Oleh: Rhinto Sustono
SEJAK zaman kerajaan silam, batu akik pancawarna sudah banyak peminatnya. Bukan tanggung, para pembesar kerajaan selalu mengincar jenis akik ini untuk meningkatkan kharisma dan kewibawaannya.
Keindahan perpaduan lima warnanya yang menjadi satu, menjadikan jenis batu ini bukan batu sembarang. Kononmasyarakatyang percaya, akik pancawarna diangap memiliki daya supranatural yang tinggi.
Secara filosofis, perpaduan dari lima warna dalam satu batu ini, kerap diartikan sebagai kekuatan lima panca indera yang menyatu dalam wadah tubuh manusia. Batu akik panca warna memiliki beragam warna dasar yang berpadu alami. Di antara yang paling menonjol, yakni merah, biru, hijau, cokelat, dan warna lainnya.
Di bumi nusantara banyak daerah penghasil batu akik. Namun tidak semua memiliki kekayaan jenis akik pancawarna, apalagi pancawarna yang memiliki keunikan tersendiri, mengandung unsur seni yang sangat tinggi.
Ketegasan percampuran warna dan motifnya membuat jenis batu ini diminati para pecinta maupun kolektor. Dalam banyak hal, gambar akik pancawarna kerap menyuguhkan lukisan abstrak yang tak pernah sama.
Dari sekian banyak varian akik pancawarna, batu garut yang digali dari tanah milik Ki Edong-lah yang paling melegenda. Pancawarna edong memang paling dicari karena kekhasannya yang tidak dimiliki batu Pancawarna lainnya.
Makanya tak perlu heran, jika pancawarna jenis lain seperti pancawarna ciangel, pancawarna cigunung herang, hingga pancawarna cikolak yang sama-sama dari Jawa Barat kerap disamakan dengan pancawarna edong. Atau bagi yang paham soal akik, ketiga jenis itu menjadi alternative pengganti pancawarna edong.
Saking unik dan langkanya pancawarna edong, para kolektor kerap saling mengolok-olok, rasanya belum bisa dikatakan kolektor akik pancawarna kalau belum memiliki batu pancawarna tersebut.
Dari segi warnanya, pancawarna edong memiliki warna yang tegas. Misalnya jika ada merahnya, maka merah pada pancawarna edongakan tegas mirip merah cabai. Ciri lain dari pancawarna edong, selalu ada corak hitam glossy-nya.
Jika terkena polesan sempurna dari perajin, warna tegas yang muncul justru tidak hanya lima, tapi bisa lebih bahkan sampai 8 warna. Pernah ditemukan pancawarna edong yang hijaunya sarat hijau daun dan berjenis kristal.
Namun soal corak motifnya, pasti beragam. Bahkan pancawarna garut ini variannya juga tidak terbatas. Varian batu garut pancawarna tidak semata pancawarna edong, ada juga ohen bungbulan dan pancawarna darson.
Selain di Jawa Barat, jenis batu pancawarna juga ditemukan di Kalimantan. Namun soal kualitasnya masih berada di bawah pancawarna edong. Bahkan Nias, Sumut, juga ada varian pancawarna sigori lafau.
Pancawarna sigori lafau juga memiliki keunikan tersendiri. Batu yang pertama kali ditemukan di Desa Laehuwa Talu Muzoi, Nias Uara ini, melengkapi jenis batu nias lainnya seperti jenis serat emas dan serat perak.
Sejumlah daerah lainnya yang juga menyimpan batu alami jenis pancawarna ini, misalnya Papua, Aceh, Sukabumi, Lampung, Bengkulu, Ambon, Sulawesi, Halmahera, Bima, dan beberapa daerah lainnya di Jawa Barat.
Di pasaran online, harga batu garut pancawarna ini bervariasi dari Rp250 ribu per butir hingga ratusan juta. Harganya yang fantastis kerap bersaing dengan batu bergambar yang tak kalah menarik untuk dimiliki. Apalagi jika motif dan warnanya luar biasa, maka harga jualnya juga jadi tak biasa.