
Karo, (Analisa). Kawasan kumuh di wilayah perkotaan, Kabupaten Karo masih ada dijumpai. Hasil survei wilayah kumuh mencapai 133 hektare, yang tersebar di 9 kelurahan Kecamatan Kabanjahe dan Berastagi.
Disampaikan Kepala Bappeda Karo Nasib Sianturi tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Karo berhasil menurunkan kawasan kumuh sampai 83 persen. Untuk mencapai angka 0 hektare permukiman kumuh maka pada tahun ini Karo berusaha menurunkan luas kawasan kumuh, yang tersisa 16 persen.
Hal itu disampaikan Nasib pada pembukaan acara Lokakarya Program Kotaku 2019, yang dihadiri para camat, kepala desa, OPD, Selasa (22/10) pukul 12.00 WIB di Hotel Rudang Berastagi.
Menurutnya lokakarya merupakan program kota tanpa kumuh, salah satu perwujudan dari komitmen pemerintah untuk penanganan kawasan kumuh. Pelaksanaan program Kotaku dilaksanakan sebagai upaya untuk membangun platform kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan pemukiman kumuh dengan menempatkan pemerintah daerah sebagai nakhoda masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan dan pemerintah pusat sebagai pendamping.
“Tahun 2020 program Kotaku dapat memfokuskan pada bidang drainase, sebab selama ini, kita tahu dan terlihat di sudut Kota Karo sering mengalami kebanjiran, akibat dari penataan drainase kurang baik,” ujar Bupati Karo Terkelin Brahmana menambahkan.
Harapan bupati, ke depan jadikan lokakarya ini menjadi pemahaman strategi dan wawasan menjadi tanpa kota kumuh. “Ini harus jadi persepsi kita semua, jangan hanya fokus kepada yang tidak bermanfaat, tapi bermanfaatlah bagi masyarakat,” katanya. (dik)