan pilar.
Saat Alexander the Great melakukan ekspansi, kota ini sempat dibakar, dihancurkan kerajaan Macedonia. Akhirnya, setelah Persia mengalah, Persepolis dijadikan ibu kota Provinsi Macedonia saat itu.
9. Pompeii
Pada Agustus 79 Masehi, gunung berapi Vesuvius yang letaknya di pesisir barat daratan Italia, meletus dengan dahsyatnya, sehingga menyebabkan beberapa kota di dekatnya, khususnya Pompeii tertutupi debu dan bahan vulkanik lainnya sedalam beberapa meter.
Kota ini hilang selama 1600 tahun. Selama kurun waktu itu, seluruh isi kota, mulai dari vas bunga, meja hingga penduduk Pompeii seakan dibekukan waktu atau mengalami proses pemumian secara alami.
Saat ini, Pompeii menjadi salah satu destinasi favorit turis mancanegara yang melancong ke negara Italia, khususnya yang ingin melihat kota Pompeii waktu dulu.
10. Petra
Kota ini dulunya merupakan masterpiece dari peradaban kuno zaman dulu, tepatnya bekas ibu kota kerajaan Nabatean. Reruntuhan kota ini sempat hilang dari peta, sampai ditemukan kembali traveler Swiss, Johann Ludwig Burckhardt pada 1812.
Kota ini sungguh unik, karena dibangun di dalam celah canyon Wadi Musa, dengan memahat batuan di dalamnya. Saat masa jayanya, kota ini dilalui para pedagang dari Tiongkok dan dari Eropa, sebagai tempat transit/istirahat di jalur sutra.
Namun, karena sering dilanda gempa, para penghuni di dalam kota banyak yang pindah dan mengungsi. Akhirnya sekitar abad ke-6, Petra benar-benar ditinggalkan penduduknya. (tpc/bsc/es)