Memudarnya Optimisme Perdagangan Gerus Valuta Asia

memudarnya-optimisme-perdagangan-gerus-valuta-asia

Singapura, (Analisa). Sebagian besar mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, Rabu (9/10), dipicu oleh memudarnya optimisme tercapainya kesepakatan perdagangan menjelang negosiasi dagang AS-Tiongkok yang akan digelar pekan ini.

Investor mengkhawatirkan akan munculnya friksi-friksi perdagangan baru setelah Pemerintah AS menyatakan akan menerapkan pembatasan visa bagi para pejabat Tiongkok yang dituduh telah melakukan pelanggaran HAM terhadap warga Muslim Uighur. 

Pada Senin (7/10), AS memutuskan untuk memasukkan 28 organisasi Tiongkok ke dalam daftar hitam perdagangan terkait dugaan pelanggaran HAM di daerah Xinjiang.

Di antara sejumlah mata uang Asia, rupee memimpin pelemahan dengan penurunan 0,2 persen. Disusul oleh ringgit dengan penurunan 0,1 persen.

Rupee beringsut lebih rendah dipicu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi global di tengah sengketa perdagangan AS-Tiongkok yang berkepanjangan. Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, dunia saat ini tengah menghadapi perlambatan ekonomi global, namun salah satu negara yang paling terdampak adalah India.

Dia menambahkan bahwa ekonomi global mengalami perlambatan yang tersinkronisasi dan pemerintah perlu menyelesaikan konflik perdagangan dengan cepat, dengan pertumbuhan yang lebih lambat di hampir 90 persen dunia.

Ringgit turun tipis terhadap dolar AS karena impor Malaysia merosot ke level terendah sejak Agustus 2009 dipicu oleh lemahnya permintaan barang modal, menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara itu akan melambat hingga beberapa bulan ke depan. 

Impor turun 12,5 persen pada Agustus 2019 dibandingkan tahun sebelumnya dan lebih tinggi dari proyeksi penurunan para ekonom dalam survei Bloomberg 8 persen. Sementara ekspor turun 8 persen, meleset dari estimasi para analis dengan kenaikan 2,7 persen. 

Pasar keuangan di Korea Selatan tutup karena libur nasional.

Rupiah melemah terhadap dolar AS pada Rabu karena investor masih berhati-hati di tengah memanasnya kembali ketegangan perdagangan AS-Tiongkok menjelang perundingan dagang kedua negara pada 10-11 Oktober mendatang. Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan, pelaku pasar mengkhawatirkan munculnya friksi-friksi baru antara AS dan Tiongkok yang nantinya akan meningkatkan ketegangan perdagangan antara kedua negara.

Hal itu berpotensi terjadi setelah AS menuduh Tiongkok melakukan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur, namun tudingan itu dibantah oleh Tiongkok. Dengan alibi pelanggaran HAM itu, Washington menambah daftar hitam terhadap beberapa perusahaan teknologi Tiongkok sehingga entitas perusahaan Negeri Tirai Bambu itu tidak bisa berbisnis dengan AS.

Pada awal perdagangan rupiah dibuka pada 14.150

Pada pukul 10.00 rupiah berada pada level 14.175

Di akhir perdagangan rupiah berada pada tingkat 14.165, melemah dari perdagangan sebelumnya.

Kurs terakhir berbagai mata uang Asia terhadap dolar AS, tercatat sebagai berikut:

Dolar Singapura: 1,382, turun dari 1,380

Dolar Taiwan: 30,84, turun dari 30,81

Won Korea: -

Baht Thailand: 30,33, naik dari 30,47

Peso Pilipina: 51,75, turun dari 51,74

Rupee India: 71,11, turun dari 71,02

Ringgit Malaysia: 4,196, turun dari 4,188

Yuan Tiongkok: 7,142, turun dari 7,123

Di Tokio, yen beringsut lebih rendah terhadap dolar AS pada Rabu di tengah memanasnya kembali sengketa perdagangan AS-Tiongkok, dengan AS munuduh Tiongkok telah melakukan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur.  

Dengan tudingan tersebut, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk memasukkan sejumlah perusahaan Tiongkok ke daftar hitam perdagangan, berdampak pada terhalangnya akses bisnis beberapa perusahaan teknologi Tiongkok ke AS. 

Dolar AS terakhir tercatat 107,14 yen, naik 0,1 persen dibandingkan dengan level sebelumnya.

Di London, euro masih melanjutkan kenaikan terhadap dolar AS pada Rabu menjelang negosiasi perdagangan antara AS dan Tiongkok yang akan dilangsungkan pekan ini. 

Namun, investor masih khawatir akan munculnya masalah baru setelah AS menambahkan sejumlah perusahaan Tiongkok ke dalam daftar hitam perdagangan dengan tuduhan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur di daerah Xinjiang.

Yen  Jepang: 107,33, naik dari 106,94

Franc Swiss: 0,9937, naik dari 0,9913

Dolar Kanada: 1,3320, naik dari 1,3306

Sterling terhadap dolar: 1,2223, naik dari 1,2206

Euro terhadap dolar: 1,0981, stabil

HARGA EMAS

Di  Comex  New York, harga emas menguat pada pembukaan Rabu.

Kontrak Desember 2019 diperdagangkan pada level $1.513,70 per ounce, naik $0,65.

Harga spot kitco pada pukul 13.30 GMT (20.30 WIB) tercatat $1.507,30  per ounce, naik 0,15 persen.

Di London, harga emas melingsir pada Rabu di tengah ketidakpastian perundingan perdagangan AS-Tiongkok dan Brexit menjelang risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve AS (Fed) pada September lalu, yang akan menjadi indikator pemangkasan suku bunga di masa mendatang.

Pemerintah AS pada Selasa (9/10) melakukan pembatasan visa bagi pejabat Tiongkok sebelum negosiasi dagang yang akan dilangsungkan pekan ini. Langkah itu dilakukan atas tuduhan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur.

London, harga emas $1.502,82 per ounce, turun 0,2 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Harga perak tercatat $17,79 per ounce, naik 0,5 persen dari penutupan sebelumnya.

Di Singapura, harga emas menguat pada Rabu didukung oleh memudarnya optimisme seputar kemajuan perdagangan AS-Tiongkok, mendorong minat investor untuk safe-haven, dengan pasar masih menantikan risalah pertemuan kebijakan Fed yang akan menjadi penentu pelonggaran moneter di masa depan.

Di Singapura, harga emas $1.510,50 per ounce, naik 0,4 persen dari penutupan sebelumnya di New York.

Di Tokio, kontrak benchmark Oktober 2019 mencapai 5,193 yen per gram, menguat 5 dari penutupan sebelumnya. (Rtr/AP/AFP/ant/htb)

()

Baca Juga

Rekomendasi