Jamur Akar Paling Ditakuti Petani Kopi

jamur-akar-paling-ditakuti-petani-kopi

Redelong, (Analisa). Penyakit jamur akar putih, coklat dan hitam (rigidoporus lignosus, phellinus no­xius dan roselina bunodes) yang menyerang tanaman kopi, paling ditakuti petani di Ka­bupaten Aceh Tengah (Ateng) dan Kabu­paten Bener Meriah. Batang kopi yang ter­serang, daunnya mengering, tanaman me­nguning, layu, rontok dan akhirnya mati.

Menurut penuturan petani di dua kabu­paten itu, tanaman kopi banyak yang dise­rang jamur akar.

Melihat dampaknya cukup luas bagi kelangsungan tanaman kopi di daerah itu, petani berharap Pemerintah Ka­bupaten (Pemkab) Ateng melalui dinas ter­kait segera mengupayakan pencegahan dan penyebaran jamur akar.

Seorang petani kopi, Aan (40) asal Jonto, Kampung Mekar Ayu, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah kepada Analisa, Selasa (8/1) menyebutkan, jika ketiga jenis jamur tersebut menyerang, tanaman kopi dipastikan akan mati.

Karenanya petani terpaksa harus mene­bang pohon kopi terserang penyakit jamur akar itu dan menggantinya dengan tanaman yang baru.

Prosesnya membutuhkan waktu cukup lama, 3-4 tahun agar bisa berpro­duk­si kem­bali. Jamur akar menyerang tanaman tua dan tanaman muda.

Aan menyebutkan, ada juga pihak ber­pendapat bahwa jamur akar asalnya dari po­hon pelindung kopi, yakni pohon lam­toro. Padahal mayoritas petani Gayo menaungi tanaman kopinya dari sinar matahari, angin dan hujan dengan lamtoro. Namun, banyak juga yang menyatakan jamur akar da­tangnya dari kopi yang terserang bakteri menular dari satu batang ke batang kopi lain­nya.

”Kalau dalam satu hektare tanaman kopi ada satu batang terkena jamur akar bisa meluas dan seluruhnya akan ikut terserang jamur akar. Jika sudah terserang, tidak ada pilihan lain kecuali menebang semuanya dan menanam kembali,” ujar bapak dua anak ini.

Sampai hari ini belum ada obat khusus yang bisa menghilangkan penyakit jamur akar tanaman kopi. Aan sudah menanyakan ke dinas terkait dan disebutkan obatnya be­lum ada. Padahal hampir 85 persen ma­sya­rakat di dataran tinggi Gayo adalah pe­tani kopi, seharusnya pihak dinas bisa meng­ha­dirkan obat jamur akar.

Ditambahkan, pengendalian yang bisa dilakukan adalah dengan sanitasi mem­bongkar tanaman yang sakit bersama akar-akarnya sampai bersih, lalu dibakar. Fu­ngisida dioleskan pada pangkal batang/akar tanaman sakit atau sebagai tindakan pre­ventif dapat menggunakan agens hayati Tri­choderma sp.

Selain itu, dapat membuat parit isolasi sedalam 60–90 cm, untuk mencegah pe­nye­baran pada tanaman di sekitarnya. Da­pat juga menggunakan belerang atau kapur sebanyak 300 gram per pohon, namun sifatnya hanya mencegah bukan mengobati. (jd)

()

Baca Juga

Rekomendasi