Baghdad, (Analisa). Irak menikmati suasana malam paling tenang sejak aksi unjuk rasa antipemerintah meletus lebih sepekan lalu terkait kasus korupsi dan pengangguran.
Sedikitnya 110 orang tewas dan lebih 6.000 lagi cidera di ibukota Baghdad dan selatan, sejak pasukan keamanan mulai menumpas demonstran.
Sebagian besar kerusuhan terjadi pada malam hari, tapi Rabu (9/10) pagi tidak ada laporan tindak kekerasan serius semalam.
Pemerintah Irak mengeluarkan paket kedua pembaruan sosial yang diusulkan Selasa dalam upaya memenuhi tuntutan pemrotes antipemerintah yang berdemonstrasi di seluruh negeri itu .
Pemrotes yang menuntut pembubaran pemerintah dan kelompok politik yang mereka pandang sebagai korup telah bentrok dengan pasukan keamanan Irak, terutama di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan di Irak Selatan.
Rencana 13-poin pada Selasa yang dikeluarkan Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi berpusat pada subsidi dan perumahan buat orang miskin, serta gagasan pendidikan dan pelatihan buat pemuda pengangguran.
Setelah pertemuan kabinet, perdana menteri tersebut mengunggah paket pembaruannya di media sosial, walaupun kebanyakan orang Irak telah terputus dari internet dan media sosial selama beberapa hari.
Protes berlanjut pada Senin malam (7/10) di kabupaten Kota Sadr di Baghdad, dan seorang petugas keamanan tewas, walaupun sebagian besar wilayah Irak lebih tenang dibandingkan kondisinya selama satu pekan, sementara politisi mencari jalan untuk mengakhiri aksi perlawanan.
Pasukan keamanan Irak mulai menangkap pemrotes setelah malam turun pada Selasa (8/10) di beberapa bagian timur dan barat-laut Baghdad, kata beberapa sumber polisi kepada Reuters pada Rabu.
Polisi menyiarkan gambar pemrotes belum lama ini untuk mengidentifikasi dan menangkap mereka. Komisi tinggi setengah resmi Irak urusan hak asasi manusia mengatakan sebanyak 500 orang telah dibebaskan dari 800 orang yang ditahan pekan lalu. (Rtr/es)