Oleh: Juandi Manullang.
Target menuju negara maju adalah harapan seluruh bangsa Indonesia. Setiap negara pasti punya cita-cita kesana. Indonesia menghadapi tantangan berat menuju negara maju saat berusia 100 tahun pada 2045. Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin bersih dan bebas dari korupsi serta berkomitmen menerapkan pembangunan berorientasi inovasi sains dan teknologi.
Menjadi pertanyaan, apakah Indonesia sudah punya sosok pemimpin yang benar-benar bersih dan punya komitmen membenahi Indonesia menuju kemajuan?. Tentu ada, tetapi tidak banyak atau sedikit. Faktanya jelas, bahwa KPK telah menangkap banyak pemimpin daerah, pejabat negara, wakil rakyat, oknum pengusaha dan lainnya terkait korupsi maupun suap.
Selain itu, komitmen untuk maju itu masih sulit terwujud. Masih belum ada kerjasama dan komitmen yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan Indonesia maju tadi. Tidak mungkin hanya satu pihak saja yang serius dan berkomitmen tanpa pihak lainnya membantu. Tentu hasilnya akan nihil. Pemerintah pusat dan daerah harus benar-benar punya visi dan misi untuk maju serta mau bekerja keras mewujudkannya. Hal itu baru dapat menuju pada kemajuan.
Saat ini Indonesia masih berkembang dan berproses pada kemajuan. Proses itupun tampaknya sangat panjang, sehingga kita harus bekerja keras untuk itu. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 7-8 Agustus 2019 melibatkan 525 responden di 17 kota besar di Indonesia terkait visi Indonesia sebagai negara maju pada usia ke-100 tahun, menunjukkan 31, 8 persen responden menilai faktor utama yang dibutuhkan ialah pemimpin bersih, disusul pemerataan ekonomi (19,6 persen) serta pendidikan yang memajukan sains dan teknologi (17,1 persen).
Bagi penulis, pemimpin yang bersih, pemenuhan pendidikan dan kesehatan adalah hal yang utama untuk diperhatikan dan diwujudkan. Penulis setuju dengan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa menciptakan manusia unggul dan berkualitas dimulai sejak dini, dimulai dari kandungan dengan memberi asupan gizi yang cukup agar anak tidak terkena stunting, tubuh kerdil dan penyakit lainnya.
Kesehatan maupun asupan gizi itu penting karena memang SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada di Indonesialah tonggak menuju kemajuan pada tahun 2045, sebab itu, sejak dini anak harus dipenuhi segala kebutuhan kesehatan dan pendidikannya.
Setelah itu, dipenuhi pendidikan dimulai dari SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) sampai ke perguruan tinggi. Dengan pendidikan yang baik, maka generasi muda akan cerdas, berwawasan luas dan siap bersaing dengan masyarakat lainnya. Seperti kata Nelson Mandela, bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.
Dengan terpenuhinya pendidikan dan kesehatan, itulah awal mula menuju pada kemajuan dengan generasi muda yang unggul. Merekalah tonggak kemajuan yang nantinya menciptakan pemerataan ekonomi, memajukan sains dan teknologi, sehingga kita bisa maju tahun 2045. Menghadapi tantangan digital yang menjadi tuntutan zaman di masa datang, maka perlu dipersiapkan mulai dari sekarang SDM yang unggul.
Jangan sampai Indonesia hanya menjadi obyek digitalisasi, yaitu menjadi pasar bagi produk digital, yang kemudian harus menanggung dampak yang besar kata Agus Sudibyo Direktur Eksekutif Indonesia New Media Watch. Jika perlu, Indonesia bisa terintegrasi dan mampu juga menghasilkan produk digitalisasi. Itu bisa terwujud bila kemampuan generasi muda punya keahlian atau skill untuk membuatnya.
Oleh karena itu, fokus pemerintah pada periode kedua ini sudah tepat dengan berfokus pada pembenahan SDM. Itulah yang terpenting, karena generasi muda saat ini yang akan merasakan dan mengikuti perkembangan teknologi yang makin canggih dan juga generasi muda masa kini yang menjadi tonggak kemajuan menuju 2045.
Berjalan bersama
Untuk memperlancar itikad baik itu, maka kita bersamalah bertransformasi menuju 2045. Maka kita harus bersatu dengan keinginan kuat mewujudkannya. Era kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla sudah membangun infrastruktur jalan, seperti jalan tol, arteri, jembatan, bendungan dan lainnya demi percepatan perekonomian. Begitu juga diberikan Program Keluarga Harapan (PKH), pembangunan sejuta rumah bagi masyarakat dan lain sebagainya.
Selanjutnya, kita akan merasakan kerja keras pemerintah di periode kedua. Tentu akan banyak kemajuan yang kita rasakan. Tinggal bagaimana pemimpin selanjutnya mampu mengikuti terobosan besar itu serta masyarakat mau juga bersama menuju pada negara maju 2045.
Pada intinya, kita harus berjalan bersama, punya tekad dan mau untuk maju. Bukan saatnya lagi kita ribut-ribut hanya karena masalah sepele, apalagi karena politik. Masyarakat dan pemerintah diajak agar berpikir jauh kedepan mau dibawa kemana negara ini. Potensi untuk maju itu kita miliki karena banyak pula SDM Indonesia yang punya kecerdasan, skill dan berpendidikan tinggi. Itu saja dimanfaatkan dan disebarkan ke masyarakat lainnya, maka terwujudlah transformasi di tahun 2045. Jangan terus bermimpi untuk maju, tetapi kita wujudkan mimpi jadi kenyataan.
Penulis adalah Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut dan OMK ST Yakobus Sukadono.